Karakteristik Petani Responden Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi jalar: studi kasus Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor

52  Anggota aktif menghadiri kegiatan yang diadakan kelompok tani Hurip minimal sebesar 80 persen  Mempunyai lahan  Telah mengikuti program simpan pinjam 2 Kewajiban bagi pengurus dan anggota kelompok tani Hurip: a Mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kelompok tani Hurip b Membayar iuran wajib bulanan sebesar Rp. 8000,- yang akan digunakan untuk simpan pinjam dan keperluan kelompok tani Hurip c Membayar iuran pokok menjadi anggota sebesar Rp 50.000,- d Mengikuti dan menghadiri rapat bulanan kelompok yang diadakan sebulan sekali selama setahun kepengurusan. e Hasil panen anggota harus dijual kepada kelompok tani Hurip sesuai dengan harga pasar yang berlaku. 3 Sanksi bagi kelompok tani Hurip, yaitu jika dua kali dalam satu tahun kepengurusan tidak hadir dalam rapat bulanan, maka akan mendapatkan sanksi dari kelompok tani Hurip. Sanksinya sebagai berikut: a Jika tidak hadir satu kali dalam rapat bulanan, maka akan mendapatkan peringatan dari kelompok tani Hurip b Jika tidak hadir dua kali dalam rapat bulanan, maka yang bersangkutan tidak akan mendapatkan bibit bantuanprogram pemerintah dan pinjaman modal dari kelompok tani Hurip. 4 Penghargaan bagi anggota kelompok tani Hurip, yaitu bagi anggota yang kehadirannya 100 persen untuk setiap kegiatan kelompok tani Hurip akan mendapatkan hadiah dari kelompok. Penghargaan ini diberikan setiap satu tahun sekali.

5.3 Karakteristik Petani Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani yang sedang mengusahakan ubi jalar dan tergabung dalam kelompok tani Hurip. Karakteristik petani yang dianggap penting mencakup status usaha, umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani ubi jalar, luas lahan, status kepemilikan lahan dan alasan bertani ubi jalar. Hal ini dipilih karena dianggap mempengaruhi dalam pelaksanaan usahatani ubi 53 jalar terutama dalam melakukan teknik budidaya ubi jalar yang akan berpengaruh pada produksi petani tersebut.

5.3.1 Status Usaha

Pada umumnya pekerjaan utama responden dalam penelitian ini adalah sebagai petani dan buruh tani yaitu sebanyak 27 orang 77,14 dari total responden sebanyak 35 orang dan sisanya memilih pekerjaan lain. Responden mayoritas memilih pekerjaan utamanya sebagai petani dan buruh tani dengan menjadikan usahatani ubi jalar sebagai komoditas utama yang diusahakan disamping padi, kacang tanah, singkong, pepaya, pisang. Adapun pekerjaan sampingan yang diusahakan petani responden antara lain sebagai buruh bangunan, buruh toko, jasa, pedagang bisnis, peternak, supir dan karyawan swasta.

5.3.2 Umur

Umur petani responden di daerah penelitian ini berkisar antara 30-79 tahun dengan rata-rata umur 50,6 tahun. Persentase umur tertinggi yaitu sebesar 45,72 persen berada pada kelompok umur 45-59 tahun yang berjumlah 16 orang. Persentase umur terendah sebesar 2,86 persen berada pada kelompok umur lebih besar dari 75 tahun yang berjumlah satu orang dari total petani responden. Rincian sebaran umur responden dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Umur di Kelompok Tani Hurip Tahun 2010 Kelompok Umur Tahun Jumlah Responden Orang Persentase 30 – 44 12 34,28 45 – 59 16 45,72 60 – 74 6 17,14 ≥ 75 1 2,86 Total 35 100,00 Pada Tabel 11 terlihat bahwa sebagian besar petani responden berada pada usia produktif, yaitu pada umur 30-59 tahun. Para petani responden di usia produktif ini tetap melakukan usahatani ubi jalar, hal ini menunjukkan bahwa pada usia produktif tersebut orang-orang memiliki semangat yang tinggi untuk 54 menambah penghasilan karena adanya dorongan kebutuhan yang tinggi. Namun masih ada petani yang telah berusia lanjut lebih dari 60 tahun masih tetap berusahatani. Mereka beranggapan bahwa bertani merupakan mata pencaharian utama yang telah turun temurun.

5.3.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani responden akan berpengaruh pada tingkat penyerapan teknologi dan ilmu pengetahuan. Petani responden yang melakukan usahatani ubi jalar sebagian besar lulusan SD atau sederjat dengan jumlah 15 orang 42,86 dari total responden. Adapun petani responden yang tidak tamat SDsederajat sebanyak delapan orang. Petani lainnya mencapai tingkat pendidikan SMPsederajat berjumlah dua orang dan SMA atau sederajat berjumlah delapan orang. Petani responden pun ada yang mencapai tingkat pendidikan sampai perguruan tinggi sebanyak dua orang. Secara rinci tingkat pendidikan responden petani ubi jalar di kelompok tani Hurip dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelompok Tani Hurip Tahun 2010 Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Orang Persentase Tidak tamat SD 8 22,86 SDsederajat 15 42,86 SMPsederajat 2 5,71 SMAsederajat 8 22,86 Perguruan Tinggi 2 5,71 Total 35 100,00 Pendidikan formal petani responden secara umum masih rendah, namun petani sudah bisa menulis dan membaca. Disamping pendidikan formal, adapun pendidikan informal yang didapat petani melalui pelatihan dan pengalaman dalam usahatani. Dengan demikian, proses transformasi teknologi yang dilakukan oleh penyuluh maupun pihak-pihak lain dapat terserap dengan baik, sehingga produktivitas usahatani menjadi lebih baik. Sebaran tingkat pendidikan yang beragam dapat membantu petani responden dalam berbagi ilmu pengetahuan. 55

5.3.4 Pengalaman Usahatani Ubi Jalar

Pengalaman usahatani dapat menentukan keberhasilan usahatani ubi jalar dan mempengaruhi pada tingkat produktivitas usahatani ubi jalar. Petani yang lebih berpengalaman dalam usahatani komoditas ubi jalar secara umum akan lebih mampu untuk meningkatkan produktivitas dibandingkan petani yang kurang berpengalaman. Pengalaman petani pada usahatani ubi jalar di Kelompok Tani Hurip berkisar antara 1-56 tahun terakhir dengan rata-rata selama 23,57 tahun. Pada umumnya petani responden melakukan usahatani ubi jalar secara turun temurun, sehingga mempunyai pengalaman yang cukup lama. Persentase terbesar pada pengalaman usahatani ubi jalar yaitu lebih dari 10 tahun 65,72 persen atau sebanyak 23 orang dari total petani responden. Karakterisitik petani responden berdasarkan pengalaman usahatani ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Pengalaman Usahatani Ubi Jalar di Kelompok Tani Hurip Tahun 2010 Pengalaman Usahatani Tahun Usahatani Ubi Jalar Jumlah Responden Orang Persentase 1 – 5 tahun 7 20 5,1 – 10 tahun 5 14,28 ≥ 10,1 tahun 23 65,72 Total 35 100,00

5.3.5 Luas Lahan Usahatani Ubi Jalar

Petani responden di Kelompok Tani Hurip memiliki luas lahan yang diusahakan untuk usahatani cukup beragam, yaitu antara 0,07-1,5 hektar dengan rata-rata luas lahan sebesar 0,36 hektar. Adapun luas lahan yang diusahakan untuk usahatani ubi jalar pada saat penelitian yaitu antara 0,07-0,8 hektar dengan rata- rata luas lahan sebesar 0,24 hektar. Persentase luas lahan tertinggi berada pada kategori luas lahan kurang dari 0,1-0,19 hektar, yaitu sebesar 40 persen atau sebanyak 14 orang dari total petani responden, sedangkan luas lahan kurang dari 0,1hektar, yaitu sebesar 5,72 persen atau sebanyak 2 orang dari total petani responden. Secara rinci jumlah penguasaan lahan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 14. 56 Tabel 14. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kelompok Tani Hurip Tahun 2010 No Luas Lahan Ha Jumlah orang Persentase 1 0,1 2 5,72 2 0,1 – 0,19 14 40,00 3 0,2 – 0,29 9 25,72 3 0,3 – 0,39 5 14,28 4 ≥ 0,4 5 14,28 Jumlah 35 100,0

5.3.6 Status Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan petani responden terdiri dari milik sendiri dan bukan milik sendiri. Jumlah petani responden yang memiliki status lahannya sebagai lahan milik sendiri sebanyak 29 orang 82,86 dari total jumlah responden. Status lahan milik sendiri ini terdiri dari pembelian maupun dari warisan. Status lahan bukan milik sendiri yaitu sebanyak enam orang 17,14 dari total petani responden. Status lahan bukan milik sendiri ini yaitu sewa dan penggarap. Petani responden tidak ada yang menggunakan lahan usahataninya dengan cara menyewa. Status kepemilikan lahan petani responden secara rinci dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Karakteristik Petani Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Tahun 2010 No Keterangan Jumlah orang Persentase 1 Milik sendiri a Milik sendiri 17 48,57 b Warisan 12 34,28 Sub Total 29 82,86 2 Bukan milik sendiri a Sewa b Penggarap 6 17,14 Sub Total 6 17,14 Jumlah 35 100,00 57

5.3.7 Alasan Bertani Ubi Jalar

Bertani ubi jalar merupakan usahatani yang dilakukan secara turun temurun oleh petani responden dari sekitar tahun 1975 yang lalu. Kriteria alasan bertani ubi jalar oleh petani responden antara lain karena musim, harga bagus, pemasaran terjamin dan keturunan tradisi. Adapun alasan bertani ubi jalar dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Alasan Bertani Ubi Jalar pada Petani Responden di Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga tahun 2010 No Keterangan Jumlah Petani Orang Persentase 1 Musim 5 14,28 2 Harga bagus 9 25,71 3 Pemasaran terjamin 12 34,27 4 Keturunan tradisi 9 25,71 Jumlah 35 100,00 Tabel 16 menunjukan bahwa alasan petani responden memilih usahatani ubi jalar sebagian besar karena pemasaran yang terjamin dengan persentase yang diperoleh yaitu 34,27 persen atau 12 orang dari total petani responden. Pemasaran yang disalurkan melalui kelompok tani Hurip menjadikan pasar ubi jalar lebih terjamin. Pasar yang dituju antara lain melalui beberapa pabrik di Jakarta dan daerah sekitar Bogor. Alasan lain yaitu musim dan harga bagus, disamping keturunan tradisi. Persentase petani memilih usahatani ubi jalar karena harga bagus sama dengan petani responden yang memilih karena tradisi, yaitu sebesar 25,71 persen. Petani responden memilih usahatani ubi jalar karena harga bagus sebanyak sembilan orang. Hal ini dikarenakan pada waktu penelitian bertepatan dengan bulan Ramadhan dimana permintaan ubi meningkat dan harga cukup tinggi, sehingga banyak petani yang lebih memilih menanam ubi jalar. VI ANALISIS USAHATANI UBI JALAR

6.1 Keragaan Usahatani Ubi Jalar