8.08 10.08 12.06
55.52 4.44
9.82 Acropora
Non Acropora Dead Coral
Biota lain Alga
38.20
1.98 27.10
32.72 Acropora
Non Acropora Biota lain
Abiotik
Tingginya persentase tutupan karang dikarenakan di kawasan Gosong Sawo ini  jauh  dari pemukiman  penduduk  dan  dekat  dengan  tempat  villa  penginapan
wisatawan  serta  tidak  begitu  jauh  dari  Dermaga  Desa  Tejang  yang  setiap  hari terlihat  ada  aktivitas  penduduk  Pulau  Sebesi  yang  melakukan  kegiatan  bongkar
muat  barang.  Kondisi  ini, secara  tidak  langsung  ikut  mengawasi  kondisi komunitas karang pada kedalaman 3 meter di kawasan Gosong Sawo. Rendahnya
nilai  tutupan  komunitas  karang  di  kawasan  Gosong  Sawo  35.24  dan  karang mati yang di temukan sebanyak 64.76 dikedalaman 10 m diduga karena adanya
aktifitas  transportasi  jalur  pelayaran  Darmaga  Canti-Pulau  Sebesi.  Diduga komunitas  karang  yang  rusak  karena  adanya labuh  jangkar  kapal  di  kawasan
komunitas karang.
5.2.3 Kondisi Terumbu Karang DPL 3 Pulau Umang
Persentase Tutupan  Komunitas  karang  pada  DPL  3  Pulau  Umang  sebesar 73.68  kedalaman 3 m dan 67.82 kedalaman 10 m, terdiri dari Acropora
dikedalaman 3 m 8.08 dan  pada kedalaman 10 m 38.20, Non Acropora kedalaman 3 m 10.08, dan 10 m 1.98, Dead Coral karang mati sebesar
12.06, biota lain kedalaman 3 m 55.52 , pada kedalaman 10 m 27.10 , Alga 44.44,  Abiotik  9.82 dikedalaman  3  m  dan  10  m  32.72 lebih
jelasnya dapat di lihat Gambar 11.
Gambar  3 Persentase  tutupan  untuk  masing-masing  kategori  biota  dan  substrat pada kedalaman 3 meter dan 10 meter di DPL 3 Pulau Umang
Kondisi tutupan karang keras untuk kesehatan terumbu karang di kawasan Pulau Umang pada kedalaman 3 meter 18.16 dikategorikan kondisi rusak 0-
24.9 dan pada kedalaman 10 meter 40.18 dikategorikan kondisi sedang 25 -49.9 berdasarkan formulasi KEP MEN LH No 4 Tahun 2001.  Rendahnya
persentase tutupan terumbu karang hidup pada Pulau Umang ini di duga karena tingginya persentase karang lunak yang mencapai 55.52 yang habitatnya banyak
pada pecahan-pecahan karang yang sudah mati.
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
5.78 13.54
64.80 15.88
Acropora Non Acropora
Dead Coral Biota lain
18.92 13.94
6.62 4.34
56.18 Acropora
Non Acropora Biota lain
Alga Abiotik
5.2.4 Kondisi Terumbu Karang DPL 4 Kayu Duri
Persentase  komunitas  tutupan  karang  di  DPL  4  dikedalaman  3  m  35.20 pada kedalaman 10 m 39.4 , yang terdiri dari Acropora dikedalaman 3 m 5.78
dan kedalaman 10 m 18.92 , Non Acropora 13.54 kedalaman 3 m, dan 10 m 13.94, Dead Coral karang mati sebesar 64.80 dikedalaman 3 m, Biota lain
kedalaman  3  m  15.88,  pada  kedalaman  10  m  6.62,  Alga 4.34  pada kedalaman 3 m, Abiotik 9.82 dikedalaman  10 m 56.1 .
Kondisi  tutupan  karang  keras  untuk  kesehatan  terumbu  karang  di  DPL  4 pada  kedalaman  3  meter  19.32   dikategorikan  kondisi  rusak  0-24.9  dan
pada  kedalaman  10  meter  32.86   dikategorikan  kondisi  sedang  25-49.9 berdasarkan formulasi KEP MEN LH No 4 Tahun 2001.
Gambar  4 Persentase  tutupan  untuk  masing-masing  kategori  biota  dan  substrat pada kedalaman 3 meter dan 10 meter di DPL 4 Kayu Duri
DPL  4  yang  masuk  dalam  kawasan  Dusun  Segenom  berdasarkan  hasil pengamatan  di  lapangan  dan  wawancara  dengan  nelayan  maka  rendahnya  nilai
persentase karang hidup di kawasan Kayu Duri baik pada kedalaman 3 meter dan 10  meter  selain  dulunya  merupakan  tempat  penangkapan  ikan  dengan  cara-cara
yang tidak ramah lingkungan yaitu pengeboman ikan karang dan menangkap ikan dengan  obat  bius.  Kerusakan  akibat  bom  dan  obat  bius  terindikasi  karena
beberapa kerusakan fisik  yang ditemukan. Berdasarkan pengamatan di lapangan Kawasan Kayu Duri di duga masih banyak penduduk Segenom membuang limbah
anorganik  dan  organik  ke  pantai.  Dikarenakan  Pulau  Sebesi  tidak  ada  tempat pembuanganpenampung limbah terutama limbah rumah tangga.
Choliz  et  al. 2007  memaparkan bahwa Seiring  dengan  bertambahnya populasi  penduduk,  aneka  kebutuhan  hidup  manusia  semakin  bertambah  dan
menghasilkan produk akhir yang disebut sampah. Sampah apabila tidak ditangani
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
dengan baik akan dapat mencemari lingkungan, terutama perairan yang notabane- nya banyak menganggap sebagai tempat sampah paling luas. Pencemaran perairan
adalah  masuknya  atau  dimasukkannya  makhluk  hidup,  zat,  energi  dan  atau komponen  lain  ke  dalam  air  oleh  kegiatan  manusia,  sehingga  kualitas  air  turun
sampai ketingkat tertentu yang memberikan dampak terhadap organisme perairan.
5.3 Perbandingan antara pengamatan Waktu to, t