densitas total radionuklida, sehingga air memiliki peran besar dalam pengurangan densitas radionuklida dibanding tanah dan akar.
-2,00E+07 0,00E+00
2,00E+07 4,00E+07
6,00E+07 8,00E+07
1,00E+08 1,20E+08
50 100
150 200
250 300
350 400
Hari setelah Kejadian J
um lah I
-131 B
q m
2
I_131 Hujan I_131 Tanah
I_131 Akar
Gambar 9 Profil pengaruh hujan, tanah, akar, terhadap densitas I-131
permukaan tanah jarak 5 km arah selatan
4.10 Pemilihan Metoda, Pengujian dan Pemodelan
Pengolahan data dalam pemilihan metode terbaik dengan AcrGis 9.3
menggunakan 3 pilihan metoda : 1 Inverse Distance Weighting IDW
Geostatistik; 2 Kriging Geostatistik dan 3 Radial Basis Function Geostatistik. Hasil terbaik metode adalah dengan menggunakan Metoda Radial Basis Function
Geostatistik. Validasi data hasil spasial radionuklida terukur dengan data perkiraan menghasilkan garis linier, dengan data error tersebar, sehingga
pemodelan dengan radial bais function lebih baik dari metoda kriging dan IDW. Model distribusi gaussian dipergunakan dalam menghitung dispersi
radionuklida dalam waktu yang lama di atmosfir, model ini telah diterima secara luas dalam kaitannya dengan radiologi. IAEA 1980. Model ini dapat mewakili
distribusi pelepasan radionuklida dalam jangka pendek dalam hari maupun jangka panjang pada jarak beberapa kilometres dari sumber radiasi Heinemann 1980.
Penyederhanaan dalam cara perhitungan radionuklida adalah dengan mengasumsikan bahwa konsentrasi radionuklida berada dalam titik tertentu yang
berada di udara yang dirumuskan dalam IAEA 2001.
4.10.1 Ekplorasi dan Pengujian Penggunaan Metoda Inverse Distance Weighting IDW
Out put model dari data input konsentrasi aktivitas radionuklida dengan menggunakan dari metoda IDW dapat dilihat pada Gambar 36 berikut
Gambar 10 Hasil model dengan metoda IDW dan pengujian data observasi dengan data perkiraan.
Hasil data yang terukur dengan data yang diperkirakan oleh model memiliki banyak titik yang tidak melalui garis linier, dan jika diamati dari data
pengukuran dan data error, data error jauh dari rata-rata median, sehingga pemodelan dengan IDW tidak menghasilkan model terbaik.
Penggunaan Metoda Kriging Geostatistik Out put model dari data input konsentrasi aktivitas radionuklida dengan
menggunakan dari metoda krigging dapat dilihat pada Gambar 37 berikut.
Gambar 11 Hasil model metoda krigging dan pengujian data observasi dengan data perkiraan.
Hasil data yang terukur dengan data yang diperkirakan oleh model memiliki banyak titik yang melalui garis linier, dan masih berkarakter baik, garis
data observasi dan data perkiraan memiliki linieritas yang cukup tinggi, tetapi jika diamati dari sebaran data pengukuran dan data error, data error jauh dari rata-
ratanya, sehingga pemodelan dengan kriging tidak menghasilkan pemodelan spasial yang terbaik.
Penggunaan Metoda Radial Basis Function RBF Hasil plot data terukur dan data hasil dalam Gambar 38 memiliki banyak
titik melalui garis linier, dan jika diamati dari sebaran data error, relatif baik dibandingkan dengan metoda krigging dan IDW, sehingga pemodelan dengan
radial basis function dapat dipertimbangkan lebih baik dari metoda lain. Selain
itu metoda RBF memiliki kelebihan dalam meramalkan data tak terukur di atas atau bawah range data; hal ini yang tidak dapat dilakukan oleh kriging.
Gambar 12 Hasil model metoda RBF dan pengujian data observasi dengan data perkiraan.
4.10.2 Validasi Metoda RBF yang dibuat
Model yang dihasilkan diuji dengan memasukan data terukur dibandingkan dengan data yang dihasilkan oleh model seperti Tabel 29.
Pembuatan plot hasil perkiraan dan data maka diperoleh garis yang memiliki linieritas yang cukup baik. Error terhadap data memiliki sebaran di antara
mediannya, seperti dalam grafik pada Gambar 39.
Tabel 16 Nilai terukur dan nilai perkiraan serta error yang dihasilkan
NO JARAK
CS-137_7D Predicted
Error 1
200.0 1089748.998
1089749.00000 0.00200
2 500.0
1065882.967 1065883.00000
0.03300 3
1000.0 519618.921
519619.00000 0.07900
4 2000.0
202654.494 202654.00000
-0.49400 5
3000.0 99839.197
99839.00000 -0.19700
6 4000.0
49398.485 49398.00000
-0.48500 7
5000.0 29398.866
29399.00000 0.13400
8 10000.0
4777.546 4778.00000
0.45400 9
15000.0 4707.476
4707.00000 -0.47600
10 20000.0
2795.039 2795.00000
-0.03900 11
25000.0 1386.208
1386.00000 -0.20800
12 30000.0
459.012 459.00000
-0.01200 13
35000.0 273.865
274.00000 0.13500
Gambar 13 Validasi terhadap model RBF
Grafik pada Gambar 39 di atas menguatkan pendapat bahwa nilai-nilai
perkiraan dari data akan mendekati nilai observasi.
4.11 Hasil Model Distribusi Spasial Radionuklida 4.11.1 Wilayah Distribusi Radionuklida
Wilayah studi dampak cemaran kecelakaan PLTN ULA meliputi kabupaten Jepara, dengan sebagian kecil wilayah kabupaten Demak, Kudus dan
Pati. Terdiri dari: 1 Kecamatan BangsriKembang Jepara, 2 Kecamatan batealit Jepara, 3 Kecamatan CluwakTrangkil Pati, 4 Kecamatan Dawe Kudus, 5