b. Melakukan  monitoring  kondisi  terumbu  karang  secara  teratur  dilaksanakan oleh tim yang sama untuk menghindari perbedaan hasil.
c. Melakukan pengawasan secara rutin terhadap penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan misalnya: trawl, bom dan sianida, potasium
d. Pengelolaan  DPL  Pulau  sebesi  bukan  hanya  tanggung  jawab  lembaga pengelola  tapi  juga  tanggung  jawab  masyarakat  nelayan  yang
menggantungkan  pendapatannya  pada  ekosistem  DPL.  Menjadikan  biaya biaya transaksi penegakan status perlindungan dimasa mendatang akan lebih
rendah
5.7.2  Kebijakan Sosial Ekonomi
Arahan strategi kebijakan ekonomi dan sosial budaya ditekankan keinginan untuk memberikan penyadaran tentang tujuan dan manfaat DPL bagi masyarakat
secara berkenlanjutan.
a. Memberikan  pengertian  kepada  masyarakat,  pengusaha  maupun pemerintah  daerah  tentang  manfaat  DPL  dan  besarnya  nilai  ekonomi
terumbu  karang  yang  dihasilkan,  sehingga  dapat  meningkatkan partisipasi  masyarakat  dalam  pengelolaan.  Pengetahuan  dan  persepsi
masyarakat  mengenai  manfaat  terumbu  karang  secara  tidak  langsung perlu ditingkatkan lagi melalui sosialisasi.
b. Memberikan  mata  pencaharian  alternatif  di  luar  perikanan  untuk menghindari  tidakan  destruktif  akibat  pelarangan  aktivitas  masyarakat
nelayan pada DPL.
c. Memberikan akses  yang lebih Agar tidak selamanya nelayan bergantung pada toke ikan.
5.7.3  Kebijakan Kelembagaan
Melalui  jalur  penegakan  hukum,  sosial  politik  dan  birokrasi  yang  dibagi berdasarkan  peran  masing-masing  kelompok  lembaga  maka  Arahan  strategi
kebijakan  pengelolaan  DPL  ditekankan  pada  upaya  peningkatan  peran  serta stakeholder serta peningkatan penyadaran  yang  mengacu pada beberapa strategi
sebagai berikut:
a. Meningkatkan  keterlibatan  peran  serta  masyarakat  sebagai  anggota pokmas.  Dilakukan  pembinaan  kelembagaan  lokal  dan  meningkatkan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
kerja  sama  antar  sektor  maupun  instansi  serta  masyarakat  dalam melakukan pengelolaan dan pengawasan terumbu karang.
b. Memasukkan program pengelolaan terumbu karang di tingkat masyarakat, dan desa.
c. Mengkoordinasi nelayan untuk berpartisipasi dalam semua kegiatan yang mendukung  terlaksananya  pengelolaan  terumbu  karang  sacara
berkelanjutan.
d. Guna  menghindari  konflik  yang  berkepanjangan,  Perlu  adanya pengelolaan  yang  partisipatif dengan  membuat  kontrak  sosial  antara
stakeholder antara  pengelola  dengan  masyarakat  yang  memanfaatkan sumberdaya kawasan DPL terkait dengan pengelolaan yang lestari dan
berkelanjutan.  Misalnya dipertemukannya  antara pihak pengelola dan organisasi  nelayan  agar  tidak  terjadi  kesalah  pahaman  dalam  persepsi
pengelolaan Daerah perlindungan laut pulau sebesi.
.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
6.  KESIMPULAN DAN SARAN
6.1  Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan hasil analisis data serta pembahasan  yang dilakukan  maka  dapat  ditarik  beberapa  kesimpulan  sebagai
seberikut: 1. Kajian keberlanjutan Pengelolaan DPL Pulau sebesi
 Keberlanjutan  pengelolaan  DPL  Pulau  Sebesi  untuk  dimensi  ekologi
cukup  berkelanjutan,  namun  dari  segi  kelembagaan  kurang berkelanjutan karena banyaknya anggota pengelola yang non aktif serta
tidak didukungnya pendanaan dalam pengelolaan.
Berdasarkan  kajian  stakeholder peran  serta  masyarakat  dalam  pengelolaan Daerah Perlindungan Laut adalah sebagai berikut
 Pengetahuan  mengenai  terumbu  karang  dan  DPL  Pulau  Sebesi  serta
manfaatnya Semenjak ditetapkannya Pulau Sebesi tahun 2002, tingkat pengetahuan
masyarakat mengenai manfaat dan kondisi terumbu karang kurang baik, hal  ini  dipengaruhi  oleh  tidak  adanya  pelampung  tanda  batas  dan
rendahnya sosialisasi mengenai lokasi DPL
 Partisipasi  Masyarakat  dalam  perencanaan,  pelaksanaan,  pengelolaan
dan pengawasan DPL Pada  saat  perencanaan  DPL  keterlibatan  masyarakat  dan  pengelola
tergolong tinggi mencapai 95, sedangkan pada tahap pengeloaan dan pengawasan  yang  kurang  berpatisipasi  aktif  masing-masing  mencapai
76.19
2. Bentuk  pengelolaan  yang  menjadi  alternatif  terbaik  untuk  tetap menunjang keberlanjutan DPL adalah:
 Pengembangan  mata  pencaharian  alternatif  guna  mendukung  program
DPL dan menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat
 Memasukkan  program  DPL  kedalam  program  tahunan  pemerintah
daerah, agar program DPL mendapatkan  perhatian secara berkala
 Berbagai  keterbatasan  yang  dimiliki  oleh  masyarakat  dan  pemerintah
daerah dapat di atasi dengan melibatkan lembaga non formal
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com