Tujuan Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

Tabel 5 . Data Fluktuasi Harga Caisin di Pasar Cisarua Kabupaten Bogor Bulan Rata - Rata Harga Minggu RupiahKilogram Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV Januari 2.000 2.200 2.000 2.100 Februari 2.100 2.000 2.200 2.000 Maret 1.900 2.100 2.000 2.000 Sumber: Pasar Cisarua Kabupaten Bogor, 2011 Fluktuasi harga yang terjadi pada Tabel 5 dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: jumlah permintaan dan penawaran caisin; serta penentuan harga caisin di tingkat petani. Selama ini petani selalu mendapatkan tingkat harga yang terkecil, dibandingkan dengan lembaga tataniaga yang lainnya. Hal tersebut diakibatkan petani kurang memiliki nilai tawar terhadap pedagang pengumpul. Berdasarkan beberapa permasalahan yang dihadapi setelah pasca panen, diperlukan penelitian mengenai tataniaga caisin. Untuk mengetahui efisiensi tataniaga caisin yang berasal dari petani anggota Gapoktan Bunga Wortel. Analisis mengenai tataniaga juga dilakukan kepada petani yang belum tergabung dengan Gapoktan Bunga Wortel. Hal ini dilakukan, untuk mengetahui peran Gapoktan dalam tataniaga caisin. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1 Bagaimana keragaan dan pendapatan usahatani caisin pada petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel? 2 Bagaimana lembaga dan saluran tataniaga yang ada pada tataniaga caisin dari petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel? 3 Bagaimana struktur, perilaku dan keragaan pasar caisin yang terjadi, antara caisin yang berasal dari petani anggota dan petani non anggota Gapoktan Bunga Wortel? 4 Bagaimanakah margin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga caisin?

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1 Menganalisis usahatani caisin pada petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel. 2 Menganalisis lembaga dan saluran tataniaga yang ada pada tataniaga caisin dari petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel. 3 Menganalisis struktur, perilaku dan keragaan pasar caisin yang terjadi, antara caisin yang berasal dari petani anggota dan petani non anggota Gapoktan Bunga Wortel. 4 Menganalisis margin tataniaga, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga caisin. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Analisis Usahatani dan Pemasaran Kembang Kol

Karo 2010 melakukan penelitian mengenai analisis usahatani dan pemasaran kembang kol di Kelompok Tani Suka Tani, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Jika melihat RC rasio atas biaya tunai sebesar 2,6 maka usahatani kembang kol dapat dikatakan efisien. Sedangkan jika dilihat dari RC rasio atas biaya total adalah 2,6 sehingga usahatani kembang kol layak untuk dikembangkan. Saluran pemasaran pada kegiatan ushatani kembang kol terdiri dari lima saluran. Saluran I petani-pedagang pengumpul-pedagang besar pedagang grosir Kramatjati- pedagang pengecer pasar induk Kramatjati-konsumen. Saluran II petani-pedagang pengumpul-pedagang besar pedagang Grosir TU-pedagang pengecer pasar TU-konsumen. Saluran III petani-pedagang Kramatjati-pengecer pasar Kramatjati-konsumen. Saluran IV petani-pedagang besar TU-pedagang pengecer pasar TU-konsumen dan saluran V petani- pedagang pengecer pasar cisarua-konsumen. Struktur pasar pelaku pemasaran kembang kol untuk pedagang pengumpul dan pengecer cendrung bersifat pasar bersaing sempurna. Sedangkan untuk pedagang grosir masing-masing pasar induk Kramatjati, pasar Cisarua dan pasar TU cenderung mengarah pada struktur pasar oligopoli. Penentuan harga antara petani dan pedagang berdasarkan tawar-menawar, namun petani tetap sebagai penerima harga price taker. Marjin pemasaran kembang kol yang paling efisien adalah saluran kelima, karena memiliki marjin terkecil yaitu Rp 2.500,00kilogram. Begitupun farmer’s share terbesar yang diperoleh terdapat pada saluran V sebesar 56,5 persen. Rasio keuntungan biaya terbesar juga terjadi di saluran V dengan nilai tiga. Penelitian mengenai usahatani dan tataniaga caisin di Gapoktan Bunga Wortel memiliki karakteristik yang relatif sama. Diantaranya: letak kecamatan yang sama, selain itu caisin dan kembang kol termasuk pada kelompok sayuran daun. Analisis ushatani caisin akan menggunakan beberapa alat analisis yang sama, yaitu dengan menggunakan analisis pendapatan usahatani dan efisiensi usahatani dengan menggunakan RC rasio. Struktur pasar caisin yang akan terbentuk nantinya akan lebih dari satu, tergantung kepada tingkatan proses pemasaran seperti halnya pada tataniaga kembang kol. Selain itu, petani caisin pada saluran pemasaran yang relatif pendek akan mendapatkan peluang farmer share’s yang cukup besar. Penelitian mengenai usahatani dan tataniaga kembang kol sangat membantu peneliti dalam menentukan alat analisis usahtani dan tataniaga caisin.

2.2. Analisis Usahatani dan Pemasaran Bawang Merah