Penanaman Replanting Penyiangan Pemupukan II Pemanenan

masih ada tanahnya dicetak ke potongan pipa berdiameter 5 cm dengan panjang 10 cm. Kegiatan pembumbungan dilakukan petani untuk mempermudah saat melakukan replanting di bedengan yang telah disiapkan. Biasanya kegiatan pembumbungan ini dikerjakan oleh wanita, karena pekerjaan tersebut relatif membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang cukup tinggi.

6.1.2.5. Penanaman Replanting

Replanting merupakan proses pemindahan bibit caisin yang telah dicabut dari persemaian dan dicetak pada proses pembumbungan ke lahan atau bedengan yang dibuat saat pengolahan tanah. Mayoritas petani menggunakan jarak tanam dengan ukuran 20x40 cm. Waktu replanting umumnya saat bibit caisin berumur 3 –4 minggu. Proses pembuatan lubang tanam dilakukan secara manual, dengan menggunakan kayu yang telah diruncingkan dibagian ujungnya. Jumlah tenaga kerja yang melakukan kegiatan penanaman terdiri dari dua orang, dimana satu orang untuk membuat lubang tanam dan satu orang lagi menanam bibit caisin.

6.1.2.6. Penyiangan

Penyiangan adalah kegiatan membersihkan gulmatanaman penggangu yang tumbuh di sekitar tanaman caisin yang telah dipindahkan ke bedengan. Kegiatan penyiangan dilakukan pada saat caisin berumur dua minggu setelah replanting. Petani caisin melakukan penyiangan secara manual dengan cara mencabut gulma yang ada di sekitar caisin. Penyiangan biasanya dilakukan sebelum kegiatan pemupukan II. Tujuan penyiangan adalah agar pupuk yang nantinya ditabur benar-benar diserap oleh caisin, sehingga pertumbuhannya akan lebih baik.

6.1.2.7. Pemupukan II

Kegiatan pemupukan kedua dilakukan pada saat caisin berumur ±2 minggu setelah replanting dan telah dibersihkan gulmanya. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani caisin anggota dan non anggota gapoktan diantaranya adalah Pupuk Urea, KCl dan NPK. Kegiatan pemupukan kedua ini dilakukan secara manual dengan cara menabur pupuk pada bedengan. Pupuk yang disebar harus dipastikan tidak ada yang mengenai daun caisin, karena bisa merusak daun caisin yang mengakibatkan daun menjadi berwarna kuning dan akan membuat daun caisin menjadi layu.

6.1.2.8. Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah 2 minggu dari pemupukan kedua. Petani caisin anggota dan non anggota gapoktan melakukan pemanenan secara manual dengan mencabut caisin beserta akarnya. Caisin yang telah dipanen dikumpulkan pada satu tempat saung. Caisin dikumpulkn di satu tempat agar tengkulak yang akan membeli caisin di lahan menjadi lebih mudah. Panen caisin bisa dilakukan lebih cepat daripada rotasi panen seperti biasanya, yaitu terjadi saat harga caisin di pasar sedang meningkat.

6.2. Analisis Usahatani

Analisis usahatani dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan dan rasio penerimaan terhadap biaya RC Rasio usahatani caisin pada petani anggota dan non anggota gapoktan. Analisis usahatani berdasarkan konsep pendapatan atas biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tunai dan atas biaya total biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan petani secara tunai seperti untuk membeli sarana produksi: benih, pupuk dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Secara umum petani di Desa Citeko tidak menggunakan pestisida, karena serangan hama penyakit belum terlalu merugikan bagi petani. Sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang hanya diperhitungkan saja, tetapi petani tidak mengeluarkannya secara tunai. Beberapa contoh yang termasuk dalam biaya diperhitungkan diantaranya: sewa lahan, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan peralatan.

6.2.1. Analisis Usahatani Caisin Petani Anggota

Usahatani caisin yang dianalisis adalah selama satu musim tanam, petani anggota gapoktan mendapatkan penerimaan dari caisin dan wortel. Rata - rata produktivitas per hektar per musum caisin adalah 1.511 kilogramhektar. Harga jual kepada tengkulak rata - rata Rp 1.100,00 per kilogram Berdasarkan hasil produksi caisin, rata - rata penerimaan petani anggota per hektar per musim tanam adalah Rp 1.662.100,00hektar. Biaya tunai yang dikeluarkan petani anggota diantaranya untuk membeli benih, pupuk kandang, pupuk kimia dan membayar upah tenaga kerja diluar keluarga. Rata-rata biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani anggota adalah Rp 1.176.339,00 per hektar per musim. Biaya terbesar digunakan untuk pupuk kandang dan membeli membayar tenaga kerja laki-laki. Untuk kedepannya, diperlukan kajian ulang mengenai dosis penggunaan pupuk kandang per hektar per musim tanamnya.