Analisis Usahatani Caisin Petani Anggota

6.1.2.8. Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah 2 minggu dari pemupukan kedua. Petani caisin anggota dan non anggota gapoktan melakukan pemanenan secara manual dengan mencabut caisin beserta akarnya. Caisin yang telah dipanen dikumpulkan pada satu tempat saung. Caisin dikumpulkn di satu tempat agar tengkulak yang akan membeli caisin di lahan menjadi lebih mudah. Panen caisin bisa dilakukan lebih cepat daripada rotasi panen seperti biasanya, yaitu terjadi saat harga caisin di pasar sedang meningkat.

6.2. Analisis Usahatani

Analisis usahatani dilakukan untuk mengetahui tingkat pendapatan dan rasio penerimaan terhadap biaya RC Rasio usahatani caisin pada petani anggota dan non anggota gapoktan. Analisis usahatani berdasarkan konsep pendapatan atas biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tunai dan atas biaya total biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan petani secara tunai seperti untuk membeli sarana produksi: benih, pupuk dan biaya tenaga kerja luar keluarga. Secara umum petani di Desa Citeko tidak menggunakan pestisida, karena serangan hama penyakit belum terlalu merugikan bagi petani. Sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang hanya diperhitungkan saja, tetapi petani tidak mengeluarkannya secara tunai. Beberapa contoh yang termasuk dalam biaya diperhitungkan diantaranya: sewa lahan, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan peralatan.

6.2.1. Analisis Usahatani Caisin Petani Anggota

Usahatani caisin yang dianalisis adalah selama satu musim tanam, petani anggota gapoktan mendapatkan penerimaan dari caisin dan wortel. Rata - rata produktivitas per hektar per musum caisin adalah 1.511 kilogramhektar. Harga jual kepada tengkulak rata - rata Rp 1.100,00 per kilogram Berdasarkan hasil produksi caisin, rata - rata penerimaan petani anggota per hektar per musim tanam adalah Rp 1.662.100,00hektar. Biaya tunai yang dikeluarkan petani anggota diantaranya untuk membeli benih, pupuk kandang, pupuk kimia dan membayar upah tenaga kerja diluar keluarga. Rata-rata biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani anggota adalah Rp 1.176.339,00 per hektar per musim. Biaya terbesar digunakan untuk pupuk kandang dan membeli membayar tenaga kerja laki-laki. Untuk kedepannya, diperlukan kajian ulang mengenai dosis penggunaan pupuk kandang per hektar per musim tanamnya. Biaya diperhitungkan terdiri dari biaya sewa lahan, biaya penyusutan alat dan biaya upah tenaga kerja dalam keluarga. Sewa lahan per tahun dikonversikan menjadi sewa lahan per musim, yaitu dengan cara membagi tujuh musim tanam dari sewa lahan per tahun. Penyusutan alat terdiri dari penyusutan dari cangkul, sprayer, golok, garpu dan parang. Perhitungan mengenai penyusutan alat pertanian petani caisin anggota gapoktan terdapat pada Lampiran 7. Adapun untuk analisis pendapatan caisin dan wortel petani anggota gapoktan terdapat pada Tabel 17. Tabel 17. Analisis Pendapatan Caisin Petani Anggota Gapoktan Bunga Wortel per Periode per Hektar Uraian Satuan Harga Satuan Rp Volume Nilai Rp A Penerimaan Usahatani Caisin Kilogram 1.100 1.511 1.662.100 Total Penerimaan 1.662.600 B Biaya Usahatani B1 Biaya Tunai 1. Benih Caisin Kilogram 30.000 9 270.000 2. Pupuk a. Pupuk Kandang Karung 10.000 50 500.000 b. Urea Kilogram 2.500 36,5 91.250 c. KCL Kilogram 2.000 31,5 63.000 d. NPK Kilogram 3.000 24,5 73.500 3. Pestisida 4. Tenaga Kerja Luar Keluarga a. Perempuan Orang 10.000 4,5 45.000 b. Laki-laki Orang 20.000 20,5 410.000 Total Biaya Tunai 1.452.750 B2 Biaya diperhitungkan 1. Sewa Lahan ha 1.176.339 1 1.176.339 2. Tenaga Kerja Dalam Keluarga a. Perempuan Orang 10.000 b. Laki-laki Orang 20.000 17,5 350.000 3. Penyusutan Alat 877 Total Biaya Diperhitungkan 1.527.216 C Total Biaya Usahatani B1+B2 2.979.966 D Pendapatan Atas Biaya TunaiA-B1 209.350 E Pendapatan Atas Biaya Total A-C 1.317.866 F RC Atas Biaya Tunai AB1 1,14 H RC Atas Biaya Total AC 0,56 Sumber: Data Primer, 2011 diolah Pendapatan petani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Besarnya pendapatan petani caisin atas biaya tunai adalah Rp 209.350,00 per hektar, sedangkan besarnya pendapatan petani atas biaya total bernilai negatif Rp 1.317.866,00 per hektar. Artinya, Untuk mengetahui efisiensi usahatani dapat dicari dengan RC rasio yang juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu RC rasio atas biaya tunai dan RC rasio atas biaya total. Nilai RC rasio atas biaya tunai adalah 1,14 artinya setiap pengeluaran satu rupiah biaya tunai akan menghasilkan penerimaan sebesar 1,14 rupiah penerimaan. Nilai RC atas biaya total sebesar 0,56 artinya setiap pengeluaran satu rupiah biaya total akan menghasilkan penerimaan sebesar 0,56 rupiah penerimaan. Jika melihat dari besarnya nilai RC rasio tunai, usahatani caisin efisien untuk dilakukan. Namun jika melihat RC rasio total, usahatani caisin tidak efisien untuk dilakukan. Sumber modal petani mayoritas berasal dari pinjaman yang berasal dari Gapoktan. Rata-rata petani mendapatkan pinjaman sebesar Rp 1.400.000,00tahun atau Rp 200.000,00musim. Sehingga untuk mengetahui pendapatan tunai rumah tangga RT petani, harus memperhitungkan mengenai pinjaman tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, besarnya pendapatan RT petani anggota adalah Rp 169.350 per hektar per musim. Data mengenai pendapatan tunai rumah tangga petani dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Pendapatan Tunai per Hektar Rumah Tangga Petani Anggota Gapoktan Bunga Wortel No Uraian Nilai Rupiahhektar a Penerimaan Tunai 1.662.100 b Pengeluaran Tunai 1.452.750 c Pendapatan Tunai 209.350 d Pinjaman 200.000 e Surplus Ustan c+d 409.350 f Pokok pinjaman 200.000 g Jasa 20 40.000 h Pendapatan Tunai RT e-f-g 169.350 Sumber: Data Primer, 2011 diolah

6.2.2. Analisis Usahatani Caisin Petani Non Anggota