Penduduk Gambaran Perekonomian Aceh

Upaya daerah untuk meningkatkan keterlibatan penduduknya dapat dilakukan dengan memberikan kursus, pendidikan yang berkualitas dan sebagainya. Penduduk juga merupakan suatu pasar yang potensial jika di manfaatkan dengan baik. Daerah yang memiliki jumlah penduduk yang besar perekonomian akan lebih maju karena transaksi ekonomi akan semakin banyak. Penduduk Aceh setelah tsunami pada tahun 2004, hanya bertambah kurang lebih 300 ribu jiwa. Pada tahun 2005 keadaan penduduk aceh mencapai 4,08 juta jiwa dan pada tahun 2009 hanya naik menjadi 4.34 juta jiwa. Peningkatan penduduk yang cukup signifikan selama 5 tahun disebabkan banyaknya pendatang dari luar Aceh yang mencari pekerjaan di Aceh pasca tsunami dan didukung dengan keadaan keamanan kondusif. Kota sudah mulai kondusif, sehingga para transmigran yang dulunya mengungsi pada masa referendum sudah mulai kembali, walau tidak semua. Pendatang baru umumnya bekerja di sektor tersier seperti pedagangan, jasa pemerintahan dan swasta dan angkutan. Masalah kependudukan selalu berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan. Salah satu contoh adalah tingginya tingkat pertumbuhan penduduk akan berpengaruh juga pada tingginya penyediaan tenaga kerja. Penawaran tenaga kerja yang tinggi tanpa diikuti penyediaan kesempatan kerja yang cukup dan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang ada justru akan menimbulkan pengangguran di Provinsi Aceh. Penduduk Provinsi Aceh pada tahun 2006 untuk kelompok usia 0-14 tahun sebanyak 31.84 persen dan menurun menjadi 30.57 persen pada tahun 2009. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kelahiran Aceh sedikit melambat. Sementara itu kelompok usia produktif 15 – 60 tahun pada tahun 2006 mencapai 61.82 persen dan meningkat menjadi 62.82 persen pada tahun 2009. Meningkatnya penduduk usia produktif bisa menjadi keuntungan atau kerugian bagi provinsi ini. Apabila tersedia lapangan kerja yang cukup, maka kelompok usia ini dapat dimanfaatkan dengan baik dan mengurangi dampak kriminal demikian juga sebaliknya. Kelompok usia 60 tahun keatas pada tahun 2006 hanya sebesar 6.34 persen dan meningkat menjadi 6.61 persen. Peningkatan ini memberikan indikasi bahwa taraf hidup masyarakat Aceh semakin baik, karena penduduk usia lanjut semakin banyak. Penduduk Aceh yang semakin meningkat menggambarkan bahwa kondisi perekonomian dan keamanan yang semakin baik. Perekonomian Aceh juga sudah mulai menyebar ke daerah Pantai Barat terlihat dari semakin tingginya peran daerah di Pantai Barat dalam pembentukan nilai tambah bruto dari 16.82 persen tahun 2004 meningkat menjadi 26.32 persen tahun 2009. Tabel 11 Jumlah penduduk di Provinsi Aceh menurut kelompok umur tahun 2006 – 2009 000 Kelompok Umur 2006 2007 2008 2009 0–4 433.6 444.0 453.4 461.8 5–9 430.0 427.7 427.3 425.9 10 – 14 459.1 451.8 448.8 446.1 15 – 19 469.3 468.0 462.1 456.2 20 – 24 416.2 429.3 442.7 457.3 25 – 29 364.3 374.2 381.9 389.7 30 – 34 320.8 328.6 337.4 345.3 35 – 39 280.2 286.1 293.0 299.0 40 – 44 247.8 253.6 258.6 263.5 45 – 49 196.1 206.0 216.1 225.9 50 – 54 150.6 157.5 163.2 170.8 55 – 59 122.3 125.2 129.4 133.4 60 – 64 96.9 98.8 100.7 104.3 65 + 166.4 173,4 179.3 184.3 Prov Aceh 4,153.6 4,223.8 4,293.9 4,363.5 Sumber : BPS Provinsi Aceh data diolah

4.1.2. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah indikator keberhasilan pembangunan suatu daerahnegara. Daerah yang memiliki banyak jumlah penduduk berpendidikan tinggi akan memiliki modal yang besar untuk melaksanakan pembangunan dengan maksimal karena semakin tinggi pendidikan masyarakat ketelibatannya dalam proses pembangunan semakin terarah. Keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan bisa dilihat dari beberapa indikator, seperti: persentase penduduk yang buta huruf dan angka partisipasi sekolah penduduk. Keberhasilan ini turut ditentukan juga dengan jumlah anggaran bidang pendidikan yang disediakan, jumlah sekolah dan jumlah guru. Persentase penduduk yang buta huruf di Provinsi Aceh terus mengalami penurunan seiring dengan semakin meningkatnya keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan. Pada tahun 2008, persentase penduduk usia 10-14 tahun di perkotaan yang buta huruf mencapai 0.56 persen kemudian menurun hingga menjadi 0.12 persen pada tahun 2009. Sedang penduduk yang tinggal di perdesaan dari tahun 2008 jumlah yang buta huruf penduduk usia 10-14 tahun mencapai 0.96 persen menurun menjadi 0.21 persen pada tahun 2009. Walaupun secara umum penduduk yang buta huruf menurun akan tetapi untuk kelompok usia 55-59 tahun meningkat dari 3.58 persen pada tahun 2008 menjadi 4.36 persen pada tahun 2009 untuk daerah perkotaan. Sedangkan untuk kelompok usia yang sama di pedesaan justru mengalami penurunan dari tahun 2008 mencapai 13.59 persen menjadi 11.92 persen pada tahun 2009 lihat Tabel 12. Tabel 12 Persentase penduduk buta huruf menurut kelompok umur tahun 2008 – 2009 Kelompok Umur Tahun Perkotaan Pedesaan Total 2008 2009 2008 2009 2008 2009 10 – 14 0.56 0.12 0.96 0.21 1.52 0.19 15 – 19 0.52 0.00 0.24 0.00 0.76 0.00 20 – 24 0.22 0.02 0.41 0.30 0.63 0.21 25 – 29 0.45 0.09 1.05 0.99 1.5 0.71 30 – 34 0.55 0.22 1.18 1.62 1.73 1.21 35 – 39 0.77 0.43 1.86 1.88 2.63 1.46 40 – 44 1.15 0.43 6.05 3.74 7.2 2.68 45 – 49 1.38 1.29 3.18 7.44 4.56 5.41 50 – 54 3.9 1.94 6.2 9.60 10.1 7.27 55 – 59 3.58 4.36 13.59 11.92 17.17 9.66 60 – 64 4.62 6.57 17.35 14.14 21.97 12.10 65 + 12.52 6.62 30.4 26.20 42.92 21.67 Sumber : BPS Aceh Angka partisipasi sekolah menunjukkan persentase penduduk yang bersekolah pada setiap tingkatan sekolah. Semakin tinggi angka ini berarti

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Analisis Dampak Program Alokasi Dana Kampung Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kampung di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh

7 61 130

Analisis dampak dana alokasi umum terhadap ketimpangan pendapatan di provinsi Aceh tahun 2004 2009

0 17 149

Desentralisasi fiskal dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi Yogyakarta

1 12 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Pegawai (Studi Emipis Terhadap Kabupaten/Kota Di Provinsi J

0 2 18

ANALISIS HUBUNGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL TAHUN Analisis Hubungan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Tahun Anggaran 2011-2014(Studi E

0 3 15

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI.

1 4 12

DANA ALOKASI UMUM, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI BALI.

0 0 17

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 7