Pendapatan petani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Besarnya pendapatan petani caisin atas biaya tunai adalah Rp 209.350,00 per hektar,
sedangkan besarnya pendapatan petani atas biaya total bernilai negatif Rp 1.317.866,00 per hektar. Artinya, Untuk mengetahui efisiensi usahatani dapat dicari dengan RC rasio yang
juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total. Nilai RC rasio atas biaya tunai adalah 1,14 artinya setiap pengeluaran satu rupiah biaya tunai
akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,14 rupiah penerimaan. Nilai RC atas biaya total sebesar 0,56 artinya setiap pengeluaran satu rupiah biaya total akan menghasilkan
penerimaan sebesar 0,56 rupiah penerimaan. Jika melihat dari besarnya nilai RC rasio tunai, usahatani caisin efisien untuk dilakukan. Namun jika melihat RC rasio total, usahatani caisin
tidak efisien untuk dilakukan. Sumber modal petani mayoritas berasal dari pinjaman yang berasal dari Gapoktan.
Rata-rata petani mendapatkan pinjaman sebesar Rp 1.400.000,00tahun atau Rp 200.000,00musim. Sehingga untuk mengetahui pendapatan tunai rumah tangga RT petani,
harus memperhitungkan mengenai pinjaman tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya pendapatan RT petani anggota adalah Rp 169.350 per hektar per musim. Data
mengenai pendapatan tunai rumah tangga petani dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18.
Pendapatan Tunai per Hektar Rumah Tangga Petani Anggota Gapoktan Bunga Wortel
No Uraian
Nilai Rupiahhektar a
Penerimaan Tunai 1.662.100
b Pengeluaran Tunai
1.452.750 c
Pendapatan Tunai 209.350
d Pinjaman
200.000 e
Surplus Ustan c+d 409.350
f Pokok pinjaman
200.000 g
Jasa 20 40.000
h Pendapatan Tunai RT e-f-g
169.350 Sumber: Data Primer, 2011 diolah
6.2.2. Analisis Usahatani Caisin Petani Non Anggota
Berdasarkan analisis usahatani caisin non anggota gapoktan memiliki produktivitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan petani anggota. Rata
– rata produktivitas caisin petani non anggota adalah 1.570 kilogram per hektar. Harga jual caisin rata-rata sama dengan
petani anggota yaitu Rp 1.100,00 per Kilogram. Rincian mengenai usahatani caisin dan wortel pada petani non anggota gapoktan dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Analisis Pendapatan Caisin dan Wortel Petani Non Anggota Gapoktan Bunga
Wortel per Periode per Hektar
Uraian Satuan
Harga Satuan Rp Volume
Nilai Rp A
Penerimaan Usahatani Caisin
Kilogram 1.100
1.570 1.727.000
Total Penerimaan 1.727.000
B Biaya Usahatani
B1 Biaya Tunai
1. Benih Caisin
Kilogram 30.000
10 300.000
2. Pupuk
a. Pupuk Kandang
Karung 10.000
52,5 525.000
b. Urea
Kilogram 2.500
39,5 98.750
c. KCL
Kilogram 2.000
35 70.000
d. NPK
Kilogram 3.000
28 84.000
1. Pestisida
2. Tenaga Kerja Luar Keluarga
a. Perempuan
Orang 10.000
6 60.000
b. Laki-laki
Orang 20.000
22 440.000
Total Biaya Tunai 1.557.750
B2 Biaya diperhitungkan
1. Sewa Lahan
ha 1.294.643
1 1.294.643
2. Tenaga Kerja Dalam Keluarga
a. Perempuan
Orang 10.000
b. Laki-laki
Orang 20.000
21,5 430.000
3. Penyusutan Alat
885
Total Biaya Diperhitungkan 1.725.528
C Total Biaya Usahatani B1+B2
3.303.278 D
Pendapatan Atas Biaya TunaiA-B1 149.250
E Pendapatan Atas Biaya Total A-C
1.576.278 F
RC Atas Biaya Tunai AB1 1,09
H RC Atas Biaya Total AC
0,52
Sumber: Data Primer, 2011 diolah
Pada Tabel 19 menunjukkan analisis pendapatan usahatani petani caisin non anggota. Berdasarkan hasil perhitungan, rata
–rata biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani non anggota adalah Rp 1.557.750,00 per hektar. Biaya tunai terbesar dikeluakan untuk biaya
pupuk kandang sebesar Rp 525.000,00 per hektar. Rata-rata biaya yang diperhitungkan berupa sewa lahan, penyusutan alat dan upah tenaga kerja dalam keluarga adalah sebesar Rp
1.725.528,00 per hektar. Variabel-variabel biaya tersebut akan mempengaruhi nilai RC rasio. Perbandingan antara nilai RC rasio petani non anggota dengan petani anggota adalah
lebih kecil petani non anggota. Nilai RC rasio atas biaya tunai pada petani non anggota
adalah sebesar 1,09 artinya setiap satu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,09 rupiah penerimaan. Untuk nilai RC rasio atas biaya
totalnya bernilai dibawah satu juga yaitu 0,52, artinya setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar 0,52 rupiah penerimaan. Dari kedua nilai
RC rasio atas biaya tunai dan biaya total, menunjukkan bahwa usahatani caisin petani non anggota Gapoktan Bunga Wortel tidak efisien.
Mayoritas petani non anggota menggunakan modal dari pinjaman yang berasal dari tengkulak. Petani non anggota mendapatkan pinjaman antara Rp 1.000.000,00 sampai dengan
Rp 1.500.000,00. Rata-rata petani non anggota mendapatkan pinjaman dari tengkulak sebesar Rp 1.250.000,00tahun atau 178.571,00musim. Sistem pembayaran pinjaman, biasanya
dibayarkan saat panen. Dengan adanya pinjaman dari tengkulak akan mempengaruhi pendapatan tunai rumah tangga RT petani. Rata-rata pendapatan tunai RT petani non
anggota adalah sebesar Rp 104.607,00 per hektar per musim. Data mengenai pendapatan tunai RT petani non anggota dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20.
Pendapatan Tunai per Hektar Rumah Tangga Petani Non Anggota Gapoktan Bunga Wortel
No Uraian
Nilai Rupiahhektar a
Penerimaan Tunai 1.727.000
b Pengeluaran Tunai
1.577.750 c
Pendapatan Tunai 149.250
d Pinjaman
178.571 e
Surplus Ustan c+d 327.821
f Pokok pinjaman
178.571 g
Jasa 20 44.643
h Pendapatan Tunai RT e-f-g
104.607 Sumber: Data Primer, 2011 diolah
6.3. Analisis Tataniaga