rata Rp 2.200,00 per kilogram kepada pedagang pengecer atau konsumen yang datang langsung ke Pasar Warung Jambu Kota Bogor.
6.3.1.3. Pedagang Pengecer
Pedagang pengecer merupakan pedagang yang menjual caisin langsung ke konsumen. Pada penelitian ini terdapat dua macam pedagang pengecer, yaitu pedagang pengecer yang
menjual caisin di Pasar. Pedagang pengecer yang kedua adalah pedagang pengecer yang menjual dengan mendatangi langsung konsumen, berdagang dengan menggunakan gerobak.
Pedagang pengecer pertama yang terdapat di pasar Cisarua membeli caisin dari pedagang pengumpul kecil yang berasal dari Citeko. Pedagang pengecer membeli caisin
dengan harga rata-rata Rp 1.600,00 per kilogram dan menjual kepada konsumen dengan harga rata-rata Rp 2000,00 per kilogram. Pedagang pengecer yang berikutnya adalah
pedagang sayuran gerobak yang terdapat di perumahan bogor baru Kota Bogor. Pedagang pengecer membeli caisin dari pedagang besar yang berada di Pasar Warung Jambu Kota
Bogor dengan harga rata-rata Rp 2.200,00 per kilogram dan menjual kepada konsumen akhir dengan harga rata-rata Rp 3.900 per kilogram.
6.3.2. Analisis Fungsi Tataniaga
Fungsi tataniaga dapat mempengaruhi pemindahan caisin dari produsen ke konsumen. Jika fungsi tataniaga pada setiap lembaga tataniaga dapat berjalan dengan baik, maka akan
meningkatkan nilai jual caisin. Fungsi tataniaga terdiri dari fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Untuk mengetahui fungsi tataniaga yang terjadi pada setiap lembaga dapat
dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Fungsi-fungsi Tataniaga yang dilaksanakan oleh Setiap Lembaga Tataniaga Caisin
No Lembaga Tataniaga
Fungsi Tataniaga
Kegiatan 1
Petani Pertukaran
Penjualan 2
Pedagang Pengumpul
Pertukaran Fisik
Fasilitas Pembelian, Pengumpulan, Penjualan
Pengangkutan Pembiayaan, Penanggungan Risiko, Intelejen Pasar
3 Pedagang Besar
Pertukaran Fisik
Fasilitas Pembelian, Pengumpulan, Penjualan
Pengangkutan Pembiayaan, Penanggungan Risiko, Intelejen Pasar
4 Pengecer
Pertukaran Fisik
Fasilitas Pembelian, Penjualan
Pengangkutan Pembiayaan, Penanggungan Risiko
Sumber: Data Primer, 2011 diolah
Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa fungsi tataniaga yang terjadi ditingkat petani hanya pertukaran fisikpenjualan. Sedangkan fungsi tataniaga pada pedagang pengumpul,
pedagang besar dan pedagang pengecer yang terjadi adalah fungsi tataniaga: pertukaran, fisik dan fasilitas.
6.3.3. Analisis Saluran Tataniaga
Lembaga-lembaga tataniaga yang dilalui selama proses distribusi caisin dari petani ke konsumen akan membentuk saluran tataniaga. Saluran tataniaga dapat menunjukkan efisiensi
tataniaga, setiap saluran yang berbeda akan memberikan keuntungan yang berbeda pada masing-masing lembaga tataniaga yang terlibat. Analisis saluran tataniaga caisin dilakukan
secara keseluruhan, baik caisin yang berasal dari petani anggota atau non anggota Gapoktan Bunga Wortel.
Gapoktan Bunga Wortel belum mampu menjadi salah satu lembaga tataniaga untuk memasarkan caisin. Seluruh petani menjual caisin kepada pedagang pengumpul yang ada di
Desa Citeko. Untuk mengetahui saluran tataniaga caisin yang terbentuk dapat dilihat pada Gambar 3.
1
2 3
Gambar 3. Saluran Tataniaga Caisin di Gapoktan Bunga Wortel
6.3.3.1. Saluran Tataniaga 1
Pada saluran tataniaga yang pertama, petani menjual caisin kepada pedagang pengumpul kecil. Pedagang pengumpul kecil membeli caisin di lahan, kemudian pedagang
kecil menjual caisin ke pedagang besar di Pasar Cisarua. Pedagang besar menjual caisin ke pedagang pengecer yang ada di Pasar Cisarua atau pedagang pengecer lainnya Petani-
Pedagang Pengumpul Kecil-Pedagang Besar-Pedagang Pengecer-Konsumen.
Petani Pedagang
Pengumpul Besar
Pedagang Besar
Pedagang Pengecer
Konsumen Pedagang
Pengumpul Kecil
Pedagang Pengecer
Konsumen
Pedagang Besar
Pedagang Pengecer
Konsumen
6.3.3.2. Saluran Tataniaga 2
Pada saluran tataniaga ini, petani menjual caisin kepada pedagang pengumpul kecil di lahan. Pedagang kecil menjual caisin ke pedagang pengecer yang ada di Pasar Cisarua.
Kemudian pedagang pengecer menjual caisin kepada konsumen yang ada di Pasar Cisarua. Biasanya saat akhir pekan banyak konsumen yang berasal dari luar Cisarua seperti dari
Jakarta Petani-Pedagang Pengumpul Kecil-Pedagang Pengecer-Konsumen.
6.3.3.3. Saluran Tataniaga 3
Pada saluran tataniaga yang terakhir, petani menjual caisin kepada pedagang pengumpul besar di lahan. Pedagang pengumpul besar menjual caisin kepada pedagang besar
yang berada di Pasar Warung Jambu Kota Bogor. Kemudian pedagang besar menjual kepada pedagang pengecer yang biasa menjual sayuran dengan menggunakan gerobak. Pedagang
pengecer menjual dengan mendatangi langsung ke konsumen Petani-Pedagang Pengumpul Besar-Pedagang Besar-Pedagang Pengecer-Konsumen.
6.3.4. Struktur Pasar Caisin
Struktur pasar caisin dapat dibedakan menjadi dua tingkatan diantaranya: a.
Petani-Pedagang Pengumpul Pada tingkatan pertama jumlah penjual caisin lebih banyak daripada jumlah pedagang
pengumpul. Tetapi petani tidak memiliki nilai tawar kepada pedagang pengumpul, petani hanya sebagai price taker. Berdasarkan beberapa karakter tersebut struktur pasar yang
terbentuk adalah oligopsoni, yaitu pasar dengan banyak pembeli dan pihak pembeli yang menentukan harga.
b. Pedagang Pengumpul-Pedagang Besar-Pedagang Pengecer-Konsumen
Tingkatan yang berikutnya adalah caisin yang dijual dari pedagang pengumpul kepada pedagang besar-pedagang pengecer hingga konsumen. Berdasarkan sifat caisin yang
homogen tidak ada perubahan bentuk, banyaknya penjual dan pembeli dan tidak ada pembatasan dari pihak manapun baik dari penjualpembelipemerintah. Maka pasar yang
terbentuk mendekati pasar persaingan sempurna.
6.3.5. Perilaku Pasar Caisin