Kabupaten Bojonegoro Karakteristik Habitat

batas kebun jati dengan sawah atau saluran irigasi ditanami dengan tanaman buah- buahan, diantaranya mangga dan pisang. Tabel 12 Hasil analisis sarang ular sendok di habitat kebun jati Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan Ada ular Tidak ada ular N 1 4 Suhu permukaan tanah ºC 36,000 33,200 0,157 H diterima Kelembaban permukaan tanah 61,000 65,250 0,717 H diterima Ketinggian tempat m dpl 69,000 68,750 0,429 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 9,000 7,750 0,264 H diterima Jarak dari pemukiman m 190,800 140,425 1,000 H diterima Jarak dari sumber air m 655,900 573,200 1,000 H diterima Habitat sawah ditemukan 12 sarang ular sendok, tetapi tidak ditemukan ular didalamnya, maka untuk mengetahui sarang tersebut sama dengan sarang yang ada ular didalamnya dilakukan pengujian dengan habitat lain yang terdapat ular didalamnya. Habitat sawah berbatasan langsung dengan habitat ekoton yang mempunyai sarang terdapat ular didalamnya, sehingga dapat dilakukan pengujian dengan pembanding habitat ekoton seperti yang tersaji dalam Tabel 13. Uji Kolmogorov-Smirnov terhadap sarang pada habitat ekoton dengan sawah memberikan gambaran bahwa tidak ada perbedaan secara nyata sarang ular pada habitat ekoton dengan sarang ular yang berada di habitat sawah. Habitat ekoton merupakan batas antara sawah dengan hutan jati, sehingga masih ada kemiripankesamaan secara ekologis. Sarang ular ditemukan di pematang sawah mempunyai bentuk yang sama dengan sarang yang ada di habitat ekoton, hal ini karena sarang yang berada di habitat ekoton juga berada pada pematang yang menjadi batas antara hutan dengan sawah penduduk. Tabel 13 Hasil analisa sarang ular pada habitat ekoton dengan dengan sarang ular pada habitat sawah Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan Ekoton Sawah N 3 12 Suhu permukaan tanah ºC 33,333 33,333 0,952 H diterima Kelembaban permukaan tanah 59,667 62,500 0,952 H diterima Ketinggian tempat m dpl 79,333 70,250 0,134 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 7,500 8,167 0,952 H diterima Jarak dari pemukiman m 1401,467 732,608 0,236 H diterima Jarak dari sumber air m 597,533 450,625 0,134 H diterima Sarang ular sendok yang ditemukan pada habitat hutan jati sebanyak 4 sarang dan tidak ditemukan ular di dalamnya, sehingga untuk mengetahui apakah keberadaan sarang tersebut sama dengan sarang yang ada ularnya dilakukan pengujian dengan habitat lain yang ditemukan ular didalamnya dan mempunyai karakteristik yang hampir sama atau berbatasan. Habitat ekoton merupakan habitat yang menjadi pembatas antara hutan jati dan sawah, maka untuk pembanding dengan habitat hutan jati seperti yang tersaji dalam Tabel 14. Tabel 14 Hasil analisa sarang ular pada habitat ekoton dengan sarang ular pada habitat hutan jati. Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan Ekoton hutan jati N 3 4 Suhu permukaan tanah ºC 33,333 34,500 0,991 H diterima Kelembaban permukaan tanah 59,667 55,250 0,927 H diterima Ketinggian tempat m dpl 79,333 63,000 0,065 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 7,500 5,875 0,290 H diterima Jarak dari pemukiman m 1401,467 1358,950 0,290 H diterima Jarak dari sumber air m 597,533 279,875 0,290 H diterima Pengujian kedua habitat tersebut dengan menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov memberikan informasi bahwa sarang ular yang berada di habitat hutan jati tidak berbeda nyata dengan sarang ular yang berada di habitat ekoton. Sarang ular sendok yang ditemukan pada hutan jati yang masih digarap oleh masyarakat sebagai lahan budidaya pertanian. Lahan yang digarap masyarakat tersebut berada di lembah yang merupakan sungai tadah hujan dan pertumbuhan tanaman jati yang tidak optimal. Masyarakat menggarap lahan tersebut dengan tanaman padi pada saat musim penghujan dan tanaman palawija atau tembakau pada saat musim kemarau. Sarang ular sendok ditemukan pada pematang dan tanah gundukan untuk tanaman jati diantara lahan yang digarap oleh masyarakat. Sarang ular juga ditemukan dilembah hutan jati yang sudah tidak digarap lagi oleh masyarakat, yaitu berada pada pematang tepi saluran air atau sungai tadah hujan. Keberadaan sarang ular sendok pada wilayah tersebut disebabkan ketersediaan pakan pada wilayah tersebut, yaitu adanya indikasi sarang tikus yang banyak ditemukan.

5.5.3. Kabupaten Probolinggo

Pengamatan sarang ular sendok di Kabupaten Probolinggo dilakukan pada habitat sawah dan pemukiman yang berada di pesisir pantai utara Jawa, mengingat pada wilayah bagian selatan merupakan pegunungan. Lokasi pengamatan tersebar di Desa Jabungcandi, Randumerak, Karanganyar dan Pondok Kelor yang berada di Kecamatan Paiton. Sarang ular sendok berada di habitat sawah dan pemukiman di sepanjang jalan Probolinggo-Besuki sebanyak 37 sarang. Sarang ular sendok pada habitat sawah banyak ditemukan pada pematang yang menjadi saluran irigasi yang merupakan jalan menuju ke sawah. Saat pengamatan, sawah ditanami padi dan palawija cabe, sarang ditemukan pada tepi pematang yang menjadi tanggul irigasi dan jalan menuju sawah banyak ditanami rumput gajah dan palawija kacang hijau. Sarang ular mempunyai diameter antara 4-10 cm dengan panjang sarang antara 23-228 cm. Sarang ular sendok mempunyai ruang luas didalamnya yang digunakan untuk bersarang dan menempatkan telurnya, dari 36 sarang yang dilakukan pengukuran terdapat 3 sarang yang memiliki ruang tersebut dengan diameter antara 13-18 cm. Pengukuran terhadap suhu permukaan tanah di mulut sarang menunjukkan bahwa suhu berkisar antara 30-40⁰C dengan suhu terendah saat pengamatan pada jam 08.57 WIB dan 15.48 WIB, sedangkan untuk suhu tertinggi saat pengamatan pada jam 12.52 WIB. Kelembaban permukaan tanah pada mulut sarang berkisar antara 49-72 dengan kelembaban terendah terjadi saat pengamatan jam 10.34 WIB dan 12.44 WIB, sedangkan tertinggi saat pengukuran jam 15.22 WIB. Ketinggian lokasi ditemukan sarang ular sendok berada di 0-11 m dpl dan termasuk dalam topografi datar. Pengukuran kelembaban tanah di mulut sarang menunjukkan bahwa sebanyak 12 sarang termasuk kering 1-3, 16 sarang termasuk lembab 4-7 dan 9 sarang termasuk dalam basah 8-10. Kadar keasaman tanah pH seluruh sarang termasuk netral 7, sarang ditemukan pada jenis tanah alluvial hidromorf sebanyak 7 sarang, alluvial kelabu tua sebanyak 27 sarang dan regosol coklat vulkan sebanyak 3 sarang. Jarak keberadaan sarang ular sendok dengan sumber air berada pada jarak kurang dari 1.000 m, yaitu 36 berada 500 m dan 1 sarang 500 m. Jarak keberadaan sarang dengan pemukiman hanya 1 sarang yang berada 1.000 m dan 36 sarang berada 1.000 m 24 sarang 500m dan 12 sarang 500. Habitat sawah ditemukan sarang sebanyak 35 sarang dan salah satunya terdapat ular di dalamnya. Pengujian antara sarang ditemukan ular didalamnya dengan tidak ditemukan ular di dalamnya dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pada sarang tersebut tersaji dalam Tabel 15. Tabel 15 Hasil analisis sarang ular sendok di habitat sawah Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan Ada ular Tidak ada ular N 1 34 Suhu permukaan tanah ºC 38,000 34,794 0,139 H diterima Kelembaban permukaan tanah 50,000 57,412 0,209 H diterima Ketinggian tempat m dpl 2,000 4,912 0,271 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 10,000 5,426 0,122 H diterima Jarak dari pemukiman m 435,000 479,441 0,766 H diterima Jarak dari sumber air m 1,000 66,559 0,507 H diterima Tabel 15 diatas dengan menggunakan uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa sarang yang didalamnya terdapat ular dengan sarang yang tidak ditemukan ular didalamnya adalah tidak berbeda nyata. Sarang yang tidak ditemukan ular didalamnya merupakan sarang aktif dan masih dihuni oleh ular sendok. Sarang ular sendok banyak ditemukan pada pematang sawah yang menjadi tanggul saluran irigasi dengan topografi datar. Pematang yang menjadi tanggul irigasi mempunyai lebar antara 50-200 cm yang sebagian besar dimanfaatkan masyarakat untuk tanaman palawija, rumput gajah sebagai pemenuhan kebutuhan pahan ternak, jalan menuju ke sawah dan tempat penyemaian tanaman tembakau. Tabel 16 Hasil analisis sarang ular sendok pada habitat sawah dengan habitat pemukiman Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan Sawah Pemukiman N 35 2 Suhu permukaan tanah ºC 34,886 32,000 0,443 H diterima Kelembaban permukaan tanah 57,200 57,000 0,998 H diterima Ketinggian tempat m dpl 4,829 5,500 0,992 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 5,557 5,000 0,923 H diterima Jarak dari pemukiman m 478,171 220,000 0,443 H diterima Jarak dari sumber air m 64,686 2,500 0,336 H diterima Pada habitat pemukiman ditemukan sarang yang pada pondasi warung dan bengkel mobil, untuk mengetahui perbedaan sarang tersebut dengan sarang di habitat sawah maka dilakukan pengujian seperti yang tersaji dalam Tabel 16. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menggambarkan bahwa habitat sawah dan habitat pemukiman tidak berbeda nyata. Sarang ular yang ditemukan pada pondasi warung dan bengkel mobil tersebut berada di tepi jalan Probolinggo-Besuki. Bagian belakang warung dan bengkel langsung berbatasan dengan sawah sehingga kondisi habitatnya hampir sama dengan sawah. Hasil wawancara dengan pemilik warung dan bengkel menyatakan bahwa pemilik warung tidak pernah melihat keberadaan ular tersebut, tetapi hanya mendengar suara seperti orang mendengkur pada saat malam hari. Penjelasan pemilik warung tersebut memberikan gambaran bahwa ular yang berada pada pondasi warung dan bengkel tersebut keluar untuk mencari makan pada malam hari. Keberadaan sarang ular sendok tidak dipengaruhi oleh tingginya aktivitas manusia dan suara yang bising oleh kendaraan. Hasil pengamatan terhadap salah satu sarang di warung menunjukkan bahwa sarang berada dibawah lantai tanah yang merupakan tempat melakukan aktivitas jual beli, hal ini memberikan gambaran yang jelas bahwa ular sendok dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya. Gambar 7 Peta pengamatan sarang ular sendok di Kabupaten Probolinggo.