Defenisi Operasional METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2 Rentang Nilai CTV berdasarkan warna bendera Nijkamp dan Ouwersloot 1997 4. Penggunaan Teknik Bendera merupakan keseluruhan proses dari peretingan alternatif-alternatif dari atribut yang ada dengan menggunakan Skala Likert sebagai berikut: Tabel 6 Instrumen Skala Likert yang telah dimodifikasi menjadi tiga alternatif No Jawaban Skor 1 Berkelanjutan 3 2 Cukup Berkelanjutan 2 3 Tidak Berkelnjutan 1 Sumber: Sugiono 2006 dengan modifikasi

3.6 Defenisi Operasional

Beberapa konsep, istilah dan pengertian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Daerah Perlindungan Laut adalah suatu kawasan laut yang terdiri atas berbagai habitat, seperti terumbu karang, lamun, dan hutan bakau, dan lainnya baik sebagian atau seluruhnya, yang dikelola dan dilindungi secara hukum yang bertujuan untuk melindungi keunikan, keindahan, dan produktivitas atau rehabilitasi suatu kawasan atau kedua-duanya. Kawasan ini dilindungi secara tetappermanen dari berbagai kegiatan pemanfaatan, kecuali kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata terbatas snorkle dan menyelam. 2. Keberlanjutan pengelolaan DPL adalah mempertimbangkan kepentingan untuk jangka panjang dengan memasukkan dimensi ekologi, sosial ekonomi, dan kelembagaan dalam konsep pembangunan berkelanjutan 3. Stakeholder sekitar adalah masyarakat yang memanfaatkan sumberdaya di sekitar DPL baik secara langsung maupun tidak langsung, terdiri dari nelayan tangkap dan pedagang ikan. 4. Partisipasi masayarakat adalah keikutsertaan responden dalam pengelolaan DPL. Keikutsertaan tersebut dalam bentuk mengikuti setiap tahap kegiatan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, perolehan manfaat hingga evaluasi dan pengawasan. 5. Tingkat partisipasi adalah intensitas keikutsertaan responden dalam kegiatan pegelolaan sumberdaya laut. Terdiri dari tingkat partisipasi rendah, partisipasi sedang, dan partisipasi tinggi. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Administrasi Pulau Sebesi

Pulau Sebesi merupakan salah satu pulau yang terletak di teluk Lampung berdekatan dengan Krakatau tepatnya pada posisi 05 o 055’37.43-05 o 058’44.48 LS dan 105 o 027’30.50-105 o 030’47.54 BT. Bukit tertinggi di Pulau Sebesi mencapai 884 meter dari permukaan laut dengan bentuk kerucut yang mempunyai tiga puncak. Batas wilayah Pulau Sebesi berbatasan dengan; sebelah Utara berbatasan Teluk Lampung dan Pulau Sebuku, Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Krakatau, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sunda. Beberapa pulau kecil yang berada disekitar Pulau Sebesi yaitu Pulau Sebuku 1771 ha, Pulau Sebuku Lunik 18 ha, Pulau Rakata Kecil 287 ha, Pulau Rakata Tua 1343 ha, Pulau Sertung 1057 ha dan Pulau Panjang 423 ha BPS Lampung Selatan 2009. Pulau Sebesi masuk kedalam wilayah administrasi Desa Tejang Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Desa Tejang Pulau Sebesi terdiri dari empat dusun yaitu; Dusun I Bangunan, Dusun II Inpres, Dusun III Regahan Lada dan Dusun IV Segenom. Keadaan topografi Pulau Sebesi cukup beragam mulai dari datar hingga berbukit-bukit Luas wilayah Pulau Sebesi adalah 2620 ha dengan panjang pantai 19.55 km. Sebagian besar daratan Pulau Sebesi tersusun dari endapan gunung api muda dan merupakan daratan perbukitan 4.2 Pemanfaatan sumberdaya Perikanan 4.2.1 Kapal MotorPerahu Armada transportasi laut, baik berupa kapal motor atau perahu merupakan hal yang paling penting bagi kegiatan nelayan di Pulau Sebesi. Jenis transportasi laut yang umumnya di gunakan adalah berupa kapal motor Pompong dan perahu bermesin dan tanpa mesin. Bagi nelayan penggunaan perahu bermotor lebih fokus di gunakan untuk sarana transportasi Ojek untuk keluar Pulau serta mencari ikan ke kawasan yang lebih jauh dari pantai, sedangkan perahu tanpa motor sampan di sekitar pantai. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http:www.software602.com