Tinjauan Penelitian Mengenai Analisis Usahatani dan Faktor-Faktor

12 Desa Bandorasa Kulon, dan tujuan kedua adalah menganalisis sistem pemasaran, saluran pemasaran, struktur dan perilaku pasar, sebaran marjin pemasaran ubi jalar dari petani sampai konsumen akhir dari farmer’s share. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penerimaan petani responden dalam melakukan usahatani ubi jalar adalah Rp 11.406.061, sedangkan biaya total untuk usahatani ubi jalar adalah Rp 8.256.764, sehingga pendapatan petani atas biaya tunai adalah Rp 6.151.154 dan pendapatan petani atas biaya total adalah Rp 3.149.297. Nilai RC atas biaya tunai adalah sebesar 2,17 dan nilai RC atas biaya total adalah sebesar 1,38. Berdasarkan kenyataan tersebut, usahatani ubi jalar di Desa Bandorasa Kulon menguntungkan untuk diusahakan. Hal ini bisa menjadi bahan kajian yang bermanfaat bagi petani ubi jalar di daerah lainnya. Pengolahan ubi jalar pun sangat potensial untuk dikembangkan sebagai hasil diversifikasi pangan, salah satunya yaitu pembuatan tepung ubi jalar. Menurut hasil penelitian Yenni 2007, perumusan strategi pemasaran tepung ubi jalar produksi usaha kecil studi kasus: Kelompok Tani Hurip Desa Cikarawang didapatkan nilai pada matriks IFE 3,233 dengan kekuatan paling besar ditunjukkan oleh faktor adanya keinginan dan motivasi yang kuat dari anggota kelompok untuk mendirikan usaha tepung ubi jalar 0,459, serta kelemahan terbesar pada faktor tingkat pengetahuan anggota yang rendah 0,257. Nilai pada matriks EFE 3,076 peluang utama ialah faktor perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin modern 0,394 dan ancaman terbesar ialah faktor tepung ubi jalar belum dikenal oleh masyarakat luas 0,210. Pada matriks IE, posisi pengusahaan terletak pada sel 1 yang berarti sebaiknya menggunakan strategi grow dan build. Berdasarkan matiks QSP, nilai Total Atractive Score TAS tertinggi terletak pada strategi promosi yang intensif dan efisien 7,023.

2.2 Tinjauan Penelitian Mengenai Analisis Usahatani dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Produksi Penelitian-penelitian terdahulu memberikan pengamatan yang berbeda- beda pada pola pengambilan data, metode analisis, dan hasil yang dicapai. Penelitian terkait analisis usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi telah dilakukan oleh Isnurdiansyah 2010, Devy 2010, Yulistia 2009, Zalukhu 2009 dan Silalahi 2009. 13 Isnurdiansyah 2010 melakukan penelitian tentang analisis pendapatan usahatani gandum lokal di Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan propinsi jawa Timur. Tujuan penelitiannya yaitu menganalisis keragaan dan pendapatan usahatani gandum lokal, serta menganalisis keterkaitan usahatani gandum lokal dengan sub sistem agribisnis gandum lokal. Metode analisis yang digunakan antara lain metode kasus, analisis pendapatan, RC rasio, analisis imbangan penerimaan dan biaya, serta anggaran parsial. Nilai pendapatan usahatani diperoleh dari selisih penerimaan dan biaya usahatani. Pendapatan usahatani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan total. RC rasio atas biaya tunai dan biaya total petani responden sebesar 1,83 dan 0,99, yaitu petani responden mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1,83 dan Rp 0,99 dari setiap satu rupiah yang telah dikeluarkan. Petani responden mengalami keuntungan jika dilihat berdasarkan RC rasio atas biaya tunai dan petani responden mengalami kerugian jika dilihat berdasarkan RC rasio atas biaya total. Analisis usahatani tidak hanya dilakukan dengan menganalisis pendapatan saja. Berdasarkan hasil penelitian Yulistia 2009, analisis pendapatan usahatani Belimbing Dewa dapat disimpulkan bahwa pengaruh hadirnya Primatani di Kota Depok belum memberikan dampak yang terlalu besar terhadap tingkat pendapatan petani peserta Primatani. Hal ini dapat dilihat dari pendapatan atas biaya tunai dan total pada petani non Primatani lebih tinggi jika dibandingkan dengan petani Primatani. Variabel faktor produksi yang digunakan antara lain pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk gandasil, pestisida, petrogenol dan tenaga kerja. Berbeda halnya dengan Zalukhu 2009 yang melakukan penelitian mengenai analisis usahatani dan tataniaga padi varietas unggul nasional Kasus: Varietas Bondoyudo pada Gapoktan Tani Bersatu, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Penelitian yang bertujuan menganalisis keragaan usahatani, pendapatan usahatani, faktor-faktor produksi serta efisiensi tataniaga beras di Kecamatan Cibungbulang melakukan pengambilan responden secara acak simple random sampling sedangkan penentuan responden untuk analisis tataniaga adalah secara snow ball sampling. Hasil penelitian Zulukhu 2009 tidak hanya menganalisis pendapatan, RC rasio, tetapi juga analisis regresi linier berganda 14 untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi padi dan analisis marjin, farmer’s share dan rasio keuntungan terhadap biaya tataniaga. Hasil penelitian meghasilkan pendapatan atas biaya tunai pada usahatani Bondoyudo adalah Rp 6.311.564, artinya pendapatan petani tanpa memperhitungkan biaya diperhitungkan sebesar Rp 6.311.564 per hektar per musim tanam, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah Rp 3.303.928. Nilai RC rasio atas biaya tunai adalah 2,66. Artinya setiap pengeluaran biaya tunai satu satuan biaya total menghasilkan penerimaan sebesar 2,66 satuan penerimaan. RC rasio atas biaya total adalah 1,50 artinya setiap pengeluaran satu satuan biaya total menghasilkan penerimaan 1,50 satuan penerimaan. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap produksi padi adalah luas lahan X 1 , benih X 2 , urea X 3 , NPK X 4 , TSP X 5 , pupuk organik X 6 , furadan X 7 , pestisida X 8 dan tenaga kerja X 9 . Faktor-faktor tersebut dapat dipakai dalam penelitian yang akan dilaksanakan penulis. Berdasarkan pendugaan model linier berganda diperoleh koefisien determinasi R-S q sebesar 93,6 persen. Nilai F-hitung sebesar 48,82 lebih besar dari nilai F-tabel pada selang kepercayaan 90 persen yaitu 3,17. Hasil dari uji-t menunjukkan bahwa secara parsial, faktor produksi luas lahan X 1 , benih X 2 dan pestisida X 3 berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 90 persen, sedangkan faktor produksi TSP X 5 dan tenaga kerja X 9 berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 85 persen. Dengan demikian sebaiknya petani meningkatkan penggunaan luas lahan, benih dan tenaga kerja dan sebaliknya mengurangi produksi padi Bondoyudo. Hal ini membuktikan bahwa Bondiyudo tidak perlu menggunakan pestisida. Penelitian mengenai analisis pendapatan dan pemasaran pun dilakukan oleh Silalahi 2009. Silalahi 2009 melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani dan pemasaran talas di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yanng merupakan sentra talas di Kota Bogor. Tujuan penelitian ini adalah 1 menganalisis pendapatan usahatani talas, 2 menganalisis saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran talas di kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Pengambilan responden dilakukan secara sensus sebanyak 24 petani yang membudidayakan talas. 15 Berdasarkan hasil analisis, maka untuk tiap hektar lahan, pertanian talas mampu menghasilkan rata-rata 18.000 kilogram umbi, dengan harga rata-rata Rp 1.586 per umbi untuk petani lahan disewa, Rp 1.635 per umbi untuk petani lahan sendiri dan Rp 1.621 per umbi untuk petani lahan keseluruhan. Rata-rata pendapatan atas biaya total usahatani lahan disewa dan lahan milik sendiri masing-masing sebesar Rp 11.524.717,92 dan Rp 11.326.827,54, sedangkan pendapatan usahatani lahan keseluruhan adalah Rp 11.476.748,81. Nilai RC rasio atas biaya total pada usahatani lahan disewa, lahan milik sendiri dan lahan keseluruhan masing-masing adalah 1,61; 1,56 dan 1,58. hal ini menunjukkan bahwa usahatani talas terhadap lahan sendiri maupun lahan sewa sama-sama mengungtungkan. Penelitian mengenai tanaman palawija tidak hanya dilakukan pada tanaman talas saja, tetapi juga dilakukan pada tanaman ganyong yang diteliti oleh Devy 2010 mengenai “Peran Kelembagaan Kelompok Tani terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Ganyong di Desa Sindanglaya Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis Jawa Barat”. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu selain menganalisis pendapatan usahatani ganyong juga menganalisis pengaruh peran kelompok tani terhadap produktivitas dan pendapatan petani ganyong. Alat analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Cobb-Douglass dan analisis pendapatan RC rasio.

2.3 Evaluasi Penelitian Terdahulu