44 kehitaman dan bila lebih dari 75 cuplikan lolos ayakan 12 mesh dan tertahan 16 mesh, PF I
Pekoe Fanning I yaitu partikelnya berbentuk butiran agak bulat sampai bulat padat, sedikit tidak beraturan dan ukuranya tidak terlalu kecil dan bila lebih dari 75 cuplikan lolos ayakan 16 mesh
dan tertahan 24 mesh, Fann Fanning yaitu partikelnya berbentuk butiran agak bulat sampai bulat dan banyak mengandung tulang dan serat seta lolos ayakan mesh nomor 24 dan tertahan ayakan
mesh nomor 30 , PD Peko Dust yaitu partikelnya berbentuk agak bulat sampai bulat padat, bila lebih dari 75 cuplikan lolos ayakan 24 mesh dan tertahan 30 mesh, dan D I Dust I yaitu bila
lebih dari 75 cuplikan lolos ayakan 30 mesh dan tertahan 50 mesh. Untuk jenis teh yang tergolong Mutu II adalah DII Dust II yaitu partikel berbentuk seperti D I dan mengandung
hancuran tangkai, serat, dan butiran yang lebih kecil. Rincian peniliaan kenampakan teh hitam CTC terhadap unsur penilaiaan berdasarkan SNI dapat dilihat pada Tabel 4 dan spesifikasi
persyaratan mutu teh hitam dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 4. Rincian peniliaan kenampakan teh hitam CTC terhadap unsur penilaiaan
warna, bentuk, bau, tekstur, keragaman ukuran dan benda asing
Kondisi Teh Nilai
Warna kehitaman, bentuk bulat butiran tidak berserat, bau normal, tekstur tidak
rapuh, seragam, tidak ada benda asing. A = Sangat baik
Warna kehitamankemerahan, bentuk bulat butiran tidak berserat, bau normal, tekstur
tidak rapuh, seragam, tidak ada bneda asing. B = Baik
Warnakemerahan, bentuk bulat butiran agak berserat, bau normal, tekstur tidak
rapuh, seragam, tidak ada benda asing. C= Sedang
Warna keabu-abuan, bentuk bulat butiran, berserat, bau apek, tekstur rapuh, kurang
seragam, rata dan ada bneda asing sedikit. D = Kurang baik
Warna keabu-abuan, bentuk bulat butiran, berserta banyak, bau apek, tekstur rapuh,
tidak seragam, tidak rata dan ada benda asing banyak
E = Tidak baik
Sumber : SNI 01-1902-1995
4.6 PERENCANAAN BAHAN BAKU
Bagian pengadaan di PTP Nusantara VIII Kebun Cianten merupakan salah satu bagian yang dibawahi oleh Bagian Tabin Tata Buku Induk. Kegiatan dari bagian ini yaitu mengadakan
atau menyediakan barangjasa yang diperlukan oleh PTP Nusantara VIII Kebun Cianten yang meliputi : pengadaan barang, jasa pemborongan, jasa konsultasi, atau jasa lainnya. Pengadaan
barang dan jasa merupakan kegiatan membelanjakan dana anggaran perusahaan yang tersedia dengan tujuan memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan dalam melaksanakan operasi
perusahaan. Bagian Pengadaan di PTP Nusantara VIII Kebun Cianten merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan pemasok. Hubungan langsung yang dimaksud yaitu petugas
pengadaan terjun langsung ke lapang untuk survei harga barang ataupun dalam melakukan pemesanan kepada supplier.
Pelaksanaan pengadaan barang, pemborongan jasa, dan jasa lainnya pada prinsipnya dilaksanakan oleh Kantor Direksi, kecuali untuk pengadaan barang, pemborongan jasa, atau jasa
45 lainnya yang berdasarkan pertimbangan praktis dan ekonomis dapat dilaksanakan oleh unit Bisnis
Wilayah dan KebunUnit Kerja di lingkungan PT Perkebunan Nusantara VIII. Proses pengadaan barang, jasa pemborongan, dan jasa lainnya dapat dilaksanakan dengan tiga cara, yaitu
penunjukkan langsung, pemilihan langsung, dan pelelangan. Namun, proses yang pada umumnya dilakukan oleh bagian pengadaan PTP Nusantara VIII Kebun Cianten adalah melalui pemilihan
langsung. Pelaksanaan pengadaan barang, jasa pemborongan, dan jasa lainnya oleh Kantor Direksi,
Unit Bisnis Wilayah maupun KebunUnit Usaha didasarkan hal-hal sebagai berikut : a. Memperhatikan enam hal, yaitu kualitas, jumlah, harga, waktu, tempat, dan prosedur
b. Mendukung operasi perusahaan dengan pengadaan barangjasa secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi syarat
c. Mencegah kerugian yang timbul akibat adanya persediaan barang yang tidak dimanfaatkan d. Mengembangkan kebijakan dan tata cara pengadaan barangjasa yang menghasilkan
tercapainya hal-hal tersebut di atas, sehingga biaya operasi menjadi seefisien mungkin. e. Mencapai sasaran baik fisik, keuangan, maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas
perusahaan sesuai dengan prisip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barangjasa pemborongan dan jasa lainnya.
Perencanaan yang ada di PTP Nusatara VIII Kebun Cianten berdasarkan pada target yang telah disetujui oleh Kantor Direksi PTP Nusantara VIII. Kebun Cianten akan melakukan
pengajuan rencana target produksi yang akan disetujui oleh Direksi. Pelaksanaan kegiatan produksi mengacu pada target yang akan disesuaikan di lapangan. Dalam hal pemetikan,
perencanaan pemetikan lebih ditekankan pada keadaan kesiapan tanaman untuk dipetik. Siklus gilir petik dijaga pada 10 hari, tergantung kesiapan dari kebun tanaman tersebut. Untuk itu Kepala
Tanaman yang memegang peran penting dalam menentukan kebun mana yang harus dipetik. Ketidakpastian menjadikan jadwal pemetikan selalu berubah, terutama karena faktor alam dan
penyakit tanaman. Maka dari itu terdapat gilir petik yang cukup bervariasi, mulai dari 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 hari. Hal tersebut yang membuat tenaga pemetik menjadi kendala di lapangan.
Pada bagian pengolahan, akan mengolah semua pucuk teh yang dibawa dari kebun. Sistem yang diterapkan adalah push, menjadikan jumlah pucuk teh yang masuk tidak menentu. Karena
sistem tersebut membuat pembagian jam kerja yang kurang teratur. Kayu bakar diperlukan pada pengolahan dalam tahap pengeringan pucuk setelah tahap fermentasi. Kayu bakar digunakan pada
alat fluid bed dryer yang digunakan sebagai penghasil panas pada proses pengeringan. Kebutuhan kayu bakar tergantung pada jumlah pucuk basah yang diolah, disamping itu jenis kayu yang
digunakan juga mempengaruhi jumlah kayu yang akan dipakai. Persedian kayu bakar disimpan pada gudang yang tersedia. Pemesanan kayu bakar tergantung pada ketersediaan dari penyalur,
daerah Cianten merupakan pegunungan sehingga masih tersedia banyak kayu bakar. Pada bagian pengemasan, diperlukan papersack yang digunakan untuk membungkus teh
kering yang sudah disimpan pada peti miring. Kapasitas papersack tergantung pada jenis teh keringnya karena setiap jenis memiliki massa jenis yang berbeda. Rata-rata kapasitas papersack
adalah 50 kg. Ketersedian papersack disimpan pada gudang, bahan penunjang ini disediakan oleh pemasok yang memasok secara tetap.
46
V. PEMODELAN SISTEM
5.1. KONFIGURASI SISTEM