petilasan maupun desa wisata. Kondisi pesisir laut yang landai memanjang menjadikan banyak obyek wisata pantai yang tersaji seperti : Pantai Baron,
Krakal, Kukup, Sundak, Drini, Indrayanti, Wediombo dan Sadeng. Adapun obyek wisata goa yang paling terkenal adalah Goa Pindul dan Goa Bribin.
Obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Pacitan sebenarnya relatif tidak terlalu banyak. Obyek wisata yang terkenal antara lain Pantai Teleng Ria, Pantai
Srahu, Pantai Klayar, Goa Gong, Goa Tabuhan serta Pemandian Air Hangat Arjosari. Kondisi tersebut tidak menyurutkan jumlah wisatawan jumlah
wisatawan yang berkunjung. Dalam beberapa aspek, kebijakan kepariwisataan Kabupaten Pacitan mungkin berbeda dengan yang dilakukan Kabupaten
Gunungkidul dan Kabupaten Wonogiri sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Pengelolaan kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten
Pacitan dan Kabupaten Wonogiri No
Keterangan Kabupaten
Gunungkidul Kabupaten Pacitan
Kabupaten Wonogiri
1 Aksesibilitas
menuju obyek wisata
Aksesibilitas sangat baik.
Penataan akses jalan sangat
memudahkan perjalanan
wisatawan Aksesibilitas
sebenarnya sangat baik. Akan tetapi
strategi penataan akses jalan kurang
maksimal sehingga menurunkan mood
wisatawan Aksesibilitas
kurang baik. Kondisi
jaringan jalan banyak yang
sudah rusak
2 Keberadaan
sarana prasarana
pelengkap dan pendukung
obyek wisata Terpenuhi secara
maksimal Memadai
Kebanyakan kurang
memadai
3 Kealamian
obyek wisata yang dimiliki
Selalu berusaha untuk
dipertahankan kealamiannya
Penambahan fasilitas yang justru
mengurangi kealamian obyek
wisata Penambahan
fasilitas yang justru
mengurangi kealamian
obyek wisata
4 Partisipasi
Masyarakat Aktif
Pasif Pasif
5 Tiket masuk
Terjangkau Terjangkau
Terjangkau 6
Promosi Melalui
Media Sosial Dilakukan secara
maksimal Mulai
dilakukan secara maksimal
Belum dilakukan
secara maksimal
Hal menarik yang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul adalah partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan pariwisata suatu kawasan obyek. Hal ini
menimbulkan respon balik positif dari masyarakat yang mendukung kepariwisataan. Partisipasi masyarakat sangat menentukan karena merekalah yang
secara langsung melekat terhadap dinamika kepariwisataan baik berhubungan dengan obyek wisata maupun wisatawannya; Tiket masuk obyek wisata dalam
satu kawasan diupayakan terintegrasi dalam satu pintu masuk dan pintu keluar. Wisatawan hanya membayar tiket satu kali untuk dapat menikmati obyek dalam
satu kawasan. Pemerintah daerah lebih membidik pendapatan diluar tiket masuk hasil dari multiplier efek sektor lain yang terkait pariwisata, misalnya dari parkir,
retribusi warung atau rumah makan yang dikelola masyarakat, penginapanhotel dan sebagainya.
Dari tabel di atas yang terlihat bahwa pengelolaan kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul lebih ideal untuk digunakan sebagai bahan bagi arahan
pengembangan kawasan wisata berkelanjutan di Kabupaten Wonogiri untuk menyempurnakan Kebijakan Pengembangan Pariwisata yang telah digunakan
pada saat ini.
4.5 Strategi Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Wonogiri
Strategi pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Wonogiri dapat diperoleh melalui penggunaan beberapa metode analisis, meliputi Metode AHP,
Metode IFAS, Metode EFAS, Metode Matriks IE dan Metode Matriks Space. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut.
4.5.1 AHP Faktor Strategi Internal dan Eksternal A. Faktor Strategi Internal
a. Kekuatan 1. Harga Tiket
Pengunjung obyek wisata di Kabupaten Wonogiri masih didominasi wisatawan lokal. Bagi wisatawan lokal faktor harga tiket suatu obyek menjadi
salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan ke lokasi untuk melakukan kegiatan wisata.
2. Potensi Sumberdaya Alam SDA Wilayah Kabupaten Wonogiri masih didominasi hamparan persawahan,
perkebunan, perbukitan, lembah maupun kawasan berhutan yang menciptakan keindahan alam yang alami.
3. Fisiografis Wilayah Fisiografis wilayah Kabupaten Wonogiri terbentuk mulai dari lereng Volkan,
perbukitan karst dan wilayah pantai. Dengan kondisi fisiografis tersebut maka Kabupaten Wonogiri memiliki obyek wisata alam yang beragam dan menarik
baik secara artistic maupun edukasi.
4. Adat Istiadat Keramahan Masyarakat Sebagaimana umumnya Masyarakat Jawa yang masih dipengaruhi
kebudayaan kerajaan, keramahan masyarakat Wonogiri masih sangat terjaga. Kondisi ini sangat mendukung suasana yang nyaman bagi kegiatan
kepariwisataan yang ada. 42
5. Dukungan Masyarakat Masyarakat umumnya menyambut baik dikembangkannya Kabupaten
Wonogiri sebagai daerah tujuan wisata. Masyarakat mengharapkan adanya penggalian semua potensi yang dimiliki baik atas dasar usaha sendiri maupun
campur tangan pemerintah, swasta maupun lembaga independen yang ada.
b. Kelemahan
1. Kondisi Sumberdaya Manusia SDM Tingkat pendidikan masyarakat secara umum cukup rendah yang berpengaruh
pada sumberdaya manusia yang ada. Terkait dengan kondisi birokrasi pengelola potensi pariwisata umumnya disebabkan kurang sinkronnya latar
belakang keahlian yang dimiliki dengan tanggung jawab yang dijalankan.
2. Akses Permodalan Masyarakat masih kesulitan memperoleh pendanaan yang mencukupi dalam
mengembangkan usaha-usaha terutama yang memiliki keterkaitan dengan sektor pariwisata.
3. Promosi Belum Optimal Promosi yang dilakukan secara konvensional sehingga dirasakan kurang
maksimal dalam mempromosikan potensi-potensi obyek wisata yang ada. 4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana meliputi sarana yang melekat pada obyek wisata maupun sarana penunjang seperti keberadaan tempat penginapan,
ketersediaan jaringan jalan maupun jaringan listrik. 5. Aksesibilitas
Aksesibilitas menitikberatkan pada kemudahan wisatawan untuk mencapai suatu obyek wisata yang dipengaruhi kondisi jaringan jalan, penunjuk jalan,
transportasi umum yang melayani mobilisasi orang maupun barang antar obyek wisata yang ada.
B. Faktor Strategi Eksternal a. Peluang
1. Dukungan Kebijakan Pemerintah Pemerintah Kabupaten Wonogiri memiliki Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah RIPPDA yang disusun tahun 2004 yang diharapkan dapat mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas kepariwisataan.
2. Keberadaan Investor Banyak investor khususnya investor local yang berminat menanamkan
modalnya dalam pengembangan pariwisata. 3. Kecenderungan Minat Wisatawan wisata alam dan berkarakter tradisional
Saat ini ada kecenderungan wisatawan lebih mnyukai keindahan dan berinteraksi langsung dengan alam serta masyarakat yang menjunjung tinggi
adat dan tradisi. 4. Peluang Pasar Wisatawan Domestik
Besarnya jumlah penduduk di Pulau Jawa merupakan peluang pasar yang potensial untuk dikembangkan.
5. Perkembangan Teknologi Informasi Kemajuan teknologi informasi khusunya media internet yang cepat
memungkinkan untuk mengoptimalkan sumberdaya kepariwisataan yang dimiliki.