8. Memupuk rasa cinta tanah air 9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa
10. Mempererat persahabatan antar bangsa.
2.2 Jenis Pariwisata
Menurut Pendit 1994, motif wisatawan mengunjungi suatu tempat dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis-jenis pariwisata yang ada adalah sebagai
berikut : 1. Wisata Budaya yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan atas keinginan
memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke tempat lain untuk mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan
adat istiadat, cara hidup, budaya dan seni mereka. 2. Wisata Tirta yaitu jenis wisata dengan kegiatan yang ditunjang oleh sarana
dan prasarana di suatu badan air seperti di danau, pantai, laut, sungai. 3. Wisata Cagar Alam yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempat-tempat
yang telah dilindungi oleh undang-undang seperti daerah cagar alam, taman margasatwa, hutan lindung.
4. Wisata Agrowisata yaitu wisata dengan tujuan perjalanan ke tempat proyek- proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya.
5. Wisata Buru yaitu jenis wisata yang dilakukan pada daerah daerah yang telah disetujui oleh pemerintah sebagai tempat berburu hewan liar.
6. Wisata Ziarah yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan agama, sejarah dan adat istiadat. Biasanya dilakukan ke tempat-tempat suci, makam orang besar
atau pemimpin besar, wali, atau tempat-tempat yang dianggap keramat lainnya.
7. Wisata lainnya berupa jenis wisata lainnya yang sesuai perkembangan industri pariwisata seperti wisata kuliner, museum, konvensi ataupun wisata
belanja dan lain-lain.
2.3 Sistem Pariwisata
Pariwisata sebagai suatu sistem berarti pariwisata mempunyai komponen- komponen yang menjadi sub sistem dan komponen tersebut saling berinteraksi
dan terkait satu sama lain. Potensi obyek wisata yeng terdefinisi sebagai segala sesuatu yang bila dikelola dengan baik akan menimbulkan suatu daya tarik wisata
merupakan bagian dari komponen yang saling berkaitan tersebut. Dari keterkaitan tersebut, terdapat elemen-elemen pariwisata yaitu aspek permintaan demand
berupa jumlah total dari orang-orang yang melakukan perjalanan dengan cara menggunakan fasilitas wisata beserta pelayanannya di tempat yang jauh dari
tempat tinggal mereka maupun tempat mereka bekerja, dan yang kedua adalah aspek pelayanan supply yang terdiri dari berbagai macam jenis fasilitas dan
pelayanan yang digunakan wisatawan dan bisa dikelompokkan ke dalam beberapa sektor yaitu atraksi, akomodasi, transportasi, infrastruktur serta fasilitas dan jasa
lainnya. 5
Aspek permintaan dalam pariwisata merupakan gambaran orang yang mempunyai keinginan dan mampu untuk melakukan perjalanan wisata
Gunn,1988, dalam Rahman, 2011. Hal ini berarti aspek permintaan dari pariwisata memiliki kaitan dengan motivasi wisatawan untuk melakukan
perjalananan sesuai tujuannya. Wisatawan yang melakukan perjalanan wisata memiliki motivasi tujuan yang berbeda-beda untuk menikmati objek wisata yang
dituju. Akan tetapi tidak ada kepastian untuk dapat mengetahui semua jenis motif wisata tersebut.
Aspek
penawaran pada pariwisata bisa diartikan sebagai sesuatu yang dapat ”dijual” sebagai barang komoditas pariwisata. Menurut Suryasih 2008, dalam
Rudita, 2012, pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata ODTW harus memperhatikan komponen 4A attraction, accessibility, amenities, ancillary
yang saling tergantung antara satu dengan yang lainnya, dimana suatu obyek wisata dikatakan menarik bila ditunjang adanya atraksi, aksesibilitas memadai,
dilengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan wisatawan, dan dikelola oleh pengelola yang professional. Disamping itu, suatu ODTW yang ideal harus
memenuhi tiga syarat dasar, yaitu : something to see, something to do, dan something to buy
. Syarat lain yang tidak kalah penting suatu ODTW adalah unik, spesifik, dan ditunjang oleh 7K Keamanan, Ketertiban, Kesejukan,
Keramahtamahan, Kebersihan, Keindahan dan Kenangan. Menurut Fandeli 1995, aspek yang harus diperhatikan dalam penawaran
pariwisata adalah : 1.
A
traksi daya tarik, maksudnya objek wisata harus mempunyai daya tarik berupa alam atau budaya yang layak dijual ke pasar wisata,
2. Amenitas fasilitas, maksudnya adalah segala macam fasilitas penunjang perkembangan pariwisata berupa hotel, fasilitas umum,
3. Aksesibilitas bisa dicapai, maksudnya adalah sarana dan prasarana yang menyebabkan wisatawan dapat mengunjungi objek wisata.
2.4 Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan
Sektor pariwisata merupakan salah satu instrumen pembangunan berkelanjutan yang tidak hanya dipandang sebagai penghasil devisa, tetapi
sekaligus juga berfungsi untuk menggalakkan kegiatan ekonomi, pengembangan budaya daerah, pemerataan, pembangunan sekaligus melestarikan lingkungan dan
mendukung sumberdaya manusia Kurniawati, 2013. “Pembangunan pariwisata harus didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan
dapat didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat” Piagam Pariwisata
Berkelanjutan, 1995 dalam Kurniawati, 2013
Pembangunan pariwisata berkelanjutan pada intinya berkaitan dengan usaha menjamin agar sumberdaya alam, sosial dan budaya yang dimanfaatkan untuk
pembangunan pariwisata pada generasi ini agar dapat dinikmati untuk generasi yang akan datang Kurniawati, 2013.
Bater 2001 dalam Rahman, 2011 menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dapat dikenali melalui prinsip-prinsipnya
diantaranya adalah : 6