1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang dicirikan dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian mempunyai
peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusinya
dalam pembentukan Pendapatan Domestik Bruto PDB nasional yang meningkat
setiap tahunnya. Pada tahun 2010 terdapat tiga besar sektor utama yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional menurut lapangan usaha, yaitu:
sektor industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian merupakan sektor terbesar kedua dalam total PDB
setelah industri pengolahan, dengan memberikan kontribusi sebesar 16 persen dari total PDB nasional dan laju pertumbuhannya meningkat sebesar 0,4 persen dari
tahun 2009 ke 2010 BPS, 2010. Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman pangan, tanaman
perkebunan, peternakan dan produk turunannya, kehutanan dan perikanan. Tanaman pangan merupakan sub sektor pertanian yang paling besar memberikan
kontribusi terhadap PDB, yaitu sebesar 6,78 persen dan mengalami pertumbuhan sebesar 0,36 persen 2007. Peningkatan Kontribusi sub sektor pertanian terhadap
PDB dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Klasifikasi PDB Sektor Pertanian di Indonesia Tahun 2004-2007 Persen
No Nama Subsektor
Tahun 2004
2005 2006
2007 1
Tanaman Pangan 7,21
6,54 6,42
6,78 2
Tanaman Perkebunan 2,16
2,03 1,90
2,13 3
Peternakan dan Produk Turunannya 1,77
1,59 1,53
1,57 4
Kehutanan 0,88
0,81 0,90
0,90 5
Perikanan 2,31
2,15 2,23
2,45
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009 diolah.
Peran komoditas pangan dibutuhkan dalam mencapai swasembada pangan melalui program diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan bukan berarti
2 menggantikan beras, tetapi mengubah pola konsumsi masyarakat dengan lebih
banyak jenis pangan yang dapat dikonsumsi. Diversifikasi pangan menjadi salah satu pilar dalam ketahanan pangan. Pembangunan ketahanan pangan di Indonesia
telah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 tentang pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai usaha mewujudkan ketersediaan pangan
bagi seluruh rumah tangga dalam jumlah yang cukup, mutu dan gizi yang layak, aman dikonsumsi, merata serta terjangkau oleh setiap individu.
1
Sesuai dengan UU No. 22 tahun 1999 pembangunan subsektor tanaman pangan harus dapat
memperkuat posisi petani, pelaku agribisnis lainnya serta aparatur pertanian dengan memanfaatkan keunggulan agroekosistem masing-masing daerah
kabupaten atau kota.
2
Sasaran pembangunan pangan adalah terwujudnya ketahanan pangan pada tingkat rumah tangga. Pengembangan ketahanan pangan dilakukan antara lain
berdasarkan pada keragaman sumber daya pangan, kelembagaan dan potensi lokal. Salah satu sumber pangan yang strategis adalah tanaman padi dan palawija.
Tanaman ini sebagai sumber karbohidrat utama dalam pemenuhan gizi masyarakat. Pemenuhan kebutuhan tanaman padi dan palawija harus dijaga
ketersediaannya dan terjangkau oleh masyarakat. Ketersediaan tanaman padi dan palawija yaitu melalui produksi domestik dan impor.
Tanaman pangan yang berpotensi sebagai sumber pangan antara lain padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan, kedelai dan lain-lain. Ubi jalar
merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang memberikan sumbangan terhadap PDB yang cukup signifikan dan terus meningkat dalam beberapa tahun
terahir. Disamping itu juga komoditi ini telah memberikan sumbangan terhadap devisa negara melalui ekspor dalam bentuk tepung. Net ekspor-impor ubi jalar
adalah satu-satunya komoditas tanaman pangan yang selalu positif. Ubi jalar menjadi salah satu dari 20 jenis pangan yang berfungsi sebagai sumber
karbohidrat. Ubi jalar bisa menjadi salah satu alternatif untuk mendampingi beras menuju ketahanan pangan.
3
Ubi jalar sebagai penghasil bahan pangan menjadi
1
Krisnamurthi, Bayu. 2003. Penganekaragaman Pangan: Pengalaman 40 Tahun dan Tantangan Kedepan Artikel Th II No.7. www.ekonomirakyat.org [6 Juni 2010].
2
Produksi Tanaman Padi dan Palawija Jawa Barat, 2000-2005 [10 Juni 2010].
3
Rima K. 2008. Analisis Teknologi Ekonomi Pendirian Usaha Pasta padat dari Ubi Jalar. http:www.lampung.ac.idjournal [5 Juni 2010].
3 makanan pokok bagi penduduk Indonesia bagian Timur terutama Papua. Ubi jalar
sebagai tanaman umbi-umbian penting kedua setelah ubi kayu mempunyai manfaat beragam. Ubi jalar tidak hanya digunakan sebagai bahan pangan tetapi
juga sebagai pakan ternak, bahan baku industri maupun komoditas ekspor. Ubi jalar potensial sebagai komoditas ekspor non migas. Negara produsen
utama ubi jalar dunia antara lain Cina, Uganda, Nigeria, Indonesia, Vietnam, Jepang, India, dan lainnya. Ekspor ubi jalar pada umumnya ditujukan ke
Malaysia, Singapura, Jepang, Saint Helena, Malta, AS, Arab Saudi, Taiwan dan beberapa Negara Afrika seperti Nigeria dan Etiopia FAO. Negara pengimpor ubi
jalar Indonesia antara lain: Singapura, Belanda, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Taiwan, Cina, Korea. Di luar negeri, khususnya di negara-negara maju,
ubi jalar dijadikan makanan mewah dan bahan baku aneka industri, seperti industri fermentasi, tekstil, lem, kosmetika, farmasi, dan sirup. Di Jepang ubi jalar
dijadikan makanan tradisional yang publisitasnya setaraf dengan pizza atau hamburger, sehingga aneka makanan olahan ubi jalar banyak dijual di toko-toko
sampai restoran-restoran bertaraf internasional. Di Amerika Serikat, ubi jalar dijadikan bahan pengganti substitusi kentang dan 60-70 persen diantaranya
digunakan sebagai bahan makanan Rahmat, 1997. Permintaan ubi jalar sebagian besar 85 persen untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi manusia, sekitar 2 persen untuk pakan ternak, 2,5 persen untuk bahan baku industry dan 10,5 persen hilang karena proses panen dan pasca
panen. Keunggulan dari ubi jalar antara lain: tingkat produksi tinggi, dapat bertahan hidup dalam kondisi iklim yang kurang baik, gizinya tinggi Tabel 2,
harganya murah, produk lokal dan dikenal secara turun temurun oleh masyarakat Indonesia dan dari segi rasa banyak disukai masyarakat Indonesia dengan
teksturnya yang beragam, sehingga dapat dipilih yang paling sesuai dengan selera konsumen.
Potensi penggunaan ubi jalar pun cukup luas dan cocok untuk program diversifikasi pangan yang dapat diolah menjadi beberapa produk turunan seperti:
tepung ubi jalar yang dapat mengurangi impor gandum dan tepung terigu, mie, es krim, nasi ubi, kentang dan lain-lainnya. Ubi jalar merupakan bahan makanan
4 tambahan yang telah mendapat perhatian masyarakat dan menjadi produk tanaman
pangan dunia yang menduduki urutan ke tujuh.
4
Tabel 2.
Kandungan Gizi dan Kalori Beras, Jagung, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar Bahan
Kalori kal
Karbohidrat g
Protein g
Lemak g
Vit. A SI
Vit. C mg
Ca mg
Beras 360
78.9 6.8
0.7 6
Jagung 361
72.4 8.7
4.5 350
9 Ubi Kayu
146 34.7
1.2 0.3