80
c. KCL X
3
Pupuk KCL merupakan salah satu komponen yang digunakan dalam kegiatan usahatani ubi jalar. Nilai koefisien regresi penggunaan KCL sebesar
0,2984 dan b erpengaruh nyata pada taraf α 7,2 persen, artinya jika terjadi
penambahan KCL sebesar satu persen maka akan meningkatkan produksi ubi jalar sebesar 0,2984 persen, dengan asumsi semua variabel lain tetap cateris paribus.
Elastisitas yang positif menunjukkan bahwa penggunaan bibit berada pada daerah
rasional Daerah II. Selain itu berdasarkan hasil analisis fungsi produksi Cobb_Douglas, KCL ini mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produksi ubi
jalar, sehingga ketika terjadi penurunan dan peningkatan input akan sangat signifikan pengaruhnya terhadap produksi ubi jalar.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani responden bahwa penggunaan pupuk KCL ini cukup penting karena dibutuhkan sebagai zat yang
mempengaruhi warna dan rasa pada tanaman ubi jalar. Rata-rata penggunaan pupuk KCL tiap periode tanam oleh petani responden yaitu sebanyak 13,11
kilogram 55,45 kg per hektar, sedangkan standar penggunaan KCL menurut Rahmat 1997 sebanyak 100 kg per hektar. Dengan demikian, penggunaan
pupuk KCL masih dapat ditambah untuk meningkatkan produksi ubi jalar. Pupuk kimia yang dibutuhkan oleh petani responden mudah diperoleh, baik disediakan
oleh kelompok tani maupun membeli langsung ke toko saprotan terdekat.
d. TSP X
4
Penggunaan pupuk TSP merupakan salah satu input yang digunakan dalam produksi ubi jalar. Pupuk TSP bermanfaat untuk pertumbuhan batang dan
buah. Nilai koefisien regresi penggunaan TSP sebesar -0,0560, artinya jika terjadi penambahan TSP sebesar satu persen maka akan menurunkan produksi ubi jalar
sebesar -0,0560 persen, dengan asumsi semua variabel lain tetap cateris paribus. Elastisitas yang negatif menunjukkan bahwa penggunaan bibit berada pada daerah
irrasional Daerah III. Berdasarkan nilai P-value yang lebih besar dari α lima
persen dengan nilai 0,748 74,8 mempunyai arti bahwa TSP tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar, sehingga pengurangan atau penambahan benih
sebesar satu persen tidak akan mengakibatkan perubahan secara signifikan terhadap produksi ubi jalar dengan faktor lain dianggap tetap.
81
Hasil pengamatan dari wawancara di lokasi penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani menggunakan pupuk TSP melebihi dosis, sehingga
apabila penggunaan pupuk TSP ditambah akan menurunkan produksi. Rata-rata penggunaan pupuk TSP per musim tanam oleh petani responden sebesar 31,97
kilogram 135,19 kilogram per hektar, sedangkan standar penggunaan TSP menurut Rahmat 1997 sebanyak 50 kg per hektar. Para petani responden
menganggap bahwa walaupun penggunaan TSP tidak sesuai dengan dosis, tetapi tetap dapat menjaga produksi ubi jalar.
e. Pupuk kandang X
5
Pupuk kandang digunakan dalam kegiatan usahatani ubi jalar sebagai sarana input yang dapat menambah dan memperbaiki unsur hara tanah baik secara
fisik maupun kimiawi tanah. Nilai koefisien regresi penggunaan pupuk kandang sebesar 0,3116, mempunyai nilai positif. Nilai koefisien regresi ini menunjukkan
bahwa input pupuk kandang mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar, artinya jika terjadi penambahan input pupuk kandang sebesar satu persen
maka akan meningkatkan produksi ubi jalar sebesar 0,3116 persen, dengan asumsi variabel lain tetap cateris paribus. Elastisitas yang positif menunjukkan bahwa
penggunaan bibit berada pada daerah rasional Daerah II. Selain itu pupuk kandang berdasarkan hasil analisis produksi mempunyai pengaruh nyata pada
taraf α 2,4 persen, sehingga ketika terjadi penurunan dan peningkatan input akan
sangat signifikan pengaruhnya terhadap produksi ubi jalar. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari petani bahwa pupuk kandang
mempunyai peranan yang cukup penting untuk kesuburan tanah yang akan mempengaruhi pada pertumbuhan tanaman ubi jalar. Penggunaan pupuk kandang
oleh petani responden bervariasi dan sudah mendekati dosis yang seharusnya. Penggunaan pupuk disesuaikan dengan kondisi tanah. Apabila kondisi tanah
sudah jenuh maka penggunaan pupuk kandang ini diperbanyak, sementara jika kondisi tanah masih bagus maka pupuk kandang digunakan sesuai dengan dosis.
Rata-rata petani responden menggunakan pupuk kandang tiap periode tanam sebanyak 579,42 kilogram 2450,26 kilogram per hektar, sedangkan menurut
Rahmat 1997 penggunaan pupuk kandang sebesar 2000 kilogram per hektar.
82
Kondisi tanah yang mendukung menyebabkan penggunaan dosis pupuk kandang yang selama ini digunakan oleh petani sudah cukup.
f. Tenaga Kerja X