Analisis kelembagaan dalam penelitian ini di lakukan secara deskriftif kualitatif terhadap perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan DPL Pulau Sebesi.
adanya perubahan perilaku bihavior masing-masing stakeholder sehingga menghasilkan kinerja yang baik perlu dilakukan perubahan terhadap unsur-unsur
atau struktur kelembagaan seperti yang dinyatakan oleh Pakpahan 1989 yang meliputi unsur utama yaitu:
a. Batas Yuridiksi
Batas yuridiksi adalah batas wilayah kekuasaan atau batas otoritas yang dimiliki suatu lembaga, batas yuriksi menentukan siapa dan apa yang tercakup
dalam organisasi. Batas yuridiksi juga dapat berimplikasi ekonomi pada para pihak yang terlibat dalam yuridiksi tersebut.
b. Hak kepemilikan property righ. Konsep property righ atau hak kepemilikan muncul dari konsep hak right dan
kewajiban obligations yang didefenisikan dan diatur oleh hukum, adat, tradisi, atau konsensus yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat
dalam hal kepentingan terhadap sumberdaya yang ada. Oleh karena itu tidak ada seorangpun yang dapat menyatakan hak milik tanpa pengesahan dari
masyarakat dimana dia berada. Implikasinya memberi akses dan kontrol terhadap sumberdaya Pakpahan 1989.
c. Aturan representasi Aturan representatif mengatur permasalahan siapa yang berhak berpatisipasi
terhadap apa dalam proses pengambilan keputusan, keputusan apa yang diambil yang berpengaruh pada performance, akan ditentukan oleh kaedah-
kaedah representasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
3.5.4 Keberlanjutan pengelolaan DPL dengan Menggunakan Permodelan Bendera Flag Modelling
Analisis ini merupakan salah satu cara untuk mengukur keberlanjutan pengelolaan. Keberlanjutan dianalisis berdasarkan frekwensi kombinasi bendera
yang merupakan persyaratan dalam menentuakan keberlanjutan pengelolaan kemudian dilakukan kajian. Analisis ini dilakukan dengan tahapan yang sama
sebagaimana dilakukan oleh Nijkamp dan Ouwersloot 1997 dengan modifikasi sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi indikator keberlanjutan, yaitu dibagi dalam tiga Kriteria
yaitu: a. Kriteria Ekologi meliputi sub kriteria
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Persentase Tutupan Terumbu Karang
Didasarkan pada hasil pengukuran tutupan karang menggunakan metode LIT Line Intercept Transect Garis transek dibuat dengan cara
membentangkan tali atau rol meter sepanjang 50 m sejajar garis pantai Semua bentuk pertumbuhan karang dan biota yang terletak di bawah
transek dicatat. Dari presentase tutupan lifeform yang didapat, selanjutnya dapat ditentukan kualitas tutupan karang hidup diarea tersebut. Kriteria
tutupan karang hidup yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut : 1 hancurrusak 0-24.9; 2 sedang 25-49.9; 3 baik 50-74.9; dan 4
sangat baik 75-100. Sesuai dengan persentase hasil yang didapat maka pemberian skor dilakukan.
Spesies ikan target
Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan kosumsi seperti; Seranidae,
Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae, Mulidae, Siganidae Labridae Chelinus, Himigymnus, choerodon dan Haemulidae Terangi
2004.
Spesies Ikan Indikator
Keberadaan ikan diterumbu karang sangat bergantung pada kondisi terumbu karang itu sendiri. Sebagai ikan spesies indikaor yang merupakan
penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erat hubunganya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari Famili Chaetodontidae Terangi
2004.
Spesies Ikan Mayor
Ikan ini umumnya berukuran kecil dengan karakteristik pewarnaan yang beragam, sehingga dikenal dengan ikan hias air laut.
b. Kriteria Sosial ekonomi meliputi sub kriteria:
Persepsi Masyarakat: merupakan suatu kemampuan masyarakat pulau Sebesi dalam menafsirkan keberadaan DPL Pulau Sebesi sehingga
menghasilkan tanggapan sesuai dengan apa yang di lihatnya.
Partisipasi diartikan sebagai upaya peran serta masyarakat dalam
pengelolaan DPL Pulau Sebesi.
Aspek Ekonomi yaitu Pendapatan, merupakan manfaat langsung yang didapat oleh masyarakat dari sumberdaya yang ada. Dari hasil kuesioner
yang di dapatkan akan diberikan skor yang sesuai.
c. Kriteria Kelembagaan
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
black + -
+ ++
+ - -
-- green
yellow red
CTV min CTV
CTV max
Keberadaan dan aktivitas organisasi masyarakat yang berhubungan dengan
DPL pulau Sebesi.
Pemahaman Masyarakat tentang DPL, Pemahaman masyarakat tentang Aturan pengelolaan yang ada di DPL Pulau Sebesi bergantung pada
seberapa intens sebuah organisasi kelembagaan di sana memberikan pengarahan kepada masayarakat.
Pelanggaran DPL, Sering atau tidaknya Pelanggaran yang terjadi di DPL
Pulau Sebesi mengidentifikasikan ketegasan kinerja suatu organisasi pada para pelanggar di DPL Pulau Sebesi.
Tingkat konflik yang ada di DPL Pulau Sebesi. Setiap organisasi berada di
lingkungan tertentu, yang menyediakan kondisi yang beragam yang akan mempengaruhi organisasi tersebut, untuk menentukan sebuah organisasi
itu relefan atau tidak dalam menyikapi masalah-masalah DPL Pulau Sebesi.
Pendanaan, Untuk mengetahui bagaimana ketersediaan dan dukungan
keuangan dalam organisasi. Setiap organisasi akan berusaha untuk mencapai tujuannya yang disesuaikan
dengan sumber daya yang dimilikinya. Kinerja organisasi yang baik adalah apabila semua bagian organisasi bekerja secara benar, efektif, dan efisien, untuk
mencapai tujuan tersebut. Setelah didapatkan semua data di atas maka pemberian skor dilakukan.
2. Menetapkan seperangkat kondisi ambang batas kritis Critical Threshold
Value CTV sebagai pengharkatan sebagai berikut Nijkamp dan Ouwersloot 1997: CTV=
3. Menetapkan seperangkat kondisi ambang batas kritis Critical Threshold Value CTV yang terbagi kedalam kelas warna sebagai berikut:
Keterangan: Hijau : Berkelnjutan Merah : Tidak Berkelnjutan
Kuning: Sedang Hitam : Berhenti
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com
Gambar 2 Rentang Nilai CTV berdasarkan warna bendera Nijkamp dan Ouwersloot 1997
4. Penggunaan Teknik Bendera merupakan keseluruhan proses dari peretingan alternatif-alternatif dari atribut yang ada dengan menggunakan Skala Likert
sebagai berikut:
Tabel 6 Instrumen Skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi tiga alternatif
No Jawaban
Skor
1 Berkelanjutan
3 2
Cukup Berkelanjutan 2
3 Tidak Berkelnjutan
1 Sumber: Sugiono 2006 dengan modifikasi
3.6 Defenisi Operasional