Pengalaman Usahatani Sumber Modal

5.3.5. Pengalaman Usahatani

Sebagian besar petani responden telah lama berprofesi sebagai petani, khususnya caisin. Karakteristik caisin yang cepat dipanen dan relatif mudah dibudidayakan, membuat banyak petani yang membudidayakan caisin di tempat penelitian. Sebagian besar petani responden memiliki pengalaman usahatani caisin lebih dari 10 tahun. Semakin lama pengalaman petani dalam membudidayakan caisin, menjadikan petani lebih memahami terhadap karakteristik caisin. Kemauan petani dalam membudidayakan caisin dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti: pengaruhmasukan dari penyuluh dan pengaruh dari petani lain. Sebanyak 15 petani anggota Gapoktan Bunga Wortel memilih berusahatani caisin atas masukan dari penyuluh, sedangkan sisanya atas kemauan sendiri. Untuk petani non anggota sebanyak 14 orang petani melakukan usahatani caisin, karena banyak petani lain yang mengusahakan caisin, sisanya atas kemauan sendiri.

5.3.6. Sumber Modal

Modal menjadi salah satu faktor produksi yang cukup menyulitkan bagi petani dalam mendapatkannya. Skala usahatani yang relatif kecil dan penuh dengan risiko mempengaruhi pihak pemilik modal seperti bank, tidak memiliki kepercayaan pada petani untuk memberikan pinjaman. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Kementrian Pertanian membuat program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP. Pada akhir tahun 2009 Gapoktan Bunga Wortel mendapat dana PUAP sebesar RP 100.000.000,00. Salah satu syarat Gapoktan mendapatkan PUAP adalah harus memiliki Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKMA. Proses pengajuan pinjaman modal dari petani anggota tidak terlalu sulit, yaitu dengan memenuhi beberapa persyaratan administrasi seperti fotokopi KTP dan kartu keluarga kepada pengurus Gapoktan. Persyaratan tersebut relatif lebih murah bila dibandingkan meminjam modal dari bank. Sistem pengembalian pinjaman modal yaitu: petani yang mendapatkan pinjaman harus membayar setiap bulannya sebesar 10 persen dari besarnya total pinjaman. Penentuan nilai bungajasa pinjaman ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama seluruh anggota Gapoktan. Tujuan menggunakan sistem bungajasa pada setiap pinjaman adalah untuk meningkatkan perputaran uang dan meningkatkan kas Gapoktan, sehingga diharapkan seluruh anggota Gapoktan mempunyai kesempatan mendapatkan pinjaman. Mayoritas petani caisin anggota Gapoktan menggunakan modal pinjaman untuk membudidayakan caisin yang berasal dari gapoktan. Sebanyak 23 orang petani menggunakan modal pinjaman, sedangkan sisanya menggunakan modal sendiri. Pinjaman yang diberikan oleh gapoktan antara Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00 per tahun. Pembatasan besarnya pinjaman dilakukan agar pengembaliannya tidak lama dan jumlah petani yang meminjam bisa lebih banyak. Sumber modal pada petani non anggota Gapoktan mayoritas berasal dari pinjaman, petani non anggota tidak bisa meminjam uang dari gapoktan. Hal tersebut dimanfaatkan oleh tengkulak untuk memberikan pinjaman uang kepada beberapa petani non anggota. Meskipun tidak menerapkan sistem bungajasa pada saat pengembaliannya. Petani yang meminjam uang dari tengkulak diharuskan menjual caisin pada tengkulak, dengan harga yang ditentukan oleh tengkulak dan terkadang harga belinya relatif lebih murah dari harga pasar. Pengembalian uang dilakukan dengan memotong sejumlah uang dari total penjualan caisin kepada tengkulak. Petani non anggota mendapatkan pinjaman dari tengkulak antara Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00 per tahun. Jumlah petani anggota yang menggunakan modal sendiri adalah sebanyak enam orang.

5.3.7. Pelatihan