Perbandingan Pengelolaan Kepariwisataan Kabupaten Wonogiri dengan

5. Dukungan Masyarakat Masyarakat umumnya menyambut baik dikembangkannya Kabupaten Wonogiri sebagai daerah tujuan wisata. Masyarakat mengharapkan adanya penggalian semua potensi yang dimiliki baik atas dasar usaha sendiri maupun campur tangan pemerintah, swasta maupun lembaga independen yang ada.

b. Kelemahan

1. Kondisi Sumberdaya Manusia SDM Tingkat pendidikan masyarakat secara umum cukup rendah yang berpengaruh pada sumberdaya manusia yang ada. Terkait dengan kondisi birokrasi pengelola potensi pariwisata umumnya disebabkan kurang sinkronnya latar belakang keahlian yang dimiliki dengan tanggung jawab yang dijalankan. 2. Akses Permodalan Masyarakat masih kesulitan memperoleh pendanaan yang mencukupi dalam mengembangkan usaha-usaha terutama yang memiliki keterkaitan dengan sektor pariwisata. 3. Promosi Belum Optimal Promosi yang dilakukan secara konvensional sehingga dirasakan kurang maksimal dalam mempromosikan potensi-potensi obyek wisata yang ada. 4. Sarana dan Prasarana Sarana dan Prasarana meliputi sarana yang melekat pada obyek wisata maupun sarana penunjang seperti keberadaan tempat penginapan, ketersediaan jaringan jalan maupun jaringan listrik. 5. Aksesibilitas Aksesibilitas menitikberatkan pada kemudahan wisatawan untuk mencapai suatu obyek wisata yang dipengaruhi kondisi jaringan jalan, penunjuk jalan, transportasi umum yang melayani mobilisasi orang maupun barang antar obyek wisata yang ada.

B. Faktor Strategi Eksternal a. Peluang

1. Dukungan Kebijakan Pemerintah Pemerintah Kabupaten Wonogiri memiliki Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah RIPPDA yang disusun tahun 2004 yang diharapkan dapat mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas kepariwisataan. 2. Keberadaan Investor Banyak investor khususnya investor local yang berminat menanamkan modalnya dalam pengembangan pariwisata. 3. Kecenderungan Minat Wisatawan wisata alam dan berkarakter tradisional Saat ini ada kecenderungan wisatawan lebih mnyukai keindahan dan berinteraksi langsung dengan alam serta masyarakat yang menjunjung tinggi adat dan tradisi. 4. Peluang Pasar Wisatawan Domestik Besarnya jumlah penduduk di Pulau Jawa merupakan peluang pasar yang potensial untuk dikembangkan. 5. Perkembangan Teknologi Informasi Kemajuan teknologi informasi khusunya media internet yang cepat memungkinkan untuk mengoptimalkan sumberdaya kepariwisataan yang dimiliki.

b. Ancaman 1. Persamaan Jenis Obyek Dengan Daerah Lain

Banyak obyek wisata sejenis yang berkembang pula di daerah lain khususnya daerah kabupaten tetangga. 2. Keamanan Kegiatan pariwisata sangat rentan terhadap situsai keamanan yang seringkali tidak menentu. 3. Ekonomi Regional Situasi perekonomian domestic umumnya berpengaruh terhadap pang surutnya arus kunjungan wisatawan. 4. Alih Fungsi Lahan Terjadinya perubahan fungsi lahan, dimana banyak lahan-lahan produktif dimanfaatkan sebagai sarana penunjang maupun sarana pelengkap obyek wisata. 5. Eksploitasi Sumberdaya Alam SDA Pemanfaatan kawasan-kawasan sempadan sungai, waduk, pantai maupun tempat dengan kelerengan curam sebagai sarana kepariwisataan. Faktor strategi internal dan eksternal di atas diolah dengan metode AHP Lampiran 6 untuk mendapatkan nilai kuantitatif dari masing-masing faktor strategi.

4.5.2 Metode Internal Strategic Factors Analysis Summary

IFAS dan External Strategic Factors Analysis Summary EFAS Setelah dilakukan identifikasi dan perhitungan dengan AHP terhadap faktor- faktor strategi internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan penyusunan matriks Internal Strategic Factors Analysis Summary IFAS dan External Strategic Factors Analysis Summary EFAS. Tingkat kepentingan masing-masing faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman diketahui berdasarkan tiga klasifikasipengelompokan nilai pembobotan dari selang yang diperoleh, yaitu : sangat penting, penting dan cukup penting. Penentuan selang untuk masing-masing faktor diperoleh dengan cara mengurangi nilai boot tertinggi dengan nilai bobot terendah, kemudian hasilnya dibagi tiga. Pengaruh masing-masing faktor diketahui dari nilai rating, dimana nilai rating 4 mewakili tingkat pengaruh sangat kuat, nilai rating 3 mewakili tingkat pengaruh cukup kuat, nilai rating 2 mewakili tingkat pengaruh cukup lemah dan nilai rating 1 mewakili tingkat pengaruh sangat lemah Lampiran 7. 4.5.2.1 Analisis Faktor Strategi Internal Melalui analisis faktor strategi internal Lampiran 8 dengan matriks IFAS, dapat diperoleh kekuatan yang dapat dikembangkan dan kelemahan yang harus diminimalkan pada pengembangan obyek wisata di Kabupaten Wonogiri. Dari faktor kekuatan, potensi SDA mencapai bobot tertinggi 0,204 sedangkan harga tiket mencapai bobot terendah 0,033, hasil pengurangannya 0,171 setelah dibagi tiga menghasilkan nilai selang sebesar 0,057. Dari nilai selang tersebut, diperoleh selang nilai bobot cukup penting dimulai dari 0,033 sampai 0,089; selang nilai bobot penting dimulai dari 0,090 sampai 0,146; dan selang nilai bobot sangat penting dimulai dari 0,147 sampai 0,204. Berdasarkan hasil analisis faktor kekuatan, potensi SDA berperan sangat penting nilai bobot 0,204 dan berpengaruh sangat kuat nilai rating 4 terhadap pengembangan obyek wisata di Kabupaten Wonogiri. Dukungan masyarakat berperan penting nilai bobot 0,109 dengan pengaruh cukup kuat nilai rating 3. Adapun fisiografis wilayah dan adat istiadat keramahan masyarakat peranannya cukup penting nilai bobot 0,077 dan 0,076 dengan pengaruh cukup kuat nilai rating 3. Untuk harga tiket peranannya cukup penting nilai bobot 0,033 dengan pengaruh cukup lemah nilai rating 2. Dari faktor kelemahan, aksesibilitas mencapai bobot tertinggi 0,153 sedangkan akses permodalan mencapai bobot terendah 0,048, hasil pengurangannya 0,105 setelah dibagi tiga menghasilkan nilai selang sebesar 0,035. Dari nilai selang tersebut, diperoleh selang nilai bobot cukup penting dimulai dari 0,048 sampai dengan 0,082; selang nilai bobot penting dimulai dari 0,083 sampai dengan 0,117; dan selang nilai bobot sangat penting dimulai dari 0,118 sampai dengan 0,153. Berdasarkan hasil analisis faktor kelemahan, aksesibilitas serta sarana dan prasarana berperan sangat penting nilai bobot 0,153 dan 0,130 dan berpengaruh sangat cukup kuat nilai rating 3. Kondisi SDM berperan penting nilai bobot 0,112 dengan pengaruh cukup kuat nilai rating 3. Adapun promosi belum optimal dan akses permodalan peranannya cukup penting nilai bobot 0,057 dan 0,048 dengan pengaruh cukup lemah nilai rating 2. Perhitungan IFAS selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 IFAS pengembangan obyek wisata di Kabupaten Wonogiri Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor Kekuatan 1. Harga Tiket 0.033 2 0.067 2. Potensi SDA 0.204 4 0.816 3. Fisiografis Wilayah 0.077 3 0.231 4. Adat Istiadat Keramahan Masyarakat 0.076 3 0.229 5. Dukungan Masyarakat 0.109 3 0.328 Kelemahan 1. Kondisi SDM 0.112 3 0.335 2. Akses Permodalan 0.048 2 0.096 3. Promosi Belum Optimal 0.057 2 0.114 4. Sarana dan Prasarana 0.130 3 0.391 5. Aksesibilitas 0.153 3 0.458 Jumlah 1.000 3.066

4.5.2.2 Analisis Faktor Strategi Eksternal

Matriks EFAS digunakan untuk melakukan analisis terhadap faktor strategi eksternal Lampiran 9, baik menyangkut peluang maupun ancaman dalam pengembangan obyek wisata di Kabupaten Wonogiri. Dari faktor peluang, dukungan kebijakan pemerintah mencapai bobot tertinggi 0,135 sedangkan perkembangan teknologi informasi mencapai bobot terendah 0,058, hasil pengurangannya 0,077 setelah dibagi tiga menghasilkan nilai selang sebesar