Jenis dan Sumber Data Identifikasi Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6 Nama dan keterangan variabel yang digunakan dalam penelitian
Nama Variabel Keterangan
Satuan
DAU TPD
TKD BR
BP BHPBP
SB INF
KES PDD
PDRBP Gini
POP Rasio Dana Alokasi Umum
Total penerimaan daerah Total pengeluaran daerah
Belanja rutin daerah Belanja pembangunan daerah
Bagi hasil pajak dan bukan pajak Transfer pusat yang bersifat bantuan
Rasio Pengeluaran Infrastruktur Rasio Pengeluaran Kesehatan
Rasio Pengeluaran Pendidikan Pendapatan Perkapita
Gini Ratio Jumlah Penduduk
Rasio Juta Rupiah
Juta Rupiah Juta Rupiah
Juta Rupiah Juta Rupiah
Juta Rupiah Rasio
Rasio Rasio
Juta Rupiah Rasio
Jiwa
3.3 Metode Analisis 3.3.1 Analisis Deskriftif
Analisis deskriftif digunakan untuk mempermudah mendeskripsikan dan menafsirkan tabel dan grafik. Analisis ini melihat pertumbuhan ekonomi,
persebaran perekonomian dan ketimpangan antar daerah di provinsi aceh. Analisis disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Analisis Kinerja Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah seluruh tatanan, perangkat kelembagaan dan kebijakan penyelenggaraan yang meliputi pendapatan dan belanja daerah. Sumber-
sumber pengeluaran daerah terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, PAD, bagi hasil pajak dan bukan pajak, sumbangan dan bantuan, serta penerimaan
pembangunan. Perkembangan pengelolaan keuangan daerah dapat dilihat dari kinerja
keuangan pemerintah daerah, yang disajikan dengan menggunakan bantuan grafik dan tabel. Tujuannya untuk menelusuri dan mengungkapkan struktur serta pola
data tanpa mengaitkan secara kaku asumsi-asumsi tertentu. Untuk keperluan analisis ini dipergunakan data APBD dari setiap kabupatenkota di Aceh. Kinerja
keuangan daerah dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui sisi penerimaan fiscal availability dan sisi pengeluaran fiscal needs.
Sisi Penerimaan Fiscal Availability
Ketersediaan fiskal Fiscal Availability ditinjau dari tiga sumber yaitu:
1. Kemampuan keuangan yang tersedia murni berasal dari daerah yaitu PAD. Rasio PAD terhadap total penerimaan daerah menunjukkan kemandirian
fiskal dari suatu daerah, yang dapat diformulasikan : 100 …..………………………….… 3.1
Keterangan : DDF = Derajat desentralisasi fiskal Persen
PAD = Penerimaan Asli Daerah Juta Rupiah SB = DAU + DAK
TPD = Total Penerimaan Daerah Juta Rupiah = PAD + BHPBP + SB + Lain-lain pendapatan daerah yang sah
2. Kemampuan keuangan yang tersedia berasal dari transfer pusat ke daerah berupa dana bagi hasil. Dana bagi hasil ini terdiri dari bagi hasil pajak dan
bukan pajak. Rasio dana bagi hasil terhadap total penerimaan daerah menunjukkan besarnya potensi daerah terhadap sumberdaya manusia dan
sumberdaya alam. Hubungan ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 100 ……………………………….3.2
Keterangan : DPS = Derajat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia
Persen BHPBP = Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Juta Rupiah
3. Kemampuan keuangan yang tersedia berasal dari transfer pusat ke daerah yang bersifat bantuan grant. Rasio transfer dari pusat terhadap total
penerimaan daerah menunjukkan besarnya kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan atau besarnya ketergantungan daerah terhadap
pusat. Hubungan ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 100 ………………………………….. 3.3
Keterangan : DKP = Derajat ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat
Persen Semakin tinggi kemampuan keuangan daerah yang tersedia murni berasal
dari PAD, maka semakin baik kinerja keuangan daerah tersebut, dengan kata lain derajat desentralisasi fiskalnya besar mandiri.
Kinerja keuangan, yang dilihat dari sisi penerimaan khususnya derajat desentralisasi fiskal dapat dikategorikan dalam skala interval. Pengkategorian
hasil skala interval menurut hasil penelitian tim Fisipol UGM dalam Tangkilisan 2005 adalah seperti ditunjukkan dalam Tabel 7.
Tabel 7 Skala interval derajat desentralisasi fiskal DDF DDF dalam
Kemampuan Keuangan Daerah 00 - 10.00
10.01 - 20.00 20.00 - 30.00
30.01 - 40.00 40.01 - 50.00
50.00 Sangat Kurang
Kurang Cukup
Sedang Baik
Sangat Baik
Sumber: Tim Fisipol UGM dalam Tangkilisan, 2005.
Sisi Pengeluaran Fiscal Needs
Kebutuhan fiskal fiscal needs daerah merupakan konsep yang menunjukkan jumlah anggaran yang dibutuhkan daerah dalam menjalankan
pembangunan, baik untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Total pengeluaran daerah ini tertuang dalam APBD. Dengan perhitungan sebagai
berikut: