Perumusan Masalah Analisis usahatani dan tataniaga caisin (brasica rapa cv) (studi kasus gabungan kelompok tani bunga wortel di desa Citeko, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor)

Desa Citeko, Kecamatan Cisarua pada umumnya berusahatani caisin. Caisin memiliki karakter cepat rusak perishable, oleh sebab itu dalam penanganan pasca panen diperlukan sistem tataniaga yang efisien. Dimana rantai tataniaga yang terbentuk harus relatif pendek dan dalam proses penyalurannya tidak merugikan seluruh lembaga yang terlibat. Oleh sebab itu, untuk mengetahui tingkat efisensi tataniaga caisin petani anggota Gapoktan Bunga Wortel diperlukan penelitian mengenai tataniaga caisin.

1.2. Perumusan Masalah

Usahatani caisin dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya cuaca kemarau atau hujan, modal, lahan, teknologi dan keterampilan tenaga kerja. Gapoktan Bunga Wortel sebagai sebuah kelembagaan. Diharapkan bisa memudahkan anggotanya untuk mengakses modal, teknologi dan pasar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Badan Penyuluh Pertanian, Peternakan dan Kehutanan BP3K Wilayah Ciawi. Jumlah petani caisin yang telah tergabung dengan Gabungan Kelompok Tani Gapoktan Bunga Wortel adalah 75 orang petani dari total 100 orang petani caisin yang ada di Desa Citeko. Petani anggota mayoritas hanya sebagai penggarap tenan, dengan luas lahan yang relatif kecil. Pada umumnya lahan dimiliki oleh orang-orang yang tinggal di Jakarta. Dengan luas lahan yang relatif kecil akan berpengaruh terhadap rendahnya produktivitas caisin. Berdasarkan beberapa masalah tersebut, menarik untuk dikaji mengenai keragaan dan pendapatan usahatani caisin petani anggota Gapoktan Bunga Wortel, namun sebagai pembanding penelitian usahatani caisin ini akan dilakukan terhadap petani yang belum tergabung dalam Gapoktan Bunga Wortel. Untuk mengetahui perbedaan keragaan usahatani dan besarnya tingkat pendapatan usahatani caisin antara petani anggota dengan petani non anggota Gapoktan Bunga Wortel. Kegiatan pasca panen pada umumnya menjadi masalah bagi petani caisin, petani biasanya selalu menjadi price taker dari para tengkulak. Saat panen raya harga caisin ditingkat petani bisa mencapai Rp. 500Kilogram. Idealnya Gapoktan dapat berperan dalam menjaga agar fluktuasi harga caisin saat panen raya tidak terlalu murah. Salah satu cara adalah menjadikan gapoktan sebagai salah satu lembaga tataniaga dalam memasarkan caisin. Pasar Cisarua merupakan salah satu tujuan pemasaran caisin yang berasal dari petani anggota Gapoktan Bunga Wortel. Harga caisin di Pasar Cisarua selalu mengalami fluktuasi setiap minggu, berdasarkan data sekunder harga caisin antara bulan Januari-Maret 2011 berkisar antara Rp 1.900-Rp 2.200 per Kilogram. . Data mengenai fluktuasi harga caisin dari bulan Januari sampai dengan Maret 2011 di Pasar Cisarua dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 . Data Fluktuasi Harga Caisin di Pasar Cisarua Kabupaten Bogor Bulan Rata - Rata Harga Minggu RupiahKilogram Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Januari 2.000 2.200 2.000 2.100 Februari 2.100 2.000 2.200 2.000 Maret 1.900 2.100 2.000 2.000 Sumber: Pasar Cisarua Kabupaten Bogor, 2011 Fluktuasi harga yang terjadi pada Tabel 5 dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: jumlah permintaan dan penawaran caisin; serta penentuan harga caisin di tingkat petani. Selama ini petani selalu mendapatkan tingkat harga yang terkecil, dibandingkan dengan lembaga tataniaga yang lainnya. Hal tersebut diakibatkan petani kurang memiliki nilai tawar terhadap pedagang pengumpul. Berdasarkan beberapa permasalahan yang dihadapi setelah pasca panen, diperlukan penelitian mengenai tataniaga caisin. Untuk mengetahui efisiensi tataniaga caisin yang berasal dari petani anggota Gapoktan Bunga Wortel. Analisis mengenai tataniaga juga dilakukan kepada petani yang belum tergabung dengan Gapoktan Bunga Wortel. Hal ini dilakukan, untuk mengetahui peran Gapoktan dalam tataniaga caisin. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1 Bagaimana keragaan dan pendapatan usahatani caisin pada petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel? 2 Bagaimana lembaga dan saluran tataniaga yang ada pada tataniaga caisin dari petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel? 3 Bagaimana struktur, perilaku dan keragaan pasar caisin yang terjadi, antara caisin yang berasal dari petani anggota dan petani non anggota Gapoktan Bunga Wortel? 4 Bagaimanakah margin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga caisin?

1.3. Tujuan