Analsis Sistem Pemasaran Kerangka Pemikiran Teoritis

keinginan konsumen. Pada tahap awal industrialisasi; perluasan populasi, membutuhkan pola kelembagaan yang menyediakan waktu dasar, bentuk dan utilitas ruang di pasar. 3 perubahan kebijakan pasar dan program pemerintah, secara lebih spesifik kebijakan dan program ini telah mempengaruhi jenis organisasi di pasar pertanian seperti pendirian franchise, memberikan nilai tambah added value, standarisasi dan informasi pasar. Kerangka kelembagaan dasar dimana perusahaan menyesuaikan bentuk-bentuk organisasi mereka dan membuat rencana produksi. Ada beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat harga yang ditentukan diantaranya: 1 Biaya akan menentukan batasan harga yang lebih rendah. Kebijakan harga yang didasarkan pada biaya ditambah sejumlah mark up disebut metode cost plus. 2 Permintaan akan menentukan batasan harga yang lebih tinggi. Penjual harus menilai kembali posisi harganya apabila jumlah langganannya mulai berkurang atau mengurangi pembeliannya. 3 Persaingan memberikan pengaruh diantara kedua faktor sebelumnya. Kenaikan harga dapat disebabkan karena rendahnya permintaan Swastha, 1999.

3.1.5. Analsis Sistem Pemasaran

Analisis sistem pemasaran dikenal dua pendekatan yang ekstrim Gonarsyah, 19961997 dalam Winandi 2009; Pendekatan S-C-P timbul dengan didasarkan kajian empiris, lebih menekankan pada aspek deskriptif, bersifat kasus - kasus, pembahasan aspek kelembagaan secara detail dan lebih menekankan price discovery serta menjelaskan tindakan perusahaan yang melakukan market power. Menurut Philips 1970 dalam Winandi, 2009; studi - studi dalam pemasaran menggunakan beberapa pendekatan, dimana tipe-tipe perbedaan dari pasar digolongkan dalam market conduct, sedangkan pengaruh-pengaruh terhadap harga dan output, dan sebagainya digolongkan dalam market performance. Philips juga mengajukan konsep bersifat dinamis, keterkaitan hubungan dua arah yang bersifat timbal balik dan sifat hubungan endogenous diantara variabel - variabel S-C-P serta memperhitungkan waktu. Pendekatannya menunjukkan bahwa structure S, conduct C dan performance P dalam suatu waktu berada pada sistem dimana S dan C adalah faktor penentu dari P; dilain waktu S dan C ditentukan oleh P. Hal ini menunjukkan suatu sistem dinamis yang mengembangkan respon penyesuaian dari perusahaan terhadap kondisi pasar dan keadaan yang memungkinkan. Market Structure merupakan tipe atau jenis pasar yang didefinisikan sebagai hubungan korelasi antara pembeli calon pembeli dan penjual calon penjual yang secara strategi mempengaruhi penentuan harga dan pengorganisasian pasar. Beberapa ukuran untuk melihat market structure Clodius and Mueller, 1967 antara lain: 1 The degree of seller consentration menggambarkan ukuran distribusi penjual dalam pasar. 2 The buyer of seller concentration menggambarkan jumlah pembeli dalam pasar. 3 Exit entry kebebasan keluar-masuk calon penjual; perusahaan yang besar mempunyai kelebihan dalam menentukan price control, dalam rangka mempertahankan konsentrasinya di dalam pasar. Market Conduct atau perilaku pasar adalah seperangkat strategi dalam pemilihan yang ditempuh baik oleh penjual maupun pembeli untuk mencapai tujuannya masing-masing. Terdapat tiga cara mengenal perilaku, yakni: 1 Penentuan harga dan setting level of output; penentuan harga adalah menetapkan harga dimana harga tersebut tidak berpengaruh terhadap perusahaan lain, ditetapkan secara bersama-sama penjual atau penetapan harga berdasarkan pemimpin harga price leadership. 2 Product promotion policy; melalui pameran dan iklan atas nama perusahaan. 3 Predatory and Exclusivenary tactics; strategi ini bersifat ilegal karena bertujuan mendorong perusahaan pesaing untuk keluar dari pasar. Strategi ini antara lain menetapkan harga di bawah biaya marginal sehingga perusahaan lain tidak dapat bersaing secara sehat. Cara lain adalah berusaha menguasai bahan baku integrasi vertikal ke belakang, sehingga perusahaan pesaing tidak dapat berproduksi dengan menggunakan bahan baku sama secara persaingan yang sehat Winandi, 2009. Market Performance atau keragaan pasar dapat diukur dengan beberapa ukuran. Secara khusus ukuran tersebut diklasifikasikan sebagai berikut: 1 Sale promotion cost, ukurannya dapat dilihat dari volume penjualan. 2 Rate of product development atau inovasi; pengukurannya bagaimana dapat memproduksi how to produce dengan kualitas, efisiensi dan higienitas sehingga dihasilkan produk yang memiliki keunggulan kompetitif. 3 Exchange efficiency; meliputi efisiensi biaya dalam penentuan harga dan transportasi. 4 Market externality; bagaimana dapat meminimalkan market externalities yang negatif dan meningkatkan yang positif. 5 Conservation, berkaitan dengan isu-isu antara lain ekolabeling dan greenpeace. 6 Price flexibelity, dalam kaitan bagaimana penyesuaian atau perubahan harga dengan adanya perubahan biaya Winandi, 2009. Hammond dan Dahl 1977 menyatakan bahwa untuk menganalisis sistem tataniaga dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu sebagai berikut: 1 Pendekatan fungsi Functional Approach, terdiri dari fungsi pertukaran pembelian dan penjualan, fungsi fisik penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan dan fungsi fasilitas standarisasi dan grading, pengangguran risiko, pembiayaan dan informasi pasar. 2 Pendekatan kelembagaan Institutional Approach, terdiri dari pedagang, pedagang perantara, pedagang spekulan, pengolah dan organisasi yang memberikan fasilitas tataniaga. 3 Pendekatan perilaku Behavioural Approach, merupakan kelengkapan dari kedua fungsi di atas yaitu menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada dalam proses tataniaga seperti perubahan dan perilaku lembaga tataniaga. Terdiri dari pendekatan input-output, power dan adaptive behaviour sistem.

3.1.6. Lembaga Pemasaran dan Saluran Pemasaran