Penentuan Standar Deviasi Lebar Beluk Nilai σ
3.4.5.2 Metoda Spasial dengan Software ArcGIS 9.3
Pusat cemaran merupakan lokasi PLTN pada ketinggian cerobong 49 m sesaui data dokumen teknis rancangan reaktor PWR IAEA No.955 1977, dengan koordinat 6 o 25’40’’ LS, 110 o 47’20’’ BT. Selanjutnya dilakukan input- input titik cemaran hasil perhitungan distribusi radionuklida di udara pada peta yang telah dibuat dengan jarak 0.2 km, 0.5 km, 1 km, 2 km, 3 km, 4 km, 5 km, 10- 35 km untuk masing-masing arah angin untuk masing-masing arah angin dari 16 arah mata angin. Terdapat 13 titik untuk setiap arah mata angin yang selanjutnya titik-titik tersebut digabungkan dalam 360 derajat. Dilakukan pembuatan peta spasial daerah studi terhadap 13 x 16 x 2 = 416 data pada ArcGis untuk satu waktu setelah kejadian kecelakaan. Dilakukan pemodelan spasial untuk urutan kejadian meliputi: 7 hari setelah kejadian, 30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, 330 sampai dengan 360 hari setelah kejadian kecelakaan. Berdasarkan penjelasan BAPETEN 2003 dan IAEA 1997 bahwa dalam tindakan penaanggulangan kedaruratan nuklir wilayah cemaran akibat kecelakaan fasilitas nuklir diklasifikasikan sebagai berikut: a Precautionary Action Zone PAZ yaitu wilayah di sekitar PLTN dimana tindakan penanggulangan direncanakan dan ditetapkan sesegera mungkin setelah pernyataan terjadinya kecelakaan; b Urgent Protective Action Planning Zone UPZ yaitu wilayah di sekitar PLTN yang disiapkan dan sesegera akan ditetapkan tindakan penanggulangan berdasarkan hasil pemantauan lingkungan; c Longer Term Protective Action Planning Zone LPZ yaitu wilayah sampai dengan jarak yang relatif jauh dari UPZ, dimana tindakan penanggulangan dilaksanakan dalam jangka waktu panjang. dilaksanakan dalam jangka waktu panjang. Klasifikasi cemaran pada model distribusi spasial sesuai dengan Tabel 13 di atas luasan dibuat dalam 5 zona: 1 Dikategorikan aman apabila cemaran 0-50 mSv 0 – 18.5 kBqm 3 dengan istilah A atau LPZ; 2 Zona relokasi lingkar 2 dengan cemaran 50 -350 mSv 18.5 – 129 kBqm 3 dengan kode UPZ-2; 3 Zona relokasi lingkar 1 cemaran 350-1000 mSv 129-370 kBqm 3 dengan kode UPZ-1; 4 Zona darurat lingkar 2 cemaran 1000 – 10000 mSv 370.0-3700 kBqm 3 dengan kode PAZ-2 dan 5 Zona darurat lingkar 1 untuk cemaran 10000 mSvParts
» Model distribusi spasial raionuklida pada kecelakaan PLTN (Simulasi di PLTN Muria)
» Studi Awal Berkaitan dengan Listrik Indonesia
» Perbandingan PLTN dan Pembangkit Listrik Lain
» Cara Kerja PLTN Model distribusi spasial raionuklida pada kecelakaan PLTN (Simulasi di PLTN Muria)
» Dasar Pembangkitan Panas pada PLTN
» Reaktor Nuklir Model distribusi spasial raionuklida pada kecelakaan PLTN (Simulasi di PLTN Muria)
» Dosis Ekivalen H dalam Satuan Sievert
» Dosis Efektif Radiasi E dalam Satuan Sievert
» Dosis Ekivalen Terikat dalam Satuan Sievert
» Dosis Efektif Terikat dalam Satuan Sievert
» Dosis Efektif Kolektif dalam Satuan Sievert
» Fisika Kima Radionuklida Hasil Fisi
» Kecelakaan Nuklir akibat Gempa
» Kecelakaan akibat Kesalahan Manusia
» Distribusi Radionuklida di Lingkungan Udara
» Distribusi Radionuklida di Lingkungan Tanah
» Distibusi Radionuklida dari Kecelakaan Chernobyl .
» Dampak Radionuklida pada Lingkungan
» Kondisi Wilayah Studi dan Penelitian yang Berkaitan .
» Inverse Distance Weighting IDW
» Latar Belakang Kecelakaan Nuklir dan Kelistrikan Indonesia
» Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Kedudukan Penelitian dan Kebaruan Penelitian Novelty
» Kerusakan Reaktor Penyebab Kecelakaan Parah
» Kebolehjadian Pelelehan Inti Reaktor Penyebab Kecelakaan Parah
» Asumsi kecelakaan PLTN Muria Rujukan kecelakan PLTN sebagai perbandingan
» Standar Deviasi Lebar Beluk Pergerakan Angin
» Faktor Difusi Gaussian Parameter untuk Menentukan Densitas Radionuklida di Lingkungan Udara
» Fraksi Hasil Belah Radionuklida Ke luar Pengungkung
» Faktor Dispersi Parameter untuk Menentukan Densitas Radionuklida di Lingkungan Udara
» Curah Hujan Parameter untuk Menentukan Densitas Radionuklida di Lingkungan
» Kecepatan Pengendapan Laju Deposisi
» Parameter untuk Menentukan Densitas Radionuklida di permukaan
» Ekplorasi dan Pengujian Penggunaan Metoda Inverse Distance Weighting IDW
» Validasi Metoda RBF yang dibuat
» Model Spasial Radionuklida di Wilayah Studi
» Model Distribuasi Spasial Cs-137 pada 7 hari setelah kejadian di Udara
» Model Distribusi Spasial I-131 pada 7 hari setelah kejadian di
» Model Distribusi Spasial I-131 pada 7 Hari setelah Kejadian di Darat
» Model Distribusi Spasial Radionuklida di Darat
» Laju Degradasi Radionuklida di Darat
» Penggunaan Luasan Tanah Model Distribusi Spasial Radionuklida pada Kecelakaan PLTN Masa Depan
» Model Spasial Distribusi Radionuklida pada Kecelakaan Masa Depan
» Pengujian Statistika terhadap Data Tahun Kejadian
» Asumsi Kecelakaan Metode Analisis
» Seleksi Karakteristik Radionuklida Metode Analisis
» Penentuan Faktor Difusi Gaussian F
» Iklim wilayah studi Penentuan Faktor Deposisi
» Penentuan Densitas Radionuklida di Tanah Non-Vegetasi
» Pembuatan 260 Peta Wilayah Desa
» Metoda Spasial dengan Software ArcGIS 9.3 Rancangan Model Spasial dan Validasi Model
» Analisis Statistika Distribusi Spasial Radionuklida di Darat
» Penentuan Laju Degradasi Radionuklida di Darat
» Penentuan Perkiraan Luasan Radionuklida pada Kecelakaan PLTN
» Tujuan dan Manfaat Penelitian
» Wilayah Studi dan Waktu Penelitian
» Penentuan Faktor Dispersi oleh Dorongan Angin Nilai P
» Penentuan Standar Deviasi Lebar Beluk Nilai σ
» Penentuan Laju Pelepasan Faktor Fraksi Hasil Belah
» Penentuan Faktor Peluruhan Radionuklida
» Metoda Spasial dengan Software ArcGIS 9.3
Show more