masih relatif rendah. Pada petani anggota Gapoktan Bunga Wortel seluruh anggota hanya berpendidikan Sekolah Dasar SD. Sedangkan petani responden non anggota Gapoktan
Bunga Wortel terdapat empat orang enam persen, pernah sekolah sampai dengan tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP, sedangkan 21 petani 84 persen hanya berpendidikan
sampai tingkat Sekolah Dasar SD.
5.3.4. Luas Lahan dan Status Kepemilikan Lahan
Lahan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produksi caisin, faktor lahan dapat dibedakan berdasarkan luasan dan status kepemilikan lahannya. Berdasarkan
hasil wawancara di tempat penelitian, sebagian besar luasan lahan yang diusahakan oleh petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel rata
– rata seluas 0,2 hektar. Untuk lebih jelasnya mengenai luas lahan yang diusahakan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Luas dan Status Lahan yang digunakan Petani Caisin di Desa Citeko
Luas dan Status Lahan
Anggota Gapoktan
orang Persentase Persen
Non anggota Gapoktan orang
Persentase Persen
Luas 0,1-0,25 hektar
16 61,54
22 88
0,3-0,5 hektar 10
38,46 3
12 0,5 hektar
- -
Status Lahan Milik Sendiri
10 38,46
9 36
Sewa 16
61,54 16
64 Sumber: Data Primer, 2011
Sebagian besar petani caisin anggota gapoktan mengusahakan luas areal antara 0,1- 0,25 ha dengan jumlah sebanyak 61,54 dan sisanya antara luasan 0,3-0,5 ha. Begitupun
pada petani non anggota gapoktan, mayoritas petani mengusahakan lahan antara 0,1-0,25 ha terdiri dari 88 persen, sisanya mengusahakan pada luasan 0,3-0,5 ha. Hal ini menunjukkan
bahwa petani caisin yang ada di Desa Citeko merupakan petani skala kecil dengan teknologi yang digunakan masih relatif tradisional. Selain luas lahan, status kepemilikan lahan juga
menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap biaya usahatani caisin. Lahan yang di sewa akan mengeluarkan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan lahan milik
sendiri. Pada Tabel 12 dapat dilihat bahwa status kepemilikan lahan petani anggota dan non
anggota didominasi dengan sistem sewa. 61,54 persen petani anggota mengusahakan caisin pada lahan sewa. Mayoritas petani non anggota juga mengusahakan caisin di lahan sewa,
dengan jumlah 64 persen petani. Biaya sewa lahan caisin di tempat penelitian berbeda – beda,
tergantung kepada lokasi lahan yang akan diusahakan. Semakin mudah lahan untuk diakses oleh sarana transportasi, biaya sewanya akan semakin mahal. Kisaran harga sewa lahan di
Desa Citeko adalah antara Rp 500.000,00-Rp 1.250.000,00 per tahun, untuk luasan 1000 meter persegi. Pemilik lahan memberikan kebebasan kepada petani untuk memilih komoditas
yang akan ditanam. Petani dengan status lahan milik sendiri memiliki harga jual yang berbeda-beda.
Harga lahan sangat tergantung kepada keadaan lahan seperti: kemiringan lahan, kemudahan akses air dan sarana transportasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani caisin yang
memiliki lahan sendiri, harga jual tanah berkisar antara Rp 250.000,00-Rp. 350.000,00 per meter persegi.
5.3.5. Pengalaman Usahatani