Taksonomi dan Biologi Ular Sendok

Ular sendok sangat mudah dikenali, yaitu bila dalam kondisi marah atau merasa terancam maka akan mengembangan leher dan menegakkan tubuhnya. Kebiasaan lain ular tersebut adalah menyemburkan bisanya ke muka mangsanya. Bila bisa tersebut mengenai mata akan menyebabkan kebutaan sementara, tetapi dapat disembuhkan dengan membasuh menggunakan air dicampur amoniak Hoesel, 1959; Supriatna, 1995. Ular sendok merupakan predator utama bagi tikus dan memasuki saranglubang tikus untuk melakukan perburuanpemangsaan Hoesel 1959. Menurut Mumpuni, Subasli dan Mulyadi 2002 ular sendok banyak ditemukan pada dataran rendah, terutama pada persawahan dengan perbandingan perjumpaan dengan ular jali Ptyas mucosus 1:17 untuk bagian selatan Jawa Timur Ponorogo, Trenggalek dan Tulungagung dan 1:1 untuk bagian utara Jawa Timur Bojonegoro. Ular sendok tersebar pada sawah, semak hingga hutan, tetapi juga dapat hidup di pekarangan rumah Supriatna, 1995. Ular sendok dapat hidup dengan baik pada habitat yang terganggu Boeadi et.al, 1998. Sumber pakan ular sendok adalah satwa yang hidup di sawah hingga pekarangan rumah seperti ular, katak, tikus, anak burung dan telur burung Hoesel, 1959; Supriatna, 1995. Ular sendok dan ular jali mempunyai kemiripan sumber pakannya. Hasil pembedahan yang dilakukan pada kedua satwa tersebut ditemukan tikus, ular dan katak, serta sumber pakan lain yang berupa hancuran yang dapat dilihat dengan mikroskop Mumpuni et al, 2002. Mangsa utama ular sendok adalah binatang yang menyusui, terutama tikus Boeadi et.al, 1998.

2.2. Tata Niaga

Pemanfaatan kulit ular sebagai komoditi ekspor penting setelah perdagangan kulit buaya sejak tahun 1980-an. Ekspor kulit ular sendok pertahun mencapai 121.039 lembar dengan negara tujuan Singapura 43,18, Meksiko 22,41, Hongkong 14,00, Amerika Serikat 10,14 dan sisanya ke berbagai negara lainnya. Ular sendok di ekspor dalam bentuk masih hidup sebagai peliharaan dengan negara tujuan China 55,05 Amerika Serikat 24,47, Hiongkong 18,55 dan negara lainnya Mardiastuti Soehartono 2003. Bagian tubuh yang lain juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional herbal dan bahan makanan. Menurut Kartikasari 2008 ular sendok merupakan satwaliar yang dipercaya mempunyai kasiat obat dibandingan dengan satwaliar lain yang memiliki fungsi obat. Ular sendok dipercaya mempunyai kasiat untuk menambah stamina tubuh juga dapat menyembuhkan penyakit dalam, asthma, diabetes dan memperjelas penglihatan. Hasil penelitian Situngkir 2009 menyebutkan terdapat 8 bagian ular sendok yang mempunyai kasiat obat, yaitu darah dan empedu mempunyai kasiat meningkatkan stamina dan menetralkan racun dalam tubuh, sedangkan daging mempunyai kasiat mengurangi gatal-gatal dan meningkatkan stamina. Untuk obat menghilangkan bekas luka dan penyakit kulit lainnya menggunakan lemakminyaknya dan tangkurhemipenis dipercaya meningkatkan gairah seks. Otak mempunyai kasiat penyakit kuning, paru-paru dan mata rabun. Arisnagara 2009 menemukan ular sendok yang diperdagangkan untuk obat tradisional di Provinsi DKI Jakarta sebagai obat penyakit kulit yang diambil dari darah segar dan empedunya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan eksport saat ini masih dilakukan pengambilanpemanenan dari alam. Sebanyak 73,33 pemanenan dilakukan dengan kriteria tertentu yaitu dengan menangkap satwaliar dengan ukuran yang diminta pasar. Ular sendok yang dipanen dari alam memiliki ukuran tubuh minimal sepanjang 90 cm. Hal ini disebabkan kebutuhan ular sendok untuk pasar lokal sebagai bahan obat-obatan merupakan hasil sampingan dari komoditi utamanya kulit. Di Provinsi Jawa Tengah harga antara ular yang mempunyai ukuran panjang 90 cm sebesar Rp 10.000,- sedangkan untuk ular yang berukuran 90 cm harganya Rp 2.000,-. Perbedaan harga yang cukup besar memberikan rangsangan bagi penangkap ular sendok di alam untuk menangkap secara selektif. Perdagangan ular sendok yang pemanenannya berasal dari alam, memiliki mata rantai yang panjang dan tiap daerah mempunyai pola yang berbeda-beda. Menurut Situngkir 2009 bahwa dalam perdagangan ular tradisional di Kabupaten Bogor meliputi penangkap, pengumpul kecil, pengumpul besar dan konsumen. Perdagangan ular sendok tergabung dengan perdagangan reptil lainnya, penangkap hingga pengumpul besar menjualmembeli ular sendok bersama-sama dengan ular atau reptil lainnya. Rantai perdagangan ular sanca batik di Sumatera Utara terdapat empat komponen, yaitu penangkap masyarakat, sub agenagen, pengumpul daerah dan pengumpul besar eksportir Semiadi