68.40 68.60 KONDISI PEREKONOMIAN EKONOMI ACEH

tinggi yang mengakibatkan akses terhadap sarana ekonomi, pendidikan dan sebagainya semakin baik. Tabel 22 Angka melek huruf kabupatenkota di Provinsi Aceh tahun 2005-2009 Persentase KabupatenKota Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 3 4 5 6 7 Simeulue 94.80 98.30 98.30 98.30 98.58 Aceh Singkil 96.20 96.20 96.20 96.20 96.22 Aceh Selatan 96.40 96.42 96.42 96.42 96.47 Aceh Tenggara 96.90 96.94 96.94 96.94 97.10 Aceh Timur 97.20 97.24 97.24 97.35 97.51 Aceh Tengah 97.50 97.47 97.47 98.08 98.13 Aceh Barat 89.90 89.87 94.06 94.06 94.08 Aceh Besar 96.90 96.93 96.93 96.93 96.95 Piddie 94.50 94.53 94.53 95.51 95.56 Bireuen 96.80 98.34 98.34 98.34 98.37 Aceh Utara 94.90 96.04 96.04 96.04 96.42 Aceh Barat Daya 95.70 95.70 95.70 96.22 96.25 Gayo Lues 86.70 86.70 86.70 86.70 86.97 Aceh Tamiang 97.80 98.00 98.00 98.00 98.25 Nagan Raya 89.70 89.70 89.70 89.70 89.78 Aceh Jaya 89.90 91.06 91.78 93.73 93.78 Bener Meriah 96.40 96.40 97.19 97.19 97.45 Pidie Jaya 94.20 94.20 94.20 94.23 Kota Banda Aceh 99.00 99.03 99.03 99.03 99.10 Kota Sabang 98.20 98.16 98.26 98.78 98.81 Kota Langsa 97.00 98.47 98.75 98.75 99.10 Kota Lhokseumawe 98.60 98.82 98.82 98.82 99.22 Subulussalam 96.50 9650 96,50 96,53 ACEH 96.40 96.20 96.20 96.20 96.39 Sumber : BPS Sementara itu komponen IPM lainnya yaitu proporsi angka melek huruf untuk penduduk yang berusia 15 tahun keatas juga mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 96.40 persen meningkat menjadi 96.39 persen. Peningkatan ini memberikan informasi bahwa dana alokasi umum yang diterima oleh pemerintah daerah di Provinsi Aceh telah dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di masing-masing daerah. Saat ini pemerintah daerah di Aceh telah mengeluarkan dana pendidikan sebesar 20 persen dari total APBD sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh. Tabel 23 Indek pembangunan manusia kabupatenkota di Provinsi Aceh tahun 2005-2009 KabupatenKota Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 3 4 5 6 7 1. Simeulue 65.20 66.38 67.97 68.60 68.92 2. Aceh Singkil 66.50 67.17 67.97 68.12 68.29 3. Aceh Selatan 67.70 68.41 68.87 69.18 69.64 4. Aceh Tenggara 70.20 70.58 70.96 70.99 71.23 5. Aceh Timur 68.40 68.84 69.40 69.55 70.19 6. Aceh Tengah 70.80 71.16 72.11 72.81 73.22 7. Aceh Barat 67.40 68.08 69.28 69.66 70.32 8. Aceh Besar 71.40 71.87 72.71 72.84 73.10 9. Pi d i e 69.50 69.99 70.76 71.21 71.60 10. Bireuen 71.50 72.20 72.45 72.60 72.86 11. Aceh Utara 69.70 70.44 71.39 71.47 71.90 12. Aceh Barat Daya 66.90 67.52 68.37 69.38 69.81 13. Gayo Lues 66.10 66.61 67.08 67.17 67.59 14. Aceh Tamiang 68.30 68.73 69.17 69.81 70.50 15. Nagan Raya 66.30 66.88 67.64 68.47 68.74 16. Aceh Jaya 66.80 67.77 68.23 68.94 69.39 17. Bener Meriah 67.40 68.12 68.88 69.77 70.38 18. Pidie Jaya 69.40 69.96 71.23 71.71 19. Banda Aceh 74.70 75.44 76.31 76.74 77.00 20. Sabang 73.30 73.66 74.48 75.00 75.49 21. Langsa 70.40 71.51 72.22 72.79 73.20 22. Lhokseumawe 73.10 73.80 74.65 75.00 75.54 23. Subulussalam 67.80 68.28 68.42 68.85 ACEH 69.50 69.41 70.35 70.76 71.31 Sumber : BPS Jika dilihat dari keseluruhan dari komponen yang membentuk IPM terlihat bahwa nilai IPM Provinsi Aceh mengalami perbaikan dari tahun 2005 sebesar 69.50 dengan peringkat nasional pada posisi 18 naik menjadi 71.31 pada tahun 2009 dengan di posisi 17 pada tingkat nasional. Perekonomian Aceh pasca perdamaian dan gempa terus mengalami perbaikan sehingga jumlah penduduk miskin di Aceh mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 28.47 persen pada tahun 2004 menurun menjadi 21.61 persen. Penurunan persentase kemiskinan seharusnya diikuti oleh penurunan ketimpangan wilayah karena kesejateraan masyarakat semakin baik. Jika pengalokasi dana alokasi umum yang diterima oleh pemerintah daerah tepat sasaran, maka proses pembangunan ekonomi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat sehingga memperkecil kesenjangan wilayah. Halaman ini sengaja dikosongkan This document was created with Win2PDF available at http:www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Perkembangan Kinerja Keuangan KabupatenKota

Pada analisis ini hanya melihat dari sisi penerimaan kabupatenkota di provinsi Aceh. Kinerja keuangaan dari sisi penerimaan dilihat dari tiga sisi yaitu melihat kemampuan keuangan daerah yang murni dari PAD, kemampuan keuangan daerah yang berasal dari transfer pemerintah pusat dalam bentuk DBH, dan kemampuan keuangan daerah yang berasal dari transfer yang bersifat bantuan grant.

5.1.1 Sisi Penerimaan Daerah

Jika dilihat dari sisi derajat desentralisasi fiskal yang mengukur kemampuan pendapatan asli daerah untuk menunjang keuangan daerah pada kabupatenkota di Provinsi Aceh sangat kurang. PAD sebagai salah satu indikator kemampuan daerah dalam menggali potensi sumber daya yang ada di daerah masing-masing. Perkembangan rasio PAD terhadap total penerimaan daerah pada tahun 2004 – 2009 untuk pada kabupatenkota di aceh semakin divergen, dengan rata- rata yang semakin meningkat dari 3.40 pada tahun 2005 menjadi 5.09 terlihat bahwa kemampuan penggalian potensi daerah di masing-masing kabupatenkota masih sangat rendah. Penerimaan PAD tidak sebanding dengan total pendapatan transfer dari pusat, walaupun menunjukan bahwa kemandirian fiskal mulai meningkat tapi sangat rendah. Pada tahun 2004 untuk daerah Pantai Barat, Kabupaten Simelue yang memiliki derajat desentralisasi tertinggi yaitu 10.03 persen sedangkan yang terendah terdapat di Kabupaten Gayo Lues yaitu 0.93 persen. Sementara itu daerah Pantai Timur derajat desentralisasi tertinggi terdapat di Kota Lhoksumawe sebesar 5.03 persen. Pada tahun 2009 derajat desentralisasi fiskal tertinggi di Kabupaten Aceh Utara dengan nilai 10.81 persen. Daerah ini merupakan penghasil migas sehingga pajak daerah juga tinggi. Sementara itu derajat desentralisasi terendah pada daerah Pantai Barat tahun 2009 terletak di Kabupaten Aceh Tenggara yaitu 2.28 persen. Secara umum kemampuan daerah Pantai Timur lebih besar dalam mengumpulkan pendapatan asli daerah dimana pada tahun 2004 secara rata-rata derajat desentralisasi sebesar 3.24 persen meningkat menjadi 6.13 persen pada tahun 2009, sedangkan daerah Pantai Barat hanya sebesar 3.62 pada tahun 2004 meningkat menjadi 4.06 persen pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan karena masih banyaknya kegiatan ekonomi yang ada di Pantai Timur selain itu didukung dengan sarana dan prasana infrastruktur yang lebih memadai sehingga kegiatan perekonomian berjalan lebih baik. Hasil penelitian ini tidak selaras dengan hasil penelitian Agustina 2010 terhadap semua kabupatenkota di Indonesia yang menunjukkan penurunan kontribusi PAD terhadap penerimaan daerah setelah otonomi. Peningkatan kontribusi di PAD pada masing-masing kabupatenkota di Provinsi Aceh disebabkan adanya UU No. 18 tahun 2001 tentang otonomi khusus Aceh sehingga ada penganturan penerimaan daerah yang berbeda dengan Provinsi lainnya. Secara umum peningkatan kontribusi PAD cukup baik 9.8 8.4 7.0 5.6 4.2 2.8 1.4 2004 2006 2009 Persentase Barat Timur Kab Kota 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Std Dev 2.16 1.27 1.28 1.65 2.41 2.34 Rata-rata 3.43 2.59 2.64 3.48 4.28 5.09 Sumber : BPS data diolah Gambar 18 Derajat desentralisasi fiskal kabupatenkota periode 2004-2009.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Analisis Dampak Program Alokasi Dana Kampung Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kampung di Kecamatan Blangkejeren Kabupaten Gayo Lues Provinsi Aceh

7 61 130

Analisis dampak dana alokasi umum terhadap ketimpangan pendapatan di provinsi Aceh tahun 2004 2009

0 17 149

Desentralisasi fiskal dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi di propinsi Yogyakarta

1 12 14

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN DANA BAGI Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Belanja Pegawai (Studi Emipis Terhadap Kabupaten/Kota Di Provinsi J

0 2 18

ANALISIS HUBUNGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA MODAL TAHUN Analisis Hubungan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Modal Tahun Anggaran 2011-2014(Studi E

0 3 15

PENGARUH ALOKASI DANA PERIMBANGAN TERHADAP KETIMPANGAN EKONOMI REGIONAL DI PROVINSI JAMBI.

1 4 12

DANA ALOKASI UMUM, DANA BAGI HASIL, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PROVINSI BALI.

0 0 17

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI ACEH

0 0 7