Definisi Operasional Kerangka Pemikiran Operasional

Gambar 2 . Kerangka Pemikiran Operasional

3.2.1. Definisi Operasional

Definisi operasional dari beberapa istilah dalam kerangka pemikiran operasional diantaranya: 1 Usahatani: seluruh proses pengorganisasian faktor-faktor produksi yaitu alam, tenaga kerja, modal dan pengelolaan yang diusahakan oleh perorangan atau sekumpulan orang yang menghasilkan output yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga ataupun orang lain di samping bermotif mencari keuntungan. Salah satu untuk mengetahui efisiensi usahatani adalah dengan rasio penerimaan biaya RC Rasio Soeharjo dan Patong 1973 dalam skripsi Zalukhu, 2009. 2 Tataniaga: semua kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan barang-barang kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen Limbong dan Sitorus, 1987. Analisis Usahatani Caisin Analisis Tataniaga Caisin Budidaya Caisin Petani Anggota dan Non Anggota Gapoktan Bunga Wortel Analisis RC Rasio Evaluasi Usahatani Caisin Analisis Saluran Tataniaga dan Analisis structure, conduct, performance S-C-P Efisiensi Tataniaga: - Analisis Farmer’s share - Analisis Margin Tataniaga - Analisis Keuntungan Biaya Analisis Efisiensi Tataniaga Pengambilan Keputusan Budidaya Caisin 3 Gapoktan: kumpulan beberapa Kelompok Tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha Kementrian Pertanian, 2010. 4 Petani: perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroinsdustri, pemasaran dan jasa penunjang Kementrian Pertanian, 2010. 5 Tumpangsari: suatu sistem tanam campuran polyculture yang terdiri dari dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal tanam, dalam waktu yang bersamaan. Kementrian Pertanian, 2010. 6 Pedagang Pengumpul: lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi - komoditi pertanian yang dipejualbelikan, biasanya membeli dari beberapa petani yang kuantitasnya tidak terlalu besar kemudian menjualnya ke pedagang besar atau pedagang pengecer Sudiyono, 2002. 7 Pedagang Pengecer: lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi pertanian yang dipejualbelikan, pedagang pengecer merupakan lembaga pemasaran terakhir yang akan memasarkan produk langsung ke konsumen Sudiyono, 2002. 8 Margin tataniaga: perbedaan antara harga di berbagai tingkat lembaga pemasaran di dalam sistem pemasaran, satuannya adalah RupiahKilogram Winandi, 2009. 9 Farmer’s Share: perbandingan harga yang dibayar konsumen terhadap harga produk yang diterima oleh petani satuannya adalah RupiahKilogram Limbong dan Sitorus, 1987. 10 Lembaga Tataniaga: badan usaha atau individu yang menyelenggarakan pemasaran, menyalurkan jasa dan komoditi dari produsen kepada konsumen akhir serta mempunyai hubungan dengan badan usaha atau individu lainnya Sudiyono, 2002. 11 Saluran Tataniaga: sekelompok lembaga yang ada diantara berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan Sudiyono, 2002. 12 Fungsi Tataniaga: fungsi pertukaran pembelian dan penjualan, fungsi fisik penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan dan fungsi fasilitas standarisasi dan grading, penanggungan risiko, pembiayaan dan informasi pasar Hammond and Dahl 1977 dalam Winandi, 2009. 13 Struktur Pasar: tipe atau jenis pasar yang didefinisikan sebagai hubungan antara pembeli dan penjual yang secara strategis mempengaruhi penentuan harga dan pengorganisasian pasar Winandi, 2009. 14 Perilaku Pasar: seperangkat strategi dalam pemilihan yang ditempuh baik oleh penjual maupun pembeli untuk mencapai tujuannya masing-masing Winandi, 2009. 15 Rasio Keuntungan Biaya: besarnya keuntungan yang diterima oleh lembaga pemasaran sebagai imbalan atas biaya pemasaran yang dikeluarkan Limbong dan Sitorus, 1987. 16 Efisiensi Operasional: kegiatan penanganan aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan rasio dari output-input pemasaran. Rasio efisiensi pemasaran dapat dilihat dari 1 perubahan sistem pemasaran dengan mengurangi biaya perlakuan pada fungsi-fungsi pemasaran tanpa mengubah manfaatkepuasan konsumen; 2 meningkatkan kegunaan output dari proses pemasaran tanpa meningkatkan biaya pemasaran Winandi, 2009. IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian