sebagai tempat untuk melakukan aktifitas hidupnya, baik sebagai pelindung cover juga sebagai tempat perlindungan dan berkembangbiak. Beberapa spesies
ular arboreal menggunakan tumbuhan untuk melakukan aktifitas mencari mangsa dan istirahat Lillywhite Henderson 1993.
Ular sendok mempunyai habitat yang luas mulai dari semak di hutan, sawah hingga pemukiman Supriatna 1995, Wowor 2010 terutama pada dataran rendah
di utara Pulau Jawa Mumpuni 2002. Hasil penelitian Husna 2006 menunjukkan bahwa ular sendok ditemukan pada hutan dataran rendah di TN
Alas Purwo yang berada di bagian selatan Pulau Jawa yang mempunyai suhu antara 22-31⁰C dan kelembaban yang mencapai 40-85. Kebiasaan lain ular
sendok yang menyemburkan bisanya pada saat ada bahayaancaman juga masuk kedalam sarang tikus untuk mencarimemangsa tikus dan mengambil sarang tikus
sebagai sarangnya Hoesel 1959. Ular sendok menggunakan sarang tikus sebagai sarangnya, pada ular sendok betina akan memilih sarang yang dalam dan
mempunyai ruang yang cukup lebar untuk menempatkan telur-telurnya. Berdasarkan makanannya, ular sendok termasuk dalam satwaliar generalis.
Boeadi et al. 1998 yang melakukan pembedahan terhadap isi perut ular sendok menemukan bahwa satwa yang dimangsa sebanyak 59 merupakan mamalia dan
sisanya adalah hewan yang tidak dapat diidentifikasi lagi. Hasil pengamatan Phelps 2007 terhadap Naja nivea menunjukkan bahwa ular tersebut memangsa
tikus 31, ular 20 , kadal 11, burung 11 dan satwa lain yang ada di habitatnya. Akani et al. 2005 melakukan pengamatan terhadap ular Pseudohaje
goldii yang memangsa ikan, katak dan tikus, sehingga ular tersebut termasuk generalis dalam kebiasaan makanannya dan dapat beradaptasi dengan
lingkungannya.
III. KEADAAN UMUM LOKASI
Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat
diambil di Kabupaten Nganjuk, Bojonegoro, Probolingo dan Malang. Pengukuran morfometri dilakukan pada penangkap, agensub agen dan pengumpul daerah di
Kabupaten Nganjuk, Bojonegoro, Probolinggo, Malang, Tuban, Sidoarjo, Gresik, Bondowoso dan Banyuwangi.
3.1. Provinsi Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur mempunyai luas daratan sebesar 47.130,15 km
2
yang terbagi menjadi 38 kabupaten dan kota. Wilayah membentang antara 111
0’- 114
4’ Bujur Timur dan 7 12’-8
48’ Lintang Selatan. Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di sebelah barat, Laut Jawa di sebelah
utara, Provinsi BaliSelat Bali di sebelah timur dan Samudra Indonesia di sebelah selatan. Ibukota Provinsi Jawa Timur adalah Surabaya BPS Jatim 2009.
Gambar 1 Peta Wilayah Provinsi Jawa Timur
Suhu udara pada tahun 2008 berkisar antara 20,0-36,6°C dengan suhu terendah terjadi pada bulan Juli dan Agustus, sedangkan suhu tertinggi terjadi
pada bulan Oktober. Kelembaban udara antara 31-100 dengan tekanan udara tertinggi sebesar 1.011,9 milibar terjadi pada bulan September. Rata-rata
penyinaran sinar matahari terlama terjadi pada bulan Juli dan September, sedangkan terendah terjadi pada bulan Desember. Bulan Nopember sampai Mei
merupakan musim penghujan dan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai Oktober BPS Jatim 2009.
Penggunaan lahan di Jawa Timur terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu sawah dan non sawah, non sawah meliputi pekaranganbangunan dan halaman,
tegal, kebun, ladang dan huma, pengembalaanpadang rumput, tambak, kolam tebatempang. Lahan sawah di Jawa Timur seluas 1.153.209 ha pada tahun 2007
dan tahun 2008 mengalami penyusutan, sehingga menjadi seluas 1.172.494 ha. Luas sawah berpengairan pada tahun 2007 seluas 680.743 ha dan pada tahun 2008
seluas 686.265 ha. Penggunaan lahan untuk tegalkebun pada tahun 2007 sebesar 1.167.998 ha dan 1.118.717 ha pada tahun 2008, sedangkan pengembalaan
padang rumput sebesar 2.390 ha pada tahun 2007 dan seluas 2.273 pada tahun 2008. Luas kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani Unit II Jawa
Timur seluas 1.130.571,11 ha yang terbagi atas hutan produksi seluas 815.851,21 ha dan hutan lindung seluas 314.719,90 ha BPS Jatim 2009.
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur tahun 2010 mencapai 40.054.049 jiwa yang terdiri dari 19.761.566 jiwa laki-laki 49,34 dan 20.292.483 jiwa
perempuan 50,66. Mata pencaharian tertinggi berada pada sektor pertanian sebanyak 8.412.762 jiwa dan kedua berada pada sektor perdagangan yaitu
sebanyak 3.103.659 jiwa httpjatimprov.go.id.
3.2. Kabupaten Nganjuk
Kabupaten Nganjuk mempunyai luas 122.433,1 ha yang membentang pada koordinat 111⁰
5’-111⁰13’ Bujur Timur dan 7⁰20’-7⁰50’ Lintang Selatan yang terbagi dalam 20 kecamatan dan 284 desa. Wilayah Kabupaten Nganjuk sebagian
besar 16 kecamatan berada pada ketinggian antara 46-95 m dpl dan sebanyak 4 kecamatan berada pada ketinggian antara 150-750 m dpl. Berdasarkan jenis tanah,
wilayah Kabupaten Nganjuk terbagi menjadi 3 bagian, yaitu tanah sawah 35, tanah kering 27 dan tanah hutan 38. Struktur dan jenis tanah termasuk
produktif untuk berbagai jenis tanaman yang ditunjang dengan penyediaan air dari Kali Widas yang mengairi daerah seluas 430,150 km
2
BPS Nganjuk 2010. Curah hujan tertinggi pada tahun 2009 terjadi pada bulan Pebruari 641 mm
dan terendah pada bulan Juli 3 mm, sedangkan pada bulan Agustus dan September tidak terjadi hujan sama sekali. Berdasarkan sensus penduduk
nasional tahun 2009 jumlah penduduk di Kabupaten Nganjuk sebanyak 1.002.530 jiwa yang terdiri dari 496.351 jiwa laki-laki dan 506.179 jiwa perempuan BPS
Nganjuk 2010.
3.3. Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro berada pada 111⁰ 25’-112⁰09’ Lintang Selatan dan
6⁰ 59’-7⁰37’ mencapai luas 2.307,06 km
2
yang terdiri dari 27 kecamatan. Topografi pada daerah aliran Sungai Bengawan Solo merupakan dataran rendah
dan cukup subur untuk lahan pertanian dengan tanaman padi pada musim penghujan dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan merupakan dataran
tinggi pegunungan kapur yang berada pada Gunung Pandan, Kramat dan Gajah yang merupakan kawasan hutan BPS Bojonegoro 2011.
Kawasan hutan merupakan penggunaan lahan paling luas yaitu seluas 926,28 km
2
40,15 dan merupakan hutan produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani dengan tanaman utama jati Tectona grandis. Sawah yang berada di
sepanjang daerah Sungai Bengawan Solo seluas 751,64 km
2
32,58 dan seluas 517,24 km
2
22,42 diantaranya merupakan tanah kering. Penggunaan lahan untuk perkebunan hanya seluas 6 km2 0,26 dan sisanya merupakan
pemukiman, tambak dan sebagainya. Penduduk Kabupaten Bojonegoro berjumlah 1.209.073 jiwa yang terbagi atas 598.365 jiwa laki-laki dan 611.608 jiwa
perempuan. BPS Bojonegoro 2011. Rata-rata curah hujan pada tahun 2010 sebesar 221 mm dengan curah hujan
tertinggi terjadi di Kecamatan Sumberrejo dan terendah terjadi di Kecamatan Kalitidu. Rata-rata hari hujan sebanyak 134 hari dengan hari hujan tertinggi