Kabupaten Malang Karakteristik Habitat

Tabel 18 Hasil analisis sarang ular pada habitat sawah dengan habitat kebun masyarakat. Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan Sawah Kebun N 27 2 Suhu permukaan tanah ºC 34,680 35,000 0,781 H diterima Kelembaban permukaan tanah 56,600 58,500 0,986 H diterima Ketinggian tempat m dpl 338,440 330,000 0,530 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 3,540 4,500 0,941 H diterima Jarak dari pemukiman m 256,784 524,500 0,210 H diterima Jarak dari sumber air m 256,824 2,000 0,640 H diterima Pengujian sarang pada kedua habitat tersebut dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa antara habitat sawah dengan habitat kebun masyarakat adalah tidak berbeda secara nyata, sehingga dapat diduga bahwa sarang ular yang berada di habitat kebun sama dengan sarang ular yang berada di sawah dan merupakan sarang aktif yang masih digunakan sebagai sarangtempat tinggal bagi ular sendok. Kebun masyarakat yang berada ditepi sawah dan dekat dengan irigasisungai mempunyai kesamaan dengan habitat sawah, karena sarang yang ditemukan pada habitat sawah juga berada di dekat saluran irigasisungai yang mempunyai bentuk dan struktur tegakan dan bentang alam yang sama dengan kebun masyarakat. Jalur rel kereta api yang menghubungkan Kepanjen dan Kota Malang ditemukan sebanyak 5 sarang tetapi belum diketahui apakah sarang tersebut terdapat ular didalamnya. Berdasarkan informasi dari penangkap yang melakukan pemantauan dan mengintai ular sendok untuk ditangkap bahwa pada sarang tersebut masih terdapat ular didalamnya. Untuk menguji keberadaan ular sendok pada habitat jalur rel kereta api dilakukan pengujian dengan membandingkan dengan habitat yang sama atau berbatasan langsung dengan jalur rel kereta api, yaitu habitat sawah seperti yang tersaji dalam Tabel 19. Hasil uji Kolmogorov- Smirnov terhadap kedua habitat tersebut memberikan gambaran bahwa habitat sawah dengan habitat tepi jalur rel kereta api mempunyai perbedaan pada peubah jarak dari sumber air. Sarang ular sendok yang ditemukan di tepi jalur rel kereta api berada jauh dari sumber air, sedangkan sarang yang ditemukan pada habitat sawah sebagian besar berada ditepi saluran irigasi, sehingga mempunyai perbedaan secara nyata. Untuk peubah yang lain suhu, kelembaban, ketinggian tempat, kadar air tanah, kadar keasaman tanah dan jarak dari pemukiman tidak berbeda secara nyata, hal ini memberikan gambaran bahwa ular sendok dapat mudah beradaptasi dengan suhu yang tinggi 42⁰C. Sarang ular berada di antara batu-batu yang menjadi pondasi dan pipa saluran air jalur rel kereta api memberikan gambaran bahwa ular sendok dapat beradaptasi dengan baik pada habitat yang berbeda. Tabel 19 Hasil analisis sarang ular pada habitat sawah dengan habitat tepi jalur kereta api Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan sawah Tepi jalur KA N 27 5 Suhu permukaan tanah ºC 34,680 34,400 1,000 H diterima Kelembaban permukaan tanah 56,600 57,800 0,737 H diterima Ketinggian tempat m dpl 338,440 347,400 0,071 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 3,540 2,600 0,609 H diterima Jarak dari pemukiman m 256,784 109,340 0,372 H diterima Jarak dari sumber air m 256,824 3,000 0,012 H ditolak

5.5.5. Peubah-Peubah Karakteristik Habitat Ular Sendok

Habitat merupakan kawasan yang terdiri atas berbagai komponen, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan berfungsi sebagai tempat hidup, menyediakan makanan, air, pelindung serta berkembang biak satwaliar Alikodra 1990, Bailey 1984. Pengamatan dan pengukuran peubah karakteristik habitat ular sendok ditekankan pada sarang ular sendok. Peubah-peubah yang diamati meliputi: a. Suhu Permukaan Tanah pada Sarang Ular termasuk satwa poikiloterm yaitu satwaliar yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan sekitarnya. Berdasarkan pengukuran suhu permukaan tanah pada mulut sarang antara 28⁰C sampai 50⁰C, dari empat selang kelas yang ada, frekuensi tertinggi keberadaan sarang ular sendok berada pada suhu 35⁰C sampai 40⁰C dengan rata-rata 34,4⁰C. Gambar 9 Diagram sebaran data frekuensi suhu keberadaan sarang ular sendok. Ular menyerap suhu pada saat siang hari dengan melakukan berjemur pada tempat terbuka dan kemudian masuk kembali ke sarang. Hasil wawancara dengan penangkap bahwa ular akan keluar untuk berjemur di sekitar sarang pada saat cuaca terang antara jam 10.00 sampai 14.00 WIB. Pemburupenangkap memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan perburuan penangkapan ular. Waktu yang diperlukan oleh ular sendok untuk berjemur dalam upaya mempertahankan suhu tubuhnya hingga saat ini belum diketahui. Phelps 2007 melakukan pengamatan terhadap perilaku Naja nivea yang berjemur pada siang hari dengan cuaca terang dengan waktu antara 20 menit sampai 28 menit dan lebih panjang sampai 40 menit bila cuaca mendung. Hasil penelitian Shine 1987 menunjukkan bahwa ular Psuodechis porphyriacus mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran 28⁰C sampai 31⁰C selama berbagai musim New South Wales dengan berbagai karakteristik perilaku, khususnya berdasarkan aktifitas dan waktu. Ular memilih sarang dan suhu yang sesuai karena beberapa sebab, antara lain untuk efisiensi pencernaan dan mencari makan, keberhasilan reproduksi dan kecepatan daya penggerak Reinert 1993. Suhu secara umum berpengaruh terhadap perilaku, ukuran tubuh atau bagian-bagian tubuh satwaliar. Kulit ular sendok mempunyai warna yang berbeda antara bagian timur dan bagian barat Provinsi Jawa Timur. Pada bagian timur Provinsi Jawa Timur mempunyai warna yang lebih cerah coklat kekuningan. Warna kulit lebih gelap hitam pada ular sendok yang berada pada bagian tengah dan barat Jawa Timur. Gambar 10 Ular sendok mempunyai kulit berwarna hitam A dan lebih terangkuning kecoklatan B b. Kelembaban Permukaan Tanah pada Sarang Perbandingan kandungan uap air aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air menentukan kelembaban suatu tempat. Kandungan uap air ditentukan oleh ketersediaan air dan energi radiasi matahari dalam proses penguapan. Keadaan uap air aktual relatif konstan dan peningkatan suhu udara yang disebabkan oleh peningkatan radiasi matahari mengakibatkan peningkatan kemampuan udara untuk menampung uap air, sehingga mengakibatkan penurunan kelembaban udara atau kelembaban nisbi Rushayati Arief 1997. A B Gambar 11 Diagram sebaran data frekuensi kelembaban keberadaan sarang ular sendok Mulut sarang ular sendok mempunyai kelembaban udara antara 34-79 dengan rata-rata mencapai 58,1. Kelembaban tertinggi dilakukan pengukuran pada jam 09.00 WIB dan terendah dilakukan pada jam 12.32 WIB yang keduanya berada di Kabupaten Nganjuk pada habitat sawah. Frekuensi kelembaban tertinggi terdapat antara 50-64. Sarang dengan kelembaban rendah berada pada pematang sawah dan bukan merupakan tanggul saluran irigasi. Ular akan melakukan pergerakanpindah lokasi sarang bila kondisi kelembaban habitat mikro sarang rendah atau terjadi kerusakan Goode et al 1998. Hasil penelitian Husna 2006. menunjukkan bahwa ular sendok ditemukan pada hutan dataran rendah di Taman Nasional Alas Purwo yang berada di bagian selatan Pulau Jawa yang mempunyai kelembaban mencapai 40-85. c. Ketinggian Tempat Ditemukan Sarang Berdasarkan hasil pengukuran ketinggian tempat dengan menggunakan GPS pada lokasi ditemukan sarang ular sendok berada pada ketinggian antara 0-371 m dpl dengan rata-rata 141,2 m dpl. Ketinggian paling rendah 0-11 m dpl ditemukan di Kabupaten Probolinggo, karena pengamatan dilakukan pada habitat sawah di pesisir utara Jawa. Sarang ular sendok di Kabupaten Bojonegoro dan Nganjuk berada pada ketinggian antara 43-80 m dpl,