Analisis Perkembangan dan Diversitas Ekonomi Wilayah Kabupaten Wonogiri Analisis Potensi Obyek-Obyek Wisata Kabupaten Wonogiri

5. Dukungan pengem- bangan obyek i. Pengelolaan obyek wisata  Tidak ada pengelola obyek wisata  Obyek wisata hanya dikelola oleh pemerintah secara sederhana  Obyek wisata dikelola oleh pemerintah dan masyarakatswasta secara profesional 1 2 3 j. Pengem- bangan dan promosi obyek wisata  Obyek wisata belum dikembangkan dan belum terpublikasikan tidak terdapat dalam website atau sosial media resmi Pemerintah Daerah  Obyek wisata sudah dikembangkan tetapi belum terpublikasikan tidak terdapat dalam website atau sosial media resmi Pemerintah Daerah  Obyek wisata sudah dikembangkan dan terpublikasikan terdapat dalam website atau sosial media resmi Pemerintah Daerah 1 2 3 6. Fasilitas penunjang obyek k. Ketersediaan fasilitas pemenuhan kebutuhan fisik dan sosial wisata makan minum, penginapan, tempat ibadah, taman terbuka  Tidak tersedia  Tersedia 1 – 2 jenis fasilitas sederhana warung makan, losmenhotel kelas melati  Tersedia 2 jenis fasilitas eksklusif restoran, hotel berbintang 1 2 3 7. Fasilitas Pelengkap l. Ketersediaan fasilitas pelengkap tempat parkir, toilet WC, pusat informasi  Tidak tersedia  Tersedia 1 – 2 jenis fasilitas  Tersedia 2 jenis fasilitas 1 2 3 Tabel 3.4 lanjutan 8. Keamanan dan kenya- manan m. Keamanan wilayah sekitar obyek wisata  Sering terjadi tindak kejahatan di sekitar area obyek wisata  Jarang terjadi tindak kejahatan di sekitar area obyek wisata  Tidak pernah terjadi tindak kejahatan di sekitar area obyek wisata 1 2 3 Sumber : PUSPAR UGM 2005 dimodifikasi 3.4.3.2 Metode Analisis Deskriptif Metode Analisis Deskriptif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang menggambarkan segala aspek yang terkait dengan potensi pengembangan obyek-obyek wisata di Kabupaten Wonogiri.

3.4.4 Analisis Efisiensi Pengelolaan Obyek Wisata Kabupaten Wonogiri

Untuk menganalisis efisiensi pengelolaan beberapa obyek wisata yang telah mampu memberikan sumbangan terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Wonogiri dilakukan dengan Metode Analisis DEA. Menurut Fauzi 2014, Data Envelopment Analysis DEA dikembangkan sebagai model dalam pengukuran tingkat kinerja atau produktifitas dari sekelompok unit organisasi. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kemungkinan-kemungkinan penggunaan sumberdaya yang dapat dilakukan untuk menghasilkan output yang optimal. Produktifitas yang dievaluasi dimaksudkan adalah sejumlah penghematan yang dapat dilakukan pada faktor sumberdaya input tanpa harus mengurangi jumlah output yang dihasilkan, atau dari sisi lain peningkatan output yang mungkin dihasilkan tanpa perlu dilakukan penambahan sumberdaya. DEA merupakan metodologi non-parametrik yang didasarkan pada linear programming dan digunakan untuk menganalisis fungsi produksi melalui suatu pemetaan frontier produksi. Keunggulan DEA : 1. Bisa menangani banyak input dan output 2. Tidak butuh asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan variabel output 3. DMU dibandingkan secara langsung dengan sesamanya 4. Input dan output dapat memiliki satuan yang berbeda Kelemahan DEA : 1. Bersifat sample spesific 2. Bersifat extreme point technique, kesalahan pengukuran akan berakibat fatal 3. Hanya mengukur produktivitas relatif dari DMU bukan produktivitas yang absolut 4. Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA tidak bisa langsung dilakukan 5. Menggunakan perumusan linear programming yang terpisah untuk setiap DMU Tabel 3.4 lanjutan 20

3.4.5 Analisis Perbandingan Pengelolaan

Kepariwisataan Kabupaten Wonogiri Dengan Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Pacitan Analisis ini dilakukan dengan dengan metode deskriptif untuk menggambarkan perbedaan pengelolaan kepariwisataan Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Pacitan yang diperoleh melalui observasi langsung disertai wawancara dengan masyarakat pelaku kegiatan pariwisata di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Pacitan. Beberapa aspek yang diobservasi terkait aksesibilitas obyek wisata, sarana prasarana, partisipasi masyarakat, kondisi obyek wisata serta metode promosi yang dipergunakan. Hasil yang diperoleh berguna sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi serta arahan kebijakan pengelolaan kepariwisataan Kabupaten Wonogiri menuju pengembangan kawasan wisata berkelanjutan.

3.4.6 Analisis Strategi Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Wonogiri

Dalam menentukan Strategi Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Wonogiri dilakukan melalui beberapa tahapan analisis, yaitu dimulai dengan menyusun hierarki strategi dengan metode analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman SWOT menggunakan Metode AHP. Nilai bobot yang dihasilkan dari analisis terhadap kuesioner AHP selanjutnya dilakukan analisis Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS, External Strategic Factor Analysis Summary EFAS, Matriks Internal Eksternal IE, Matriks Space.

3.4.6.1 Metode Analisis AHP

Prinsip – prinsip dasar yang harus dipahami dalam menggunakan Metode Analisis AHP adalah : 1. Dekomposisi Memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsur, sampai ke tingkat yang tidak mungkin dilakukan pemecahan lagi sehingga diperoleh tingkatan persoalan yang disebut hierarki. 2. Penilaian Komparatif Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada tingkat tertentu dan kaitan dengan tingkatan di atasnya Penilaian pendapat ini dilakukan dengan komparasi berpasangan matriks yaitu membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya pada setiap tingkat hierarki yang berpasangan sehingga didapat nilai tingkat kepentingan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif. Penyusunan skala kepentingan ini memakai pedoman yang dapat dilihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Skala dasar rangking Analytical Hierarchy Process AHP Tingkat Kepentingan Definisi 1 3 5 7 9 2,4,6,8 Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting dari elemen lain Elemen yang satu lebih penting dari elemen lain Elemen yang satu jelas lebih penting dari elemen lain Elemen yang satu mutlak lebih penting dari elemen lain Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Sumber : Diadopsi dari Saaty 1991 21 3. Prioritas Sintesis Dari setiap matriks komparasi berpasangan kemudian dicari eigen vector-nya untuk mendapatkan prioritas lokal. 4. Konsistensi Rasio Konsistensi memiliki dua makna : 1 objek – objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keragaman dan relevansi, 2 tingkat hubungan antara obyek – obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Hierarki strategi pengembangan kawasan wisata berkelanjutan di Kabupaten Wonogiri dengan kriteria-kriteria yang mempertimbangkan penelitian sebelumnya, hasil observasi, wawancara dengan responden, maupun dinamika kepariwisataan pada saat ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2 Hierarki strategi pengembangan kawasan wisata berkelanjutan

3.4.6.2 Metode Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS

Metode analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor strategi internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan untuk menentukan strategi pengembangan obyek wisata yang akan dilakukan di Kabupaten Wonogiri. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Berkelanjutan Faktor Internal Kekuatan Faktor Internal Kelemahan Faktor Eksternal Peluang Faktor Eksternal Ancaman 1. Harga Tiket 2. Potensi SDA 3. Fisiografi Wilayah 4. Adat Istiadat 5. Keramahan Masyarakat 1. Kondisi SDM 2. Akses Permodalan 3. Promosi Belum Optimal 4. Sarana Prasarana 5. Aksesibilitas 1. Dukungan Kebijakan Pemerintah 2. Keberadaan Investor 3. Kecende- rungan Minat Wisatawan 4. Peluang Pasar Wisatawan Domestik 5. Perkembang- an Teknologi Informasi 1. Persamaan Jenis Obyek Dengan Daerah lain 2. Keamanan 3. Ekonomi Regional 4. Alih Fungsi Lahan 5. Eksploitasi SDA Level 1 : Fokus Level 2 : Faktor Level 3 : Kriteria Bagian penting dari analisis ini adalah membuat matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Internal Strategic Faktor Analysis Summary IFAS Faktor – Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan : 1. ……………. 2. ……………. dst Kelemahan : 1. ……………. 2. ……………. dst Total 1,000 Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009 3.4.6.3 Metode External Strategic Factor Analysis Summary EFAS Metode analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor – faktor strategi eksternal yang meliputi peluang dan ancaman untuk menentukan strategi pengembangan obyek wisata yang akan dilakukan di Kabupaten Wonogiri. Bagian penting dari analisis ini adalah membuat matriks External Strategic Factor Analysis Summary EFAS seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Eksternal Strategic Faktor Analysis Summary EFAS Faktor – Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor Peluang : 1. ……………. 2. ……………. dst Ancaman : 1. ……………. 2. ……………. dst Total 1,000 Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009 Langkah – langkah pembuatannya baik Internal Strategic Faktor Analysis Summary IFAS maupun Eksternal Strategic Faktor Analysis Summary EFAS adalah sebagai berikut : 1. Menyusun sebanyak 5 sampai dengan 10 faktor – faktor peluang dan ancaman pada kolom 1 yang menentukan strategi pengembangan obyek wisata yang berkelanjutan di Kabupaten Wonogiri. 2. Memasukkan bobot masing – masing faktor peluang dan ancaman pada kolom 2 dari hasil AHP gabungan semua responden setelah dikalikan setengah, sehingga nilai total bobot sama dengan 1. 23