Asumsi kecelakaan PLTN Muria Rujukan kecelakan PLTN sebagai perbandingan
Perhitungan jumlah konsentasi cemaran pada jarak, koordinat dan waktu adalah bagian yang penting dalam upaya memperkirakan distribusi radionuklida
di wilayah studi. Dasar perhitungan menggunakan parameter-parameter kondisi asumsi kecelakaan dan parameter iklim di wilayah studi, persamaan gaussian
untuk menghitung cemaran yang terdistribusi. Penelitian ini berasumsi bahwa radionuklida terdistribusi ke arah enam
belas arah angin dengan total sudut 360 derajat. Perhitungan menggunakan persamaan 3 pada halaman 84 dengan menginputkan faktor-faktor penting
wilayah studi yang berpengaruh. Data awal adalah komponen radionuklida yang keluar dari reaktor nuklir pada saat kecelakaan parah dan hasil penelitian IAEA
pada reaktor berjenis PWR ditampilkan pada Tabel 14 yang merupakan inventory hasil fisi Reaktor PWR daya 1000 Mwe.
Skrining data awal dengan mengasumsikan bahwa kebocoran reaktor tidak dapat ditangani segera dan terus menerus terjadi kebocoran menuju udara
dimaksudkan untuk melakukan seleksi radionuklida yang berperan besar sebagai cemaran bagi lingkungan. Unsur cemararan radionuklida yang dimaksud adalah
Pu-241, PU-240, Pu-239, Pu-238, Np-239, Ce-144, Ce-141, Ba-140, Cs-137, Cs- 134, Xe-133, I-131, Te-132, Ru-105, Ru-103, Mo-99, Zr-95, Sr-90 dan Sr-89.
Tabel 1 Inventory radionuklida reaktor jenis PWR 1000 Mwe.
No Radio nuklida
Waktu paruh Cosyma
Bq Tecdoc
IAEA-955 Bq 1
Xe-133 5.3 hari
7.60E+18 6.29E+18
2 I-131
8.0 hari 3.85E+18
6.29E+18 3
Cs-134 2.0 tahun
5.11E+17 2.78E+17
4 Cs-137
30.0 tahun 2.61E+17
1.74E+17 5
Te-132 78.0 jam
5.36E+18 4.44E+18
6 Sr-89
52.0 hari 3.37E+18
3.38E+18 7
Sr-90 28.0 tahun
1.75E+17 1.37E+17
8 Ba-140
12.8 hari 6.88E+18
3.38E+18 9
Zr-95 65.0 hari
6.59E+18 5.55E+18
10 Mo-99
67.0 jam 7.07E+18
5.92E+18 11
Ru-103 39.6 hari
5.07E+18 4.07E+18
12 Ru-106
1.0 tahun 1.47E+18
9.25E+18 13
Ce-141 33.0 hari
6.66E+18 5.55E+18
14 Ce-144
285.0 hari 4.03E+18
3.15E+18 15
Np-239 2.4 hari
7.92E+19 5.92E+19
16 Pu-238
86.0 tahun 3.17E+15
2.11E+15 17
Pu-239 24400.0 tahun
1.11E+15 7.77E+14
18 Pu-240
6580.0 tahun 1.06E+15
7.77E+14 19
Pu-241 13.2 tahun
2.23E+17 1.26E+17
20 Cm-242
163.0 hari 5.25E+16
1.85E+16 Sumber: Pane JS 2006, NRPB 1995, IAEA 1997
Data hasil radiasi total setelah 1 hari sampai 360 hari kejadian apabila pusat sumber tidak tertangani menginformasikan bahwa
karakteristik
cemaran radionuklida total akan mencapai jumlah aktivitas terbesar adalah pada waktu 7
hari setelah kejadian kecelakaan yang mencapai penurunan signifikan setelah radius 5 km. Hasil perhitungan radionuklida arah selatan cemaran radiasi pada
jarak 5 km dari sumber, terdapat beberapa radionuklida memiliki aktivitas di udara relatif tinggi tetapi waktu meluruh pendek antara lain Iodium-131,
Neptunium-239, Zr-95, Ce-141, Ba-140, Ce-144, Ru-103 dan Sr-89 dengan aktivitas tertinggi dalam waktu tujuh hari.
Karakteristik cemaran radionuklida dari 1 hari sampai dengan 360 hari setelah kejadian pada jarak 5 km dari sumber untuk arah selatan untuk semua
arah angin memiliki grafik dengan karakteristik yang tidak berbeda, sehingga secara umum aktivitas radionuklida tertinggi dicapai setelah tujuh hari kejadian,
dan disimpulkan bahwa cemaran radionuklida akan mengalami penurunan yang signifikan setelah tujuh hari kejadian kecelakaan. Radionuklida di udara
konsentrasinya akan berkurang sebanding dengan pertambahan jarak sumber. Semakin jauh dari sumber maka jumlah cemaran akan semakin berkurang.
Penurunan besar terjadi setelah cemaran menempuh jarak 5 km dari sumber. Oleh karena itu, dalam kondisi normal mulai jarak 5 km atau lebih merupakan jarak
yang relatif baik untuk menghindari dari cemaran radionuklida. Radionuklida dengan waktu paruh panjang dalam rentang waktu 7 hari
sampai 360 hari setelah kejadian, densitas radionuklida yang terdeposisi dari udara relatif konstan. Radionuklida yang dimaksud adalah Pu-241, Cs-137, Cs-
134 dan Sr-90 seperti disajikan pada Gambar 29. Gambar 29 menunjukkan bahwa radionuklida I-131 akan terdeposisi dari
udara dengan densitas tertinggi setelah 7 hari kejadian dan akan mengalami penurunan dengan bertambahnya waktu. Sementara densitas radionuklida Cs-137
mulai dari 7 hari sampai waktu 360 hari akan mengalam peningkatan. Radionuklida Cs-137 dan I-131 dalam penelitian ini berikutnya akan
dimodelkan lebih lanjut. Seleksi terhadap kedua radionuklida ini dikuatkan oleh banyak data mengenai fakta kecelakaan yang pernah terjadi telah ditemukan
bahwa kedua radionuklida tersebut merupakan radionuklida yang terdistribusi ke lingkungan pada jarak jauh dan waktu yang lama ketika terjadi kecelakaan PLTN.
0,0E+00 5,0E+08
1,0E+09 1,5E+09
2,0E+09 2,5E+09
3,0E+09 3,5E+09
4,0E+09 4,5E+09
1 7
30 60
90 120
150 180
210 240
270 300
330 360
Hari setelah Kejadian D
en si
tas U n
su r
B q
m
2
Sr_89 Sr_90
Zr_95 Mo_99
Ru_103 Ru_106
Te_132 I_131
Xe_133 Cs_134
Cs_137 Ba_140
Ce_141 Ce_144
Pu_238 Pu_239
Pu_240 Pu_241
I
II
-131
Cs-137
Gambar 3 Jumlah hari setelah kejadian terhadap jenis Radionuklida pada Jarak 5 km Arah Selatan densitas radionuklida terdeposisi dari udara
Data laporan IAEA 2008 menunjukkan bahwa Cs-137 memiliki efek kesehatan bagi makhluk hidup seperti kanker dan tumor. Karakteristiknya di
lingkungan sangat mudah bereaksi dengan air menghasilkan senyawa cesium hidroksida yang mudah larut, dan memiliki karakteristik tersebar merata di
seluruh organ badan dengan konsentrasi terbesar dalam otot dan konsentrasi terkecil terdapat dalam tulang. Sementara untuk radionuklida I-131 meskipun
memiliki waktu paruh lebih pendek 8 hari, tetapi pada saat kecelakaan terjadi pada 7 hari setelah kejadian, terdistribusi ke lingkungan dengan konsentrasi tinggi dan
memiliki efek sebagai penyebab kanker tyroid. Selain itu, dari fakta kecelakaan yang pernah terjadi kedua radionuklida telah diketahui sebagai cemaran dominan
ke lingkungan pada saat kecelakaan PLTN terjadi. Oleh karena itu, kedua radionuklida masing-masing Cs-137 dan I-131 dalam penelitian ini yang diamati
lebih lanjut. Radionuklida Cs-137 dan I-131 yang akan menjadi fokus penelitian model
distribusi spasial radionuklida pada kecelakaan PLTN Muria juga sejalan dengan
laporan data IAEA 2008 yang melaporkan bahwa radionuklida penting yang diperhatikan konsentrasinya agar tidak sampai kepada manusia adalah I-131, Cs-
134 dan Cs-137. Senyawa tersebut memiliki waktu paruh 8 hari, 2 tahun dan 30 tahun. Efek radionuklida tersebut adalah gangguan kesehatan untuk jangka waktu
yang panjang misalnya adalah kanker thyroid pada masyarakat. Dilaporkan bahwa pada tahun 1991 setelah 5 tahun kejadian kecelakaan PLTN ditemukan lebih
banyak 40 per satu juta anak dibandingkan dengan sebelum kecelakaan. Antara tahun 1986-2002 terdapat hampir 5000 kasus kanker tiroid pada pada anak dan
usia remaja 0-18 tahun, diantaranya terdapat 4000 kasus kanker tiroid pada remaja kurang dari 15 tahun IAEA 2008. Kasus ini memberi informasi bahwa
kejadian kecelakaan Chernobyl memberi kontribusi pada peningkatan kanker thyroid meskipun di lapangan menunjukkan banyak variasi kanker, berupa
gondok kecil, ataupun kanker kadar rendah Hasil skrining data dan dan dari rujukan yang ada dapat disimpulkan
bahwa radionuklida Cs-137 dan I-131 adalah radionuklida penting yang berpotensi sebagai cemaran ketika kecelakaan PLTN terjadi. Kesimpulan ini
sesuai dengan Tolgyessy T Bujdoso E 1993 yang menguraikan sifat fisika kimia cesium-137 yang memiliki produk hasil fisi Barium-137m dan memiliki
waktu paruh 30,17 tahun dengan sinar emisi beta yang membentuk isomer metastabil barium-137 5 dan barium-137m 95, Barium-137m memiliki
waktu paruh 2,55 menit dan dalam peluruhannya memancarkan sinar gamma. Sejalan dengan Begichev 1989 yang menjelaskan bahwa dalam kaitannya
dengan radionuklida yang mencemari lingkungan dijelaskan bahwa yang paling bertanggung jawab adalah kedua radionuklida tersebut.
Radionuklida penting yang berpotensi mencemari lingkungan hasil proses seleksi yang perlu mendapat perhatian adalah Cs-137 dan I-131 dan dari studi
literatur pada proses pengujian nuklir Amerika Serika di Nevada tahun 1952, memberi informasi yang menguatkan bahwa cesium yang menyebar ke
lingkungan dalam bentuk cesium-134 jumlahnya kecil dan bagian terbesarnya adalah cesium-137 dengan spectrum gamma 660 keV dan 30 keV Barium.
Informasi serupa dihasilkan dari kejadian kecelakaan nuklir Chernobul 1986. Oleh karena itu Cesium-137 menjadi hal penting yang perlu dikontrol dalam