KERANGKA PENELITIAN Model perencanaan bahan baku industri teh: studi kasus di PTPN VIII Kebun Cianten, Jawa Barat

34 III. METODOLOGI

3.1 KERANGKA PENELITIAN

Bahan baku merupakan salah satu faktor penting dalam keberlangsungan suatu industri. Bahan baku yang baik menjadi salah satu penentu mutu produk yang dihasilkan. Pada industri teh, bahan baku yang diperlukan dalam keberlangsungan proses produksi adalah pucuk daun teh serta bahan penunjang lainnya seperti air, listrik, kemasan, dan lain sebagainya. Mutu produk teh olahan sangat dipengaruhi oleh mutu pucuk teh itu sendiri. Penyusunan perencanaan bahan baku teh harus memperhatikan umur tanaman, jadwal pemangkasan, jadwal pemetikan, dan luas kebun yang harus dipetik. Semua kegiatan tersebut harus terlaksana dengan baik dan sesuai dengan jadwal agar tidak mengalami keterlambatan. Model perencanaan bahan baku teh dimulai dengan mengidentifikasi data tanaman, seperti umur tanaman, luas lahan, siklus pemangkasan, jenis pangkasan, klon tanaman, kegiatan perawatan, siklus pemetikan, cara petikan dan jenis petikan. Setelah itu jadwal harus memperhatikan perencanaan produksi dan kapasitas maksimum pemetikan. Estimasi produksi pucuk teh berkaitan erat dengan laju pertumbuhan daun teh. Laju tersebut ditentukan oleh faktor iklim, faktor iklim yang mempengaruhi diantaranya curah hujan dan intensitas penyinaran matahari. Iklim dapat diperkirakan karena merupakan data yang bersifat deret waktu. Prakiraan faktor iklim tersebut menggunakan metode analisis deret waktu time series ARIMA. Estimasi produksi teh digunakan untuk penjadwalan pemetikan yang disesuaikan dengan perencanaan produksi atau kapasitas optimum pemetikan. Begitu juga dengan kegiatan kebun yang lain, seperti pemangkasan dan pemeliharaan. Dengan menentukan jadwal tersebut maka dapat menentukan kebutuhan pekerja dikebun serta alat-alat pendukung, seperti mobil pengangkut. Optimasi penjadwalan menggunakan dengan teknik pemograman linier. Prakiraan kebutuhan pekerja dan bahan penunjang dapat memperkirakan kebutuhan biaya pada suatu jadwal kegiatan. Model perencanaan bahan baku teh dilakukan dengan pendekatan sistem yang diawali dengan mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menghasilkan suatu sistem operasi yang efektif dan efisien. Sebagai awalan, dilakukan pendekatan sistem untuk mengetahui berbagai faktor yang berpengaruh terhadap produksi pucuk teh basah di kebun. Namun, pada Kebun Cianten penjadwalan petikan yang dilaksanakan tidak ditentukan pada saat pembuatan perencanaan per tahun. Penentuan pemetikan ditentukan oleh Kepala Tanaman, biasanya dilakukan turun lapangan pada kebun yang akan dipetik lalu diprakirakan kapan waktu pemetikan tersebut. Umumnya gilir petik yang berlaku adalah sepuluh hari, akan tetapi tergantung pada kondisi tanaman tersebut. Sehingga sulit ditentukan berapa kebutuhan tenaga pemetik untuk pemetikan tersebut. Selain itu, penentuan estimasi pucuk yang dihasilkan tidak berdasarkan pada kondisi tanaman saat itu, hanya berdasarkan data masa lampau. Seharusnya estimasi pucuk basah ditentukan berdasarkan faktor tanaman, seperti umur pangkas, gilir petik, umur tanaman, kondisi pemupukan, dan faktor eksternal, seperti curah hujan, hari hujan, intensitas matahari, dan lama penyinaran. Pengadaan bahan penunjnag yang sudah ada, berdasarkan estimasi pucuk basah yang akan dihasilkan dari kebun. Hal tersebut sudah sesuai dengan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Penentuan jumlah barang hanya berdasarkan keinginan pemasok akan tetapi sesuai dengan kebutuhan pabrik. Pemesanan kayu bakar dilakukan pada bulan tersebut dan akan digunakan tiga 35 bulan kemudian. Sedangkan pada penggunaan papersack, pengadaan hanya dilakukan dua kali dalam satu tahun dan sudah ditentukan oleh Direksi PTPN VIII. Data awal yang digunakan mengenai kebun yakni luas lahan, umur pangkas, hasil petikan, dan produktivitas kebun serta data iklim pada masa lampau yang akan digunakan sebagai prakiraan ke depan. Data iklim berupa data curah hujan dan hari hujan pada setiap bulan. Pembuatan formulasi penyelesaian optimasi dengan tujuan mengoptimalkan hasil pucuk basah dengan kendala luas lahan tersedia. Hasil optimasi digunakan sebagai dasar penentuan pemilihan jenis petikan, sehingga bisa digunakan sebagai penentuan kebutuhan tenaga kerja dan bahan penunjang seperti papersack dan kayu bakar. Estimasi kebutuhan bahan penunjang menggunakan model economic order quatity. Setelah itu dilakukan verifikasi dan validasi terhadap model yang telah dibuat. Diagram alir kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. Mulai Data Tanaman Data Faktor Iklim Estimasi Faktor Iklim Estimasi Produksi Hasil Estimasi Data Jadwal Pemetikan Jumlah Kebutuhan Pekerja Penentuan Jadwal Pemetikan Selesai Penentuan Estimasi Bahan Penunjang Estimasi Bahan Penunjang Verifikasi dan Validasi Penentuan Kebutuhan Pekerja ARIMA Regresi Linier Model EOQ Program Linier Gambar 4. Diagram Alir Kerangka Penelitian 36

3.2 PENDEKATAN SISTEM