Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ubi Jalar Bibit X

78

7.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Ubi Jalar

Nilai koefisien regresi dalam model fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan nilai elastisitas produksi dari variabel-variabel produksi tersebut. Penjumlahan nilai-nilai elastisitas dapat digunakan untuk menduga keadaan skala usaha. Model produksi yang diduga menunjukkan bahwa jumlah nilai-nilai parameter penjelas adalah 1,097. Angka ini merupakan hasil dari penjumlahan koefisien regresi faktor produksi yang dalam hal ini dianggap sebagai elastisitas dari faktor tersebut. Jumlah nilai elastisitas produksi lebih besar dari satu, maka dapat disimpulkan bahwa usahatani ubi jalar berada pada skala kenaikan hasil yang meningkat increasing return to scale. Nilai ini mengandung arti bahwa penambahan satu persen dari masing-masing produksi secara bersama-sama akan meningkatkan produksi sebesar 1,097 persen.

a. Bibit X

1 Penggunaan bibit ubi jalar merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan dalam kegiatan usahatani ubi jalar. Jumlah bibit yang digunakan akan mempengaruhi hasil produksi ubi jalar. Nilai koefisien regresi penggunaan bibit bernilai negatif sebesar -0,0479, artinya jika terjadi penambahan bibit sebesar satu persen maka akan menurunkan produksi ubi jalar sebesar 0,0479 persen, dengan asumsi semua variabel lain tetap cateris paribus. Elastisitas yang negatif menunjukkan bahwa penggunaan bibit berada pada daerah irrasional Daerah III. Berdasarkan nilai P-value yang lebih besar dari α lima persen yaitu mempunyai nilai 0,855 85,5 artinya bahwa bibit tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar, sehingga pengurangan atau penambahan bibit sebesar satu persen tidak akan mengakibatkan perubahan secara signifikan terhadap produksi ubi jalar dengan faktor lain dianggap tetap. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, pengaruh bibit ubi jalar menjadi negatif dikarenakan penggunaan bibit berlebih dan banyak bibit yang tidak termanfaatkan. Apabila penggunaan bibit ditambah terus akan menurunkan produksi. Penggunaan bibit yang berlebih dapat terjadi kompetisi antar sesama tanaman, karena jarak tanaman terlalu rapat. Persaingan dapat terjadi dalam pemenuhan unsur hara, kebutuhan air dan sinar matahari, sehingga produksi dapat menurun. Rata-rata penggunaan bibit per 0,24 hektar yang 79 digunakan petani responden sebanyak 8.461,657 setek 35.780 setek per hektar, sedangkan standar penggunaan bibit menurut Rahmat 1997 sebanyak 32.000 setek per hektar dengan jarak tanam yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan bibit yang digunakan petani responden berlebih. Bibit dalam usahatani ubi jalar ini merupakan hasil setek batang tanaman ubi jalar, sehingga bibit mudah didapatkan tanpa membeli. Bibit yang diperoleh petani berupa setek pucuk hasil pengipukan maupun hasil panen periode sebelumnya, baik milik sendiri atau disediakan oleh kelompok tani. Penggunaan bibit oleh petani responden berdasarkan satuan karung dan rata-rata menggunakan empat karung per 1000 m 2 . Kebutuhan bibit ini pun dipengaruhi oleh jarak tanam. Sebagian besar petani responden menggunakan jarak tanam 100 x 25 centimeter dan beberapa petani lainnya ada yang tidak menggunakan jarak tanam. Disamping jarak tanam, ukuran bibit yang digunakan petani responden berbeda-beda dengan rata-rata berukuran panjang 25-30 centimeter.

b. Urea X