Evaluasi Penelitian Terdahulu Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi jalar: studi kasus Kelompok Tani Hurip, Desa Cikarawang Kecamatan Darmaga Kabupaten Bogor

15 Berdasarkan hasil analisis, maka untuk tiap hektar lahan, pertanian talas mampu menghasilkan rata-rata 18.000 kilogram umbi, dengan harga rata-rata Rp 1.586 per umbi untuk petani lahan disewa, Rp 1.635 per umbi untuk petani lahan sendiri dan Rp 1.621 per umbi untuk petani lahan keseluruhan. Rata-rata pendapatan atas biaya total usahatani lahan disewa dan lahan milik sendiri masing-masing sebesar Rp 11.524.717,92 dan Rp 11.326.827,54, sedangkan pendapatan usahatani lahan keseluruhan adalah Rp 11.476.748,81. Nilai RC rasio atas biaya total pada usahatani lahan disewa, lahan milik sendiri dan lahan keseluruhan masing-masing adalah 1,61; 1,56 dan 1,58. hal ini menunjukkan bahwa usahatani talas terhadap lahan sendiri maupun lahan sewa sama-sama mengungtungkan. Penelitian mengenai tanaman palawija tidak hanya dilakukan pada tanaman talas saja, tetapi juga dilakukan pada tanaman ganyong yang diteliti oleh Devy 2010 mengenai “Peran Kelembagaan Kelompok Tani terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis Jawa Barat”. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu selain menganalisis pendapatan usahatani ganyong juga menganalisis pengaruh peran kelompok tani terhadap produktivitas dan pendapatan petani ganyong. Alat analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglass dan analisis pendapatan RC rasio.

2.3 Evaluasi Penelitian Terdahulu

Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian terdahulu secara umum memiliki persamaan dan perbedaan yang mendasar. Persamaannya terletak pada jenis analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis pendapatan usahatani komoditas pertanian. Dimana dapat menjawab salah satu tujuan dari penelitian yang sama. Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian-penelitian terdahulu terdapat pada fokus komoditas pertaniannya, tujuan, lokasi dan metode analisis yang digunakan untuk setiap kasus penelitian. Penulis melakukan analisis pendapatan usahatani ubi jalar yang telah diteliti sebelumnya oleh Widayanti 2008, namun terdapat perbedaan lokasi penelitian, dimana Widayanti 2008 meneliti di Kabupaten Kuningan, sedangkan 16 penulis meneliti di Kabupaten Bogor. Penulis pun mengembangkan penelitian komoditas ubi jalar yang telah dilakukan sebelumnya oleh Aji 2008 dan Juarsa 2007. Penulis melengkapi penelitian yang dilakukan oleh Yenni 2007 mengenai strategi pemasaran tepung ubi jalar dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi jalar. Hal ini dilakukan untuk menunjang pendapatan yang diterima petani, dimana tepung ubi jalar merupakan produk olahan dari ubi jalar. Kesamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan Yenni 2007 adalah sama-sama meneliti ubi jalar di kelompok tani Hurip, Desa Cikarawang . Ubi jalar sebagai salah satu tanaman palawija yang potensial untuk dikembangkan layak untuk diteliti. Penelitian mengenai tanaman ubi jalar ditunjang oleh penelitian-penelitian terdahulu mengenai tanaman pangan dan palawija antara lain: ubi jalar Widayanti, 2008, talas Silalahi, 2009, ganyong Devy, 2010, padi varietas unggul nasional yang telah diteliti oleh Zalukhu 2009 dan gandum Isnurdiansyah, 2010. Penelitian terdahulu mengenai tanaman pangan dan palawija menghasilkan pendapatan yang positif, artinya usahatani yang dijalankan menguntungkan. RC rasio yang dihasilkan oleh ubi jalar sebesar 1,38; sedangkan talas dan ganyong memiliki nilai RC rasio lebih besar dari ubi jalar yaitu 1,56 dan 1,41. Padi dan gandum mempunyai RC rasio masing-masing sebesar 1,5 dan 0,99. Metode analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi yang digunakan peneliti ada kesamaan dengan Yulistia 2009 mengenai efisiensi produksi usahatani belimbing dewa yaitu dengan menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas. Ubi jalar sebagai produk diversifikasi dari beras dapat dilihat dari perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi produksinya. Faktor- faktor yang mempengaruhi produksi padi Zulukhu, 2009 antara lain lahan, benih, urea, NPK, TSP, pupuk organik, furadan, pestisida dan tenaga kerja. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi produksi ubi jalar antara lain lahan, bibit, pupuk kandang, pupuk kimia, pestisida dan tenaga kerja. Usahatani ubi jalar di Kabupaten Bogor dapat memperkuat dan melengkapi usahatani yang dijalankan di tempat lain, bahwa usahatani tersebut 17 menguntungkan dibandingkan gandum dengan syarat memeperhatikan faktor- faktor produksi yang memepengaruhinya. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya dijadikan sebagai referensi terhadap perbandingan hasil penelitian ini. III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis