PENELITIAN TERDAHULU Model perencanaan bahan baku industri teh: studi kasus di PTPN VIII Kebun Cianten, Jawa Barat

32 Model persedian Kuantitas Pesanan Ekonomis Economic Order Quantity merupakan satu model klasik akan tetapi banyak dikenal dalam teknik pengendalian logistik. Titik pesan kembali banyak digunakan karena mudah penggunaannya. Menurut Rangkuti 2002, EOQ dihitung dengan menganalisa total biaya. Total biaya TC pada suatu periode yang merupakan jumlah dari biaya pemesanan Cs ditambah dengan biaya penyimpanan selama periode tertentu. Dengan demikian berdasarkan model yang terilustrasi pada Gambar 3, maka: Q2 x Cc = Biaya penyimpanan per periode DQ x Cs = Biaya pemesanan per periode Gambar 3. Grafik Persediaan dalam Model EOQ Machfud 1999 Dengan demikian total biaya per periode TC pada persamaan 14. TC = Q2 x Cc + DQ x Cs 14 Dengan demikian untuk mendapatkan EOQ menurut persamaan 15. EOQ = √ 2D x Cs Cc 15 EOQ : jumlah pemesenan optimal D : jumlah permintaan dalam satu periode Cs : biaya pemesanan Cc : biaya penyimpanan Q : jumlah pemesanan

2.9 PENELITIAN TERDAHULU

Maghfiroh 2005 melakukan penelitian mengenai model penjadwalan pemetikan pucuk teh. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan sistem. Hasil dari penelitian tersebut berupa aplikasi menentukan jadwal pemetikan beserta jumlah teh yang harus dipetik dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Faktor yang mempengaruhi model ini hanya faktor iklim, khususnya untuk mengestimasi produksi. Model estimasi faktor iklim digunakan untuk melakukan prakiraan kondisi faktor iklim dimasa yang akan datang dengan metode ARIMA. Model penjadwalan pemetikan belum bisa diterapkan langsung karena membutuhkan modifikasi. Sulistiyanto 2005 melakukan penelitian mengenai model penjadwalan pemetikan dan pengangkutan teh. Model ini digunakan untuk Perkebunan Tambi Unit Perkebunan Tanjungsari. Sistem dikembangkan dalam satu paket program komputer. Penjadwalan pemetikan disusun berdasarkan gilir petik yang ditetapkan perusahaan dengan memperhatikan jumlah blok dan total luas kebun, sedangkan pengangkutan pucuk ditentukan berdasarkan jumlah kegiatan pengangkutan yang harus dilakukan. Penjadwalan pengangkutan disusun berdasarkan teknik pengurutan. Feriyanto 1992, melakuakan penelitian mengenai model estimasi produksi, kebutuhan tenaga kerja pemetik dan penjadwalan pengangkutan pucuk teh. Penelitian ini dilakukan dengan Tingkat persediaan Waktu Jumlah persedian Unit Q Q2 33 pendekatan berencana. Kelemahan penelitian ini terletak pada penentuan lokasi pemetikan yang berpengaruh terhadap penentuan luas petikan. Restiati 2006 menyusun model penjadwalan pemetikan pucuk teh yang merupakan studi kasus di perkebunan Gunung Mas PTPN VIII Jawa Barat. Metode yang dipergunakan untuk menyusun model penjadwalan tersebut ialah formulasi program linier non-fuzzy dan program linier fuzzy dengan fungsi tujuan memaksimumkan produksi pucuk basah dan dua buah fungsi kendala yaitu kendala luas lahan dan kendala tenaga pemetik yang tersedia. Program linier non- fuzzy dan program linier fuzzy tersebut memberikan solusi berupa luas areal petik yang menghasilkan nilai maksimum. Yusuf 2009 melakukan penelitian dengan faktor-faktor yang berkaitan dengan penjadwalan dan meningkatkan handling pucuk dari mulai pemetikan, penyimpanan pucuk teh di kebun dan pengangkutan hingga penerimaan di pabrik sehingga dapat mengoptimumkan penggunaan sumber daya dan tujuan produksi dapat tercapai. Penentuan kebutuhan tenaga kerja pemetik ditujukan agar jadwal pemetikan terlaksana dengan baik di kebun. berimbang. Hasil simulasi model penjadwalan pemetikan pengangkutan memperinci pembagian tugas bagi truk pengangkut pucuk teh. Penelitian yang dilakukan oleh penulis yakni menentukan faktor produktivitas yang dapat diukur seperti faktor iklim dan tanaman. Faktor iklim yang dimaksud adalah curah hujan dan hari hujan dan faktor tanaman yang dimaksud yaitu umur pangkas tanaman dan gilir petik. Prakiraan produktivitas ditetapkan dari faktor tersebut seperti yang dilakukan Yusuf 2009 dan Maghfiroh 2005. Optimasi Pemilihan penjadwalan menggunakan program linier seperti yang dilakukan Restiati 2006. Integrasi yang dilakukan terhadap pemenuhan bahan penunjang produksi, papersack dan kayu bakar. Kebutuhan pemetik juga dilakukan berdasarkan hasil optimasi penjadwalan. 34 III. METODOLOGI

3.1 KERANGKA PENELITIAN