Analisis Usahatani Analisis RC Rasio Analisis Saluran Tataniaga

4.4.1. Analisis Usahatani

Analisis usahatani pada petani caisin anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel dilakukan untuk mengetahui pendapatan bersih. Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran kotor usahatani. Perhitungan usahatani menggunakan persamaan : P = TP – Bt + Bd Dimana : P = Pendapatan bersih usahatani Rupiah TP = Total penerimaan usahatani Rupiah Bt = Biaya tunai Rupiah Bd = Biaya diperhitungkan Rupiah Sumber: Soekartawi et al, 1986 Penerimaan sering disebut juga dengan pendapatan kotor gross farm income, merupakan nilai produk total usahatani dalam periode tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara jumlah produk dijual maupun tidak dijual. Penerimaan diperoleh dari hasil kali antara jumlah produk yang dihasilkan dengan harga jual produk tersebut. Sementara itu pengeluaran total usahatani total farm expenses terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya yang diperhitungkan.

4.4.2. Analisis RC Rasio

Efisiensi usahatani antara petani anggota dan non anggota gapoktan dapat dilihat dari rasio pendapatan terhadap biaya. Rasio pendapatan terhadap biaya merupakan perbandingan antara total penerimaan yang diperoleh dari setiap satuan uang yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani. Analisis pendapatan dibagi menjadi dua yaitu analisis pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan atas biaya total. Semakin besar nilai RC rasio maka semakin menguntungkan usahatani tersebut. Perhitungan RC rasio diformulasikan sebagai berikut : Rasio atas biaya total = � Rasio atas biaya tunai = � = + Dimana : TP = Total penerimaan usahatani Rupiah BT = Biaya Total Rupiah Bt = Biaya tunai Rupiah Bd = Biaya diperhitungkan Rupiah Sumber: Soekartawi et al, 1986

4.4.3. Analisis Saluran Tataniaga

Saluran tataniaga sayuran caisin di Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor dilakukan mulai dari petani-pedagang pengumpul-pedagang besar-pedagang pengecer- konsumen dengan menghitung persentase pasokannya. Jalur tataniaga yang terbentuk akan menggambarkan peta saluran tataniaga. Semakin panjang saluran tataniaga, maka semakin tinggi juga margin tataniaga yang terjadi. Analisis saluran tataniaga dilakukan dengan mengamati lembaga-lembaga tataniaga yang berperan dalam menyalurkan sayuran caisin yang berasal dari petani anggota dan non anggota Gapoktan Bunga Wortel sampai dengan ke konsumen. Selain itu menganalisis peta saluran tataniaga yang terbentuk.

4.4.4. Analisis Lembaga Tataniaga