Konsep Tataniaga Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi tidak harus dikaitkan dengan suatu tempat yang dinamakan pasar dalam pengertian sehari-hari. Pasar adalah tempat terjadinya suatu transaksi antara penjual dan pembeli. Para ahli ekonomi tidak perlu membayangkan analisis suatu pasar, tetapi melihatnya secara lebih konseptual dan membayangkan bahwa pasar adalah pertemuan antara permintaan dan penawaran. Menurut Dahl dan Hammond 1977 dalam Winandi 2009, pakar ekonomi memberikan pengertian ruang lingkup pasar dimana 1 kekuatan dari permintaan dan penawaran bekerja, 2 sebagai penentu adalah harga atau modifikasinya, 3 pengalihan hak milik dari sejumlah barang atau jasa, dan mengandung pengertian fisik dan kelembagaan perusahaan yang terlibat. Pasar dalam pengertian ekonomi adalah ruang atau dimensi dimana kekuatan penawaran dan permintaan bekerja untuk menentukan atau mengubah harga. Pasar merupakan himpunan semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau keinginan yang mungkin ingin dan mampu terlihat dalam pertukaran untuk memutuskan kebutuhan atau keinginan Kotler, 1993.

3.1.4. Konsep Tataniaga

Menurut Limbong dan Sitorus 1987, tataniaga pertanian merupakan semua kegiatan dan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan barang-barang kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke tangan konsumen. Selain itu, termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan yang menghasilkan perubahan bentuk barang yang ditujukan. Agar mempermudah dalam penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumennya. Salah satu konsep yang melandasi tataniaga adalah pertukaran. Pertukaran terjadi apabila terpenuhi lima kondisi yaitu terdapat dua pihak, masing- masing pihak mempunyai sesuatu yang mungkin bernilai bagi orang lain, masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan melakukan penyerahan, masing-masing pihak bebas menolak atau menerima tawaran dan masing-masing pihak yang berunding dengan pihak lain layak dan bermanfaat. Sorensen 1964, menyatakan terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi organisasi pemasaran pertanian diantaranya adalah: 1 penemuan inovasi teknologi pada kimiawi, mekanisasi, penemuan varietas baru dan persilangan, serta penemuan teknologi lainnya; 2 perubahan preferensi konsumen dan pendapatan, salah satu fenomena dasar yang menentukan besarnya pasar dan kebutuhan barang dan jasa adalah komposisi dan tingkat keinginan konsumen. Pada tahap awal industrialisasi; perluasan populasi, membutuhkan pola kelembagaan yang menyediakan waktu dasar, bentuk dan utilitas ruang di pasar. 3 perubahan kebijakan pasar dan program pemerintah, secara lebih spesifik kebijakan dan program ini telah mempengaruhi jenis organisasi di pasar pertanian seperti pendirian franchise, memberikan nilai tambah added value, standarisasi dan informasi pasar. Kerangka kelembagaan dasar dimana perusahaan menyesuaikan bentuk-bentuk organisasi mereka dan membuat rencana produksi. Ada beberapa faktor yang mempunyai pengaruh terhadap tingkat harga yang ditentukan diantaranya: 1 Biaya akan menentukan batasan harga yang lebih rendah. Kebijakan harga yang didasarkan pada biaya ditambah sejumlah mark up disebut metode cost plus. 2 Permintaan akan menentukan batasan harga yang lebih tinggi. Penjual harus menilai kembali posisi harganya apabila jumlah langganannya mulai berkurang atau mengurangi pembeliannya. 3 Persaingan memberikan pengaruh diantara kedua faktor sebelumnya. Kenaikan harga dapat disebabkan karena rendahnya permintaan Swastha, 1999.

3.1.5. Analsis Sistem Pemasaran