Ketimpangan Pendapatan Konsep dan Definisi .1 Konsep Otonomi
sehingga pendapatan per kapita pada sektor modern juga akan lebih tinggi. Hasilnya, ketimpangan antara kedua sektor itu semakin meningkat pada tahap
awal pembangunan dan kemudian menurun pada tahap selanjutnya.
Sumber : Setianegara 2003
Gambar 4 Kurva U Terbalik Kuznets Inverted U Curve Hypothesis. Ketimpangan pendapatan merupakan suatu fenomena yang masih dihadapi
oleh negara-negara
berkembang. Ketimpangan
distribusi pendapatan
mencerminkan bahwa pembagian hasil pembangunan tidak merata dirasakan oleh masyarakat. Ketimpangan pendapatan adalah suatu kondisi dimana distribusi
pendapatan yang diterima masyarakat tidak merata. Ketimpangan ditentukan oleh tingkat pembangunan, heterogenitas etnis, ketimpangan juga berkaitan dengan
kediktatoran dan pemerintah yang gagal menghargai property rights Glaeser, dalam Ajiji, 2010.
Todaro dan Smith 2006 menyatakan bahwa ketimpangan pendapatan akan menyebabkan beberapa hal, antara lain:
1. Ketimpangan pendapatan yang ekstrim akan menyebabkan inefisiensi ekonomi.
2. Ketimpangan pendapatan yang ekstrim akan melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas
3. Ketimpangan pendapatan yang ekstrim umumnya dianggap tidak adil.
Para ekonom dalam mengukur ketimpangan membedakan menjadi dua ukuran pokok distribusi pendapatan, yaitu : distribusi pendapatan perseorangan
atau distribusi ukuran pendapatan dan distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi pendapatan per faktor produksi. Penelitian ini menggunakan
Indeks Gini yang merupakan bagian dari pengukuran melalui distribusi pendapatan perseorangan .
Indeks Gini adalah berasal dari kurva Lorenz, yaitu mengukur luas daerah A yang dibentuk oleh kurva Lorenz dan garis pemerataan. Gini ratio adalah
ukuran ketimpangan atau ketidakmerataan agregat secara keseluruhan atau rasio daerah A dengan segitiga BCD yang nilainya berkisar antara 0 dan 1. semakin
kecil nilai gini ratio maka ketimpangan semakin rendah. Angka 0 adalah sempurna. Nilai antara 0,50-0,70 mengalami ketidakmerataan tinggi, nilai 0,36-
0,49 mengalami ketidakmerataan sedang dan nilai 0,20 – 0,35 mengalami ketidakmerataan rendah.
Kurva lorennz merupakan titik-titik yang menghubungkan sumbur horizontal adalah persentase kumulatif dan sumbu vertikal adalah persentase
pendapatan. Apabila kurva lorenz mendekati garis diagonal yang memotong persegi empat, maka dikatakan bahwa daerah tersebut memiliki ketimpangan yang
kecil.
Sumber : Setianegara 2003
Gambar 5 Kurva Lorenz.
Cara lain untuk menghitung Indeks Gini adalah dengan menggunakan formula berikut Wodon dan Yitzhaki, 2002:
y F
y Cov
Gini ,
2
y = pendapatan individu atau rumahtangga F = rank individu atau rumahtangga dalam distribusi pendapatan
nilainya antara 0 = paling miskin dan 1 = paling kaya y
= pendapatan rata-rata Indeks Gini relatif mudah untuk diinterpretasikan. Misalkan diketahui Indeks
Gini dalam suatu masyarakat adalah 0,4. Artinya, jika rata-rata pendapatan per kapita masyarakat tersebut sebesar Rp 1 juta, maka ekspektasi perbedaan pendapatan
per kapita antara dua individu yang diambil secara acak akan sebesar Rp 0,4 juta 0,4 x Rp 1 juta.
Interpretasi melalui kurva Lorenz juga relatif mudah. Jika kurva Lorenz terletak relatif jauh dari garis 45
, berarti ketimpangan besar. Semakin mendekati garis 45
, maka ketimpangan semakin kecil semakin merata.