Pertumbuhan Ekonomi KONDISI PEREKONOMIAN EKONOMI ACEH

Sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan juga terus mengalami pertumbuhan yang positif. Hal ini terlihat semakin banyaknya jasa keuangan rakyat yang dibentuk oleh pemerintah daerah maupun lembaga asing untuk membantu perekonomian masyarakat. Pada tahun 2009 mencapai pertumbuhan 9.61 persen bertolak belakang pada awal-awal gempa yang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 9.53 persen. Tabel 17 Pertumbuhan ekonomi menurut lapangan usaha tahun 2005-2009 Persentase LAPANGAN USAHA Pertumbuhan 2005 2006 2007 2008 2009 1. Pertanian -3.89 1.52 3.62 0.81 3.09 2. Pertambangan dan penggalian -22.62 -2.58 -21.10 -27.31 -49.24 3. Industri pengolahan -22.30 -13.80 -10.10 -7.73 -6.06 4. Listrik, gas dan air bersih -1.95 12.06 23.70 12.73 27.07 5. Bangunan -16.14 48.41 13.93 -0.85 3.16 6. Perdagangan, hotel dan Restoran 6.64 7.41 1.70 4.59 3.28 7. Pengangkutan dan Komunikasi 14.39 10.99 10.95 1.38 4.86 8. Keuangan, sewa dan jasa perusahaan -9.53 11.77 6.02 5.16 9.61 9. Jasa-jasa 9.65 4.41 14.30 1.21 4.68 PDRB Migas -10.12

1.56 -2,36

-5.27 -5.58 Sumber : BPS Provinsi Aceh 2009 Jika dilihat pertumbuhan per kabupatenkota, pertumbuhan ekonomi cukup bervariasi. Daerah yang terkena langsung dampak tsunami tahun 2004 pertumbuhan ekonominya pada tahun 2005 bernilai negatif. Hal ini disebabkan rusaknya perekonomian daerah tersebut. Pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi tanpa migas kabupatenkota mulai mengalami perbaikan, akan tetapi pertumbuhan ekonomi dengan migas mengalami pertumbuhan negatif. Pada tahun 2007 dimana semakin banyak kegiatan proses rekontruksi dan rehabilitasi di beberapa kabupatenkota memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terdapat di Kota Banda Aceh yang mencapai 19.00 persen, kemudian disusul oleh Kota Lhoksumawe dengan 18.33 persen tanpa migas. Seiring dengan berakhirnya masa proses rekontruksi dan rehabilitasi pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah mengalami kontraksi seperti Kota Banda Aceh yang hanya mencapai 6.24 persen, Kota Lhoksumawe turun menjadi 13.28 persen dan Kabupaten Simelue yang tahun 2007 mencapai 11.59 persen turun menjadi 4.68 persen pada tahun 2009. Daerah yang tidak terimbas oleh gempa dan tsunami Aceh mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, walaupun masih dalam katagori rendah. Kabupaten Aceh Tenggara yang berada di dataran tinggi Gayo mencapai pertumbuhan 5.34 persen pada tahun 2009 demikian halnya dengan Kabupaten Aceh Tengah dengan pertumbuhan 5.57 persen. Tabel 18 Pertumbuhan ekonomi kabupatenkota tanpa migas di Provinsi Aceh tahun 2005-2009 Persentase Kabupaten Kota 2005 2006 2007 2008 2009 1. Kabupaten Simeulue -1.40 1.86 11.59 4.83 4.68 2. Kabupaten Aceh Singkil 2.30 3.80 4.92 4.23 5.27 3. Kabupaten Aceh Selatan 3.83 3.50 6.14 5.34 5.85 4. Kabupaten Aceh Tenggara 6.36 7.46 6.99 5.67 5.34 5. Kabupaten Aceh Timur 4.62 5.32 5.76 5.34 5.57 6. Kabupaten Aceh Tengah 8.76 7.42 5.93 5.57 5.57 7. Kabupaten Barat -13.93 10.59 11.95 5.91 5.46 8. Kabupaten Besar 1.55 4.27 13.87 5.77 6.50 9. Kabupaten Pidie 3.32 4.65 4.23 5.57 6.42 10. Kabupaten Bireuen 2.66 4.45 2.29 5.77 6.39 11. Kabupaten Aceh Utara -5.94 2.98 3.99 3.59 4.21 12. Kabupaten Aceh Barat Daya 2.59 4.16 4.57 4.52 4.44 13. Kabupaten Gayo Lues 4.30 5.56 4.08 4.96 5.01 14. Kabupaten Aceh Tamiang 4.21 4.87 5.32 5.12 5.64 15. Kabupaten Nagan Raya -4.11 8.16 5.49 4.04 3.65 16. Kabupaten Aceh Jaya -32.72 2.62 2.95 3.73 5.14 17. Kabupaten Bener Meriah 2.92 4.39 2.57 4.44 5.61 18. Kabupaten Pidie Jaya 2.53 3.36 5.06 5.32 6.51 19. Kota Banda Aceh 3.35 5.25 19.00 5.77 6.24 20. Kota Sabang 24.00 4.30 5.33 3.81 4.84 21. Kota Langsa 3.82 3.65 4.06 5.78 5.98 22. Kota Lhokseumawe 12.21 13.67 18.33 13.10 13.28 23. Kota Subulussalam 3.15 3.86 4.94 4.20 4.93 Provinsi Aceh 1.22

7.70 7.23

1.88 3.92

Sumber : BPS Provinsi Aceh

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Analisis Dampak Program Alokasi Dana Kampung Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kampung di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh

7 61 130

Analisis dampak dana alokasi umum terhadap ketimpangan pendapatan di provinsi Aceh tahun 2004 2009

0 17 149

Desentralisasi fiskal dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi Yogyakarta

1 12 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Pegawai (Studi Emipis Terhadap Kabupaten/Kota Di Provinsi J

0 2 18

ANALISIS HUBUNGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL TAHUN Analisis Hubungan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Tahun Anggaran 2011-2014(Studi E

0 3 15

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI.

1 4 12

DANA ALOKASI UMUM, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI BALI.

0 0 17

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 7