3. Pada kolom 3 dimasukkan rating pengaruh masing – masing faktor peluang dan ancaman dengan memberi skala dari 4 sangat kuat sampai dengan 1
sangat lemah. Nilai rating disini merupakan hasil pembulatan dari nilai rata – rata dari semua responden.
4. Kolom 4 diisi hasil kali bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya berupa skor yang nilainya bervariasi dari 4 sampai dengan 1.
5. Jumlahkan skor pada kolom 4 untuk memperoleh nilai total skor faktor eksternal. Nilai total skor digunakan dalam analisis matriks internal –
eksternal IE.
3.4.6.4 Metode Matriks Internal-Eksternal IE
Model matriks internal-eksternal IE digunakan untuk memposisikan strategi pengembangan obyek wisata yang akan dilakukan di Kabupaten
Wonogiri. Parameter yang digunakan adalah total skor faktor internal dan total skor faktor eksternal. Matriks internal-eksternal tertera pada Gambar 3.3.
N il
ai T
o ta
l S
k o
r F
ak to
r S
tr at
eg i
E k
st er
n al
Nilai Total Skor Faktor Strategi Internal Tinggi
Rata-rata Lemah
4 3
2 1
Tinggi
3 1
GROWTH Konsentrasi melalui
integrasi vertikal 2
GROWTH Konsentrasi melalui
integrasi horizontal 3
RETRENCHMENT Turn-Around
Sedang
2 4
STABILITY Hati-hati
5 GROWTH
Konsentrasi melalui integrasi horizontal
STABILITY Tidak ada perubahan
profit strategi 6
RETRENCHMENT Captive Company
atau Divestment
Rendah
1 7
GROWTH Diversifikasi
konsentrik 8
GROWTH Diversifikasi
konglomerat 9
RETRENCHMENT Bangkrut
Atau Likuidasi
Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009 Gambar 3.3 Matriks Internal-Eksternal
Menurut Rangkuti 2009, matriks internal-eksternal dapat mengidentifikasi suatu strategi yang relevan berdasarkan sembilan sel matriks IE. Kesembilan sel
tersebut secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam tiga strategi utama, yaitu :
1. Growth strategy, adalah strategi yang didesain untuk pertumbuhan sendiri sel 1, 2, dan 5 atau melalui diversifikasi sel 7 dan 8.
2. Stability strategy, adalah penerapan strategi yang dilakukan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan sel 4.
3. Retrenchment strategy, adalah strategi dengan memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan sel 3, 6, dan 9.
3.4.6.5 Metode Matriks Space
Menurut Rangkuti 2009, Matriks Space digunakan untuk mengetahui posisi dan arah perkembangan suatu institusi. Parameter yang digunakan dalam
analisis ini adalah selisih dari skor faktor internal kekuatan – kelemahan dan selisih dari skor faktor eksternal peluang – ancaman.
Marimin 2004 mengemukakan, posisi institusi dapat dikelompokkan ke dalam 4 kuadran, seperti ditunjukkan dalam Gambar 3.4, dimana :
1. Kuadran I, menandakan posisi sangat menguntungkan, dimana institusi memiliki kekuatan dan peluang sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada dengan menerapkan strategi pertumbuhan yang agresif. 2. Kuadran II, menandakan institusi menghadapi berbagai ancaman, namun
masih memiliki kekuatan, sehingga strategi yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
sistem diversifikasi. 3. Kuadran III, pada kuadran ini institusi mempunyai peluang yang sangat besar,
disisi lain memiliki kelemahan internal. Menghadapi situasi ini institusi harus berusaha meminimalkan maalah-masalah internal untuk dapat merebut
peluang pasar. 4. Kuadran IV menunjukkan institusi berada pada situasi yang tidak
menguntungkan, karena disamping menghadapi ancaman juga mengahadapi kelemahan internal.
Berbagai Peluang
Kelemahan Internal
Kuadran III Strategi Turn-
Around Kuadran I
Strategi Agresif Kekuatan
Internal
Strategi Defensif Kuadran IV
Strategi Diversifikasi
Kuadran II Berbagai Ancaman
Gambar 3.4 Matriks Space 25