Kabupaten Bojonegoro KEADAAN UMUM LOKASI

353.486 ha yang terbagi menjadi 33 kecamatan dan mencakup 12 kelurahan dan 378 desa. Ketinggian wilayah Kabupaten antara 0-3.600 m dpl dengan topografi berbukit pegunungan yang terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu: bagian selatan merupakan perbukitan kapur kendeng yang mempunyai ketinggian antara 0-650 m dpl, pada lereng Tengger-Semeru bagian timur yang membujur utara ke selatan mempunyai ketinggian antara 500-3.600 m dpl dan bagian barat lereng Arjuno-Kawi mempunyai ketinggian 500-3.300 m dpl. Wilayah mempunyai topografi ringan hingga sedang seluas 186.593 ha 52,79 dan berat sampai berat sekali sebesar 166.893 ha 47,21 Bappeda Kab. Malang 2009. Penggunaan lahan di Kabupaten Malang meliputi pemukiman seluas 6.726 ha 1,90, sawah seluas 49.522 ha 14,01., kebun seluas 99.764 28,22 dan perkebunan 19.578 ha 5,54. Hutan terbagi atas hutan negara dan hutan rakyat yang masing-masing seluas 61.945 ha 17,52 dan 8.196 ha 2,32. Lahan pertanian sawah menggunakan saluran irigasi teknis, semi teknis dan sederhana dengan tanaman padi, palawija dan sayur-sayuran. Hutan rakyat dan hutan negara mempunyai komoditi kayu yang hampir sama, yaitu jati, pinus, sengon, sono keeling dan lain-lain, kecuali pada kawasan hutan konservasi yang didominasi kayu rimba Bappeda Kab. Malang 2009. Berdasarkan sensus penduduk nasional tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Malang sebanyak 2.425.248 jiwa yang terbagi atas 1.217.314 jiwa 50,19 laki-laki dan 1.207.934 jiwa 49,81 perempuan. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Singosari yang mencapai 154.354 jiwa dan kepadatan terendah pada Kecamatan Kasembon dengan jumlah penduduk sebesar 31.3678 jiwa. Suhu udara di Kabupaten Malang pada tahun 2009 rata-rata rendah yaitu antara 22,1-26,8⁰C dengan kelembaban antara 69-87. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Oktober mencapai 727 mm, sedangkan terendah pada bulan September yang hanya mencapai 4 mm Bappeda Kab. Malang 2009.

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Waktu

Waktu pengambilan data dilaksanakan selama ± 2 dua bulan dari tanggal 26 Maret 2012 sampai dengan 14 Mei 2012. Pengambilan data habitat dan pengukuran morfometri ular sendok pada penangkap dilakukan selama 14 hari dengan mengikuti penangkap ular, penambahan waktu perpindahan dari setiap lokasi dan mencarimenelusuri penangkappemburu memerlukan waktu berkisar antara 3-4 hari. Pengukuran data habitat dilakukan antara jam 08.00-14.00 WIB. Pengukuran morfometri pada agensub agen dan pengumpul daerah serta pengumpulan data tata niaga dilakukan selama 20 hari dan sisanya mengumpulkan data sekunder.

4.2. Alat dan Bahan

Peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengambilan data meliputi: pita meter, timbangan pegas, thermohigrometer, pH meter, tally sheet, kamera digital, Geographical Positioning System GPS, caliper. Untuk pengolahan data menggunakan perangkat lunak software yang mendukung analisa statistik.

4.3. Metoda Pengambilan Data

4.3.1. Tata Niaga Data perdagangan diperoleh dengan melakukan verifikasi surat keputusan ijin tangkap dan surat ijin edar tumbuhan dan satwaliar yang diberikan oleh BBKSDA Jawa Timur terhadap perusahaan dan melakukan wawancara secara langsung kepada penangkap, agensub agen, pengumpul daerah dan pengumpul besar eksportir. Wawancara terhadap responden yang merupakan komponenpelaku perdagangan dilakukan untuk menganalisa dan membuat rantai perdagangan ular sendok. Wawancara responden dilakukan dengan metode snowball sampling yang di mulai dari pengumpul daerah, agensub agen dan penangkappemburu untuk mengetahui pelaku perdagangan. Untuk mengetahui