Pelaku Tata Niaga Ular Sendok

b. Agensub agen Agen dan sub agen merupakan orang menghubungkan antara penangkap pemburu dengan pengumpul daerah. Sub agen adalah orang yang membeli ular dan reptil hasil tangkapan pemburu dalam skala kecil dan menjualmenyetor kepada agen. Agen menerimamembeli ularreptil hasil tangkapan dari para penangkappemburu yang berada di sekitar tempat tinggal dan sub agen yang menjual hasil pembelian ular dan reptil lainnya dari penangkappemburu. Agensub agen membeli secara langsung ular dan reptil lain hasil tangkapan yang kemudian dipisah-pisahkan dalam kantong-kantong kain atau kotak yang dibuat khusus untuk menanpung ular reptil lainnya. Waktu penyimpanan hasil tangkapan dibedakan menurut jenisnya, ular jali biasanya langsung disetor ke pengumpul daerah atau minimal 1-2 hari disimpan agar penyusutan massa tubuhnya tidak besar, sedangkan untuk ular sendok biasanya disimpan dalam waktu yang lama, hal ini karena ular sendok penjualannya berdasarkan ukuran dan untuk penyediaan pengguna lokal sebagai obat. Menurut Semiadi dan Sidik 2011 bahwa agen dalam tata niaga ular sanca batik Python reticulatus dan sanca darah merah Python brongersmai di Sumatera Utara merupakan orang yang berperan mengumpulkan hasil tangkapan dari penangkap yang kemudian dijual kepada pengumpul daerah. Antara agen dan penangkap pada beberapa daerah terdapat sub agen menjual tangkapan dari penangkap kepada agen. Hasil penelusuran dilapangan terhadap nama-nama penangkap yang berada dalam lampiran surat keputusan ijin tangkap yang dikeluarkan oleh BBKSDA Jatim, ditemukan bahwa nama-nama penangkap tersebut merupakan agen dan penangkap yang merangkap sebagai agen. Jumlah agen yang tercantum dalam surat ijin tangkap 12 pengumpul daerah sebanyak 78 orang. c. Pengumpul daerah Pengumpul daerah adalah badan usaha yang menerimamembeli satwa yang tidak dilindungi secara langsung dari para agensub agen dan pemburupenangkap yang berada disekitar rumahnya. Pengumpul daerah melakukan proses pengolahan sebelum dikirim ke pengumpul besareksportir. Hasil olahan ular sendok berupa kulit, daging yang dikirim kepada pengumpul besareksportir, sedangkan empedu dijual kepada pedagang obat tradisional. Limbah hasil pengolahan berupa kotoran atau daging yang tidak bisa diproses dimasukkan dalam kolam ikan sebagai tambahan pakan ikan. Dalam tata niaga ular sanca batik Python reticulatus dan sanca darah merah Python brongersmai di Sumatera Utara, pengumpul daerah merupakan orang yang membawahi beberapa agen dan tinggal di kota terdekat dengan lokasi pemanenan ular. Pengumpul daerah mempunyai masa kerja yang cukup lama yaitu antara 5-31 tahun. Pengumpul daerah memperoleh ijin tangkap dan ijin edar dari BBKSDA atau BKSDA dengan masa berlaku selama setahun untuk ijin tangkap dan lima tahun untuk ijin edar. Jumlah pengumpul daerah di Jawa Timur yang memiliki ijin tangkap sebanyak 12 perusahaan dan ijin edar sebanyak 23 perusahaan. d. Pengumpul besareksportir Pengumpul besareksportir adalah badan usahaperusahaan yang menerima satwa tidak dilindungi dari para pengumpul daerah dan agensub agen dalam bentuk olahan atau hidupan. Pengumpul besar dan sekaligus sebagai eksportir dan pengedar reptil di Jawa Timur sebanyak 4 perusahaan. Pengumpul besareksportir mempunyai hubungan kerjasama dengan pengumpul daerah untuk memenuhi kebutuhan ular dan reptil lain yang diekspor ke luar negeri. Pengumpul besareksportir mendapat ijin eksport satwaliar dari Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Ditjen PHKA atas rekomendasi BBKSDA Jatim dengan masa berlaku ijin selama lima tahun dan dapat diperpanjang kembali. Daging ular sendok dieksport ke Taiwan, Hongkong dan Cina, sedangkan kulit selain untuk kebutuhan industri kulit lokal dan negara-negara di Asia juga Eropa. e. Pengguna domestik Pengguna domestik adalah orang menggunakan ular sendok dan satwa lain sebagai obat, bahan makanan dan atraksi budaya. Pengguna ular sendok sebagai bahan obat-obatan tradisional banyak ditemui di kota-kota kabupaten dan kota besar. Di Kabupaten Malang terdapat rumah obat tradisional yang menjual racun dan empedu ular sendok sebagai bahan obat-obat tradisional. Pengguna ular sendok sebagai bahan obat tradisional juga dilakukan agensub agen yang dijual kepada masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Atraksi budaya yang menggunakan ular sendok sebagai salah satu atraksinya adalah kuda lumping yang dilakukan oleh kelompok kuda lumping dari Nganjuk. Hasil penelitian Kartikasari 2008 di Provinsi Jawa Tengah menunjukkan bahwa ular sendok dipercaya mempunyai kasiat obat dibandingkan dengan satwaliar lain yang memiliki fungsi obat. Ular sendok dipercaya mempunyai kasiat untuk menambah stamina tubuh juga dapat menyembuhkan penyakit dalam, asthma, diabetes dan memperjelas pengelihatan. Arisnagara 2009 menemukan ular sendok yang diperdagangkan untuk obat tradisional di Provinsi DKI Jakarta sebagai obat penyakit kulit yang diambil dari darah segar dan empedunya. Situngkir 2009 menyatakan bahwa terdapat 8 bagian ular sendok darah, empedu, sunsum, daging, lemakminyak, tangkurkelamin, kepala dan otak yang mempunyai kasiat obat. Darah dan empedu mempunyai kasiat meningkatkan stamina dan menetralkan racun dalam tubuh, sedangkan daging mempunyai kasiat mengurangi gatal-gatal dan meningkatkan stamina. Lemakminyak mempunyai kasiat sebagai peghilang bekas luka dan penyakit kulit lainnya, Tangkur dipercaya meningkatkan gairah seks dan otak mempunyai kasiat penyakit kuning dan paru-paru dan mata rabun. Menurut Semiadi dan Sidik 2011 dalam rantai perdagangan ular di Sumatera Utara terdapat 4 komponen, yaitu penangkap masyarakat, sub agenagen, pengumpul daerah dan pengumpul besar eksportir. Pelaku tata niaga reptil secara umum sama, Widagti 2007 menyatakan bahwa dalam perdagangan kura-kura Cuora amboinensis di Kota Bangun Kalimantan Timur mempunyai empat tingkatan, yaitu pencaripenangkap, pengumpul, penampun, dan eksportir. Penampung menjadi perantara antara penangkap dan pengumpul dengan eksportir. Pencaripenangkap dan pengumpul tidak dapat langsung menjual kura-kura ke eksportir secara langsung disebabkan lokasi antara pencaripenangkap dan pengumpul dengan eksportir mempunyai yang cukup jauh. Penampung mempunyai tenaga pencaripenangkap dan pengumpul khusus yang menyetor kura-kura secara rutin dan menampung dulu sebelum disetor eksportir.

5.1.2. Alur Tata Niaga Ular Sendok

Tata niaga ular sendok di Jawa Timur melibatkan 4 komponen utama yaitu penangkap, agen, pengumpul daerah, pengumpul besar eksportir dan pengguna domestik. Secara garis besar, penangkap menjual hasil tangkapannya kepada agen atau sub agen dan bahkan kepada pengumpul daerah yang berada di dekat rumah tinggal penangkap. Agensub agen memisahkan ular berdasarkan jenisnya dan pada periode tertentu pengumpul daerah akan datang untuk membeli ular yang telah dikumpulkan. Pengumpul daerah akan mengambilmembeli ke agen atau sub agen secara periodik sesuai waktu yang disepakati dan upaya pengumpul daerah menjemput ular hasil tangkapan di agen sebagai salahsatu bentuk pelayanan agar agensub agen tidak menjual kepada pengumpul daerah lainnya. Pengumpul daerah menjual ular sendok bentuk olahan kulit dan daging dan hidupan kepada eksportir dan pengumpul daerah lain. Agensub agen dan pengumpul daerah juga menjual ular sendok ke pasar domestik untuk kebutuhan obat tradisional dan atraksi budaya, seperti yang tersaji dalam Gambar 2. Pola penjualan dari penangkap kepada agensub agen dan pengumpul daerah berbeda menurut hubungan yang terjalin antara penangkap dengan agensub agen dan pengumpul daerah. Beberapa penangkap merangkap sebagai agensub agen, tetapi menangkap ular merupakan mata pencaharian utamanya. Dari 12 orang penangkap diwawancarai terdapat 2 penangkap yang merangkap sebagai agen. Hasil penelitian Siregar 2012 menunjukkan dalam perdagangan ular sanca batik dan sanca merah di Sumatera Utara terdapat 6 orang dari 29 orang penangkap yang merangkap sebagai pengumpul kecil agen. Penangkap dan agensub agen yang loyal menjual hasil tangkapannya kepada satu pengumpul daerah, hal ini didasarkan saling percaya dan fasilitas yang diberikan oleh pengumpul daerah. Penangkap yang loyal akan menyetor dan langsung dibayar secara tunai kepada agensub agen dan pengumpul daerah setelah pulang dari pencarian ular. Penangkap diberi fasilitas peralatan untuk menangkap ular dan reptil lainnya dari agensub agen dan pengumpul daerah, sehingga setelah selesai mencari ular dan reptil lainnya akan langsung menyetor hasil tangkapannya dan menaruh peralatan di agensub agen dan pengumpul daerah. Ket. Penjualan secara langsung Penjualan tidak secara langsung Gambar 2 Alur tata niaga ular sendok. Peralatan tersebut akan di ambil sebelum berangkat mencari ular dan reptil lainnya dan akan mengembalikan peralatan tersebut sambil menyetorkanmenjual hasil tangkapannya. Penangkap yang tidak memiliki keterikatan dengan agensub agen dan pengumpul daerah akan menjual ular hasil tangkapannya kepada agensub agen dan pengumpul daerah yang menawarkan harga yang tinggi. Penangkap tersebut akan menyimpan ular hasil tangkapannya hingga batas waktu tertentu untuk dijual kepada agensub agen dan pengumpul daerah yang datang untuk membelinya atau menjual dengan mengantar ke agensub agen dan pengumpul daerah tertentu. Penangkap dengan agensub agen dan pengumpul Penangkap Penangkap Profesional Sub Agen Pengumpul Daerah Agen Pengumpul Besar Eksportir Penangkap Sambilan Penangkap Profesional Sub Agen Agen Pengumpul Daerah Pengumpul Besar Eksportir Pasar Domestik daerah tidak memiliki ikatan kerjasama secara formal dan dapat dikatakan hubungan secara bebas, sehingga setiap saat bisa terjadi perubahan. Perubahan tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor harga dan kemudahan yang diberikan oleh agensub agen dan pengumpul daerah memberikan alasan yang cukup kuat untuk menjual hasil tangkapan kepada agensub agen dan pengumpul lain. Hubungan antara agensub agen dengan pengumpul daerah yang ada dalam surat keputusan ijin tangkap yang diberikan BBKSDA Jatim tersebut juga tidak formal dan agensub agen menjual hasil pembelian ular sendok dari penangkap kepada pengumpul daerah yang menjadi tempat legalitas keberadaannya, juga menjual kepada pengumpul daerah lain di dalam dan keluar wilayah Provinsi Jawa Timur. Agensub agen menjual ular dan reptil lainnya ke pengumpul daerah di Jawa Tengah dengan cara disetor sendiri atau diambil oleh pengumpul daerah yang berasal dari Jawa Tengah, terutama agensub agen yang berada di wilayah atau berdekatan dengan perbatasan. Penjualan ular ke luar provinsi jarang menggunakan dokumen angkut SATDN seperti yang disyaratkan dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. 447Kpts- II2003 tanggal 31 Desember 2003. Berdasarkan wawancara pengumpul besar eksportir menjelaskan bahwa hubungan kerjasama dengan pengumpul daerah yang tertuang dalam surat ijin tangkap tersebut tidak semua pengumpul daerah loyal menjual hasil ular yang telah diolah kepadanya. Pengumpul daerah melakukan pembelian langsung ke para agensub agen di dalam dan luar wilayah tangkapnya secara tunai dan bila ada kekurangan dalam pembayaran, maka akan ditransfer melalui bank. Pengumpul daerah menjual ular sendok dalam bentuk olahan yaitu berupa kulit dan daging kepada pengumpul besareksportir, sedangkan empedu ular sendok dijual kepada pedagang obat tradisional dan herbal. Pengumpul daerah juga menjual ular sendok masih hidup kepada pengumpul daerah lain, pengumpul besareksportir dan pedagang obat tradisional. Pedagang pasar domestik merupakan pedagang yang menyediakan ular sendok untuk kebutuhan obat tradisional dan makanan. Pelaku pasar domestik selain para penjual obat-obat tradisional dan rumah makan dengan menu khusus yang berasal dari reptil, juga para penangkappemburu, agensub agen dan pengumpul daerah yang menjual komponen ular sendok sebagai obat tradisional. Hasil penelitian Arisnagara 2009 memberikan gambaran bahwa pedagang obat dan makanan di Provinsi DKI Jakarta sebanyak 10 pedagang dengan kebutuhan ular sendok sebanyak 20.880 ekor pertahun. Siregar 2012 menunjukkan bahwa rangkaian perdagangan ular sanca batik dan sanca darah dari penangkap, pengumpul kecil agen dan pengumpul daerah mempunyai hubungan yang bersifat bebas, kecuali antara pengumpul besar pengumpul daerah dengan eksportir. Hal ini karena pengumpul besarpengumpul daerah merupakan agen dari eksportir, terutama bila eksportir mendapat pesanan dari luar negeri.

5.1.3. Harga Ular Sendok

Harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tata niaga. Hasil wawancara dengan pegumpul daerah dan agensub agen bahwa harga ular sendok per ekor ditentukan berdasarkan kelas ukuran panjang, yaitu kelas ukuran A dengan panjang 95 cm, kelas B pada ukuran 90-95cm dan C kelas ukuran 90 cm. Harga ular kelas A berkisar antara Rp 12.000,- sampai Rp 16.000,- kelas B berkisar antara Rp 5.000,- sampai Rp 8.000,- dan kelas C berkisar harga Rp 2.000,- sampai Rp 3.000,-, sedangkan harga ular sendok yang dijual kepada pasar domestik sebagai bahan obat tradisional dan makanan, serta atraksi budaya berkisar antara Rp 30.000,- sampai Rp 40.000,-. Perbedaan harga yang tinggi pada tiap kelas mendorong penangkap pemburu melakukan pemilihan terhadap ular yang memiliki harga yang tinggi, yaitu yang mempunyai ukuran 95 cm. Harga yang cukup tinggi pada pasar domestik sebagai bahan obat tradisional dan makanan mendorong setiap tingkat tata niaga kecuali pedagang besar juga memasok kebutuhan pasar domestik tersebut. Pedagang pasar domestik mempunyai hubungan dengan agensub agen dan pengumpul daerah untuk pasokan ular sendok, hal ini berkaitan dengan penyediaan ular sendok yang harus tersedia. Pencarianpenangkapan ular tidak dilakukan sepanjang waktu, dimana pada musim panen padi banyak penangkappemburu ular yang beralih menjadi buruh tani.