Panenan HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3 Penjualan ular sendok pada pengumpul daerah Hasil perbandingan terhadap jumlah penjualan ular sendok pada satu pengumpul daerah selama 3 tahun tahun 2012 hanya sampai data bulan Juli mengindikasikan adanya penurunan penjualan ular sendok, seperti yang tersaji dalam Gambar 3. Tahun 2010 penjualan ular sendok sebanyak 2.472 ekor, pada tahun 2011 terjadi penurunan penjualan menjadi 2.089 ekor dan pada tahun 2012 hingga bulan Juli penjualan ular sendok mencapai 1.243 ekor. Hasil wawancara terhadap penangkap yang melakukan perburuan penangkapan ular lebih dari 10 tahun 8 orang menyatakan adanya penurunan hasil tangkapan dari tahun ke tahun. Penurunan tangkapan tersebut disebabkan oleh: 1 semakin banyak orang yang melakukan penangkapan dan semakin sulit mendapatkan ular tangkapan, sehingga mengakibatkan penurunan jumlah hasil tangkapan; 2 wilayahdaerah tangkapan yang semakin sempit, hal ini karena banyak sawah yang telah berubah fungsi menjadi pemukiman dan kawasan industri. Penangkapan ular sendok mengalami puncaktertinggi dilakukan pada antara bulan Juni-Juli yang disebabkan pada bulan tersebut adalah musim bera, sehingga banyak orang melakukan penangkapan ular. Penangkap profesional melakukan penangkapan secara penuh karena tidak ada mata pencaharian lain. Penangka banyak melakukan penangkapan pada saat bera disebabkan posisi sawah yang bera atau habis panen mudah mencari ular di sawah, hal ini ular mudah terlihat karena tidak ada tanaman, juga dalam memburu ular dapat dilakukan hingga ke tengah sawah. Penangkap ular akan mengalami kesulitan menangkap pada sawah yang masih ditanami padi atau tanaman pertanian semusim lainnya, hal ini tersebut disebabkan oleh: 1 ular yang masuk dalam tanaman padi atau tanaman semusim lainnya sulit untuk ditemukan; 2 bila penangkapan dengan melakukan pembongkaran sarang maka akan merusak saluran irigasi atau pematang yang menjadi sarang ular sendok.

5.5. Karakteristik Habitat

Data dan informasi mengenai karakteristik habitat dalam pengelolaan satwaliar penting diketahui, mengingat habitat merupakan tempat satwaliar untuk hidup dan berkembang biak. Ular sendok mempunyai habitat yang luas, muali dari semak di hutan, sawah hingga pemukiman, terutama pada dataran rendah Pulau Jawa Supriatna 1995; Mumpuni 2002; Wowor 2010. Berdasarkan habitat tersebut dilakukan pengamatan berbagai karakteristik habitat pada berbagai tipe habitat yang manjadi habitat ular sendok. Gambar 4 Penangkap sedang menggali sarang ular sendok di kebun jati A dan pematang sawah B, serta hasil tangkapan ular sendok C A C B

5.5.1. Kabupaten Nganjuk

Pengamatan sarang ular sendok dilakukan pada habitat sawah di sekitar Kali Widas di Mabung dan Karangsemi Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk. Sarang ular yang ditemukan pada habitat tersebut sebanyak 27 sarang yang berada di pematang sawah tanaman pertanian semusim padi, semangka, bawang merah dan kacang hijau dan perkebunan tebu, serta kanan dan kiri jalan utama menuju sawah. Gambar 5 Peta lokasi pengamatan ular sendok di Kabupaten Nganjuk. Pematang dan jalan utama menuju sawah yang menjadi sarang ular sendok adalah jalan yang jarang dilalui oleh manusia dengan lebar minimal 40 cm. Sarang ular sendok mempunyai diameter antara 4-11 cm dengan panjang antara 121-231 m. Dalam sarang ular sendok terdapat ruang yang lebih luas yang berukuran antara 8-19 cm yang digunakan untuk bersarang dan menempatkan telurnya. Dari 22 sarang yang diukur terdapat 7 sarang yang mempunyai ruangan tersebut. Suhu permukaan tanah di mulut sarang ular berkisar antara 29ºC dan 50ºC dengan suhu tertinggi pada jam 11.59 WIB dan paling rendah pada jam 09.00 WIB. Kelembaban permukaan tanah di mulut sarang berkisar antara 34 dan 70 dengan kelembaban terendah terjadi pada 12.32 WIB dan tertinggi pada jam 09.00 WIB. Ketinggian lokasi ditemukan sarang ular sendok antara 37-54 m dpl dan termasuk datar. Kadar keasaman tanah pH pada semua lokasi ditemukan sarang normal 7. Kelembaban tanah bervariasi antara kering nilai 1-3 sebanyak 15 sarang, lembab nilai 4-7 sebanyak 10 sarang dan basah nilai 8-10 sebanyak 2 sarang. Sarang ular yang ditemukan mempunyai jarak dari pemukiman antara 93-723 m dan hanya 4 14,81 sarang yang berada lebih dari 500 m. Keberadaan sarang yang ditemukan mempunyai jarak dari sumber air sungai atau saluran irigasi antara 92-1.490 m dan 8 sarang diantaranya berada pada jarak lebih dari 500 m. Jenis tanah ditemukannya sarang ular seluruhnya adalah alluvial kelabu dengan tutupan vegetasi yang terbuka. Pada wilayah pengamatan ditemukan 27 sarang dengan rincian 6 sarang terdapat ular sendok didalamnya dan 21 sarang tidak ditemukan ular didalamnya. Upaya untuk mengetahui perbedaan sarang yang ditemukan ular didalamnya dengan ular yang tidak ditemukan ular didalamnya dilakukan pengujian terhadap peubah-peubah yang diukur pada sarang tersebut, seperti yang tersaji dalam Tabel 10. Tabel 10 Hasil analisis habitat tangkapsarang ular sendok di sawah Peubah Rata-rata hasil pengukuran sarang Proba- bilitas Kesimpulan Ada ular Tidak ada ular N 6 21 Suhu permukaan tanah ºC 35,333 38,381 0,429 H diterima Kelembaban permukaan tanah 57,167 51,857 0,154 H diterima Ketinggian tempat m dpl 46,167 46,286 0,954 H diterima pH tanah 7,000 7,000 1,000 H diterima Kelembaban tanah 3,233 4,271 0,295 H diterima Jarak dari pemukiman m 263,083 276,252 0,996 H diterima Jarak dari sumber air m 454,317 489,317 0,906 H diterima Uji Kolmogorov-Smirnov terhadap pengukuran peubah tersebut pada Tabel 10 diatas, menunjukkan bahwa sarang yang ada ditemukan ular di dalamnya tidak berbeda secara nyata dengan sarang yang tidak ditemukan ular didalamnya. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa seluruh sarang yang ditemukan di Kabupaten Nganjuk merupakan sarang ular sendok aktif dan masih dihuni, bila tidak ditemukan ular didalamnya dapat diduga ular sedang di luar sarang untuk mencari mangsa. Pada habitat sawah di Kabupaten Nganjuk mempunyai suhu permukaan yang mencapai suhu maksimal 50⁰C ular sendok masih dapat beradaptasi dengan baik.

5.5.2. Kabupaten Bojonegoro

Wilayah studi di Kabupaten Bojonegoro mempunyai beberapa tipe habitat, yaitu sawah, ekoton perbatasan antara hutan jati dan sawah, kebun jati dan hutan jati. Habitat tersebut berada di wilayah Desa Klumpang, Sawit dan Dangdiron Kecamatan Ngasem. Jumlah sarang yang ditemukan sebanyak 25 sarang yang tersebar pada habitat-habitat tersebut. Pada saat pengamatan habitat sawah ditanami padi dan palawija, sedangkan pada wilayah ekoton merupakan antara sawah dengan hutan jati yang di tanam pada tahun 2008. Kebun jati milik masyarakat ditanami jati pada sawah yang berbatasan dengan pemukiman dengan jarak tanam 2x2 m dengan tanaman jati telah mencapai diameter rata-rata 14 cm. Sarang ular sendok di hutan jati ditemukan pada daerah lembah yang menjadi sungai tadah hujan yang oleh masyarakat ditanami padi dan palawija. Sarang ular sendok mempunyai diameter antara 4-9 cm dengan panjang mencapai panjang antara 24-298 cm. Sarang ular yang diukur sebanyak 30 sarang dan hanya 9 sarang diantaranya mempunyai ruang lebar didalamnya dengan diameter antara 7-15 cm. Suhu permukaan tanah di mulut sarang berkisar antara 29-38⁰C dengan suhu tertinggi terjadi di habitat hutan jati pada jam 09.46 WIB dan terendah pada di habitat ekoton pada jam 09.50 WIB. Kelembaban permukaan tanah di mulut sarang ular mencapai antara 47-73 dengan kelembaban tertinggi terjadi di habitat kebun jati pada jam 13.57 WIB dan terendah berada di habitat hutan jati pada jam 12.50 WIB. Ketinggian lokasi ditemukan sarang ular sendok berada antara 52-83 m dpl dan termasuk datar. Kadar keasaman tanah pH pada