67
VII. SIMPULAN DAN SARAN
7.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis sistem estimasi faktor iklim, prakiraan produktivitas kebun, optimasi penjadwalan petikan, dan perencanaan tenaga pemetik dan kebutuhan bahan penunjang
produksi di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Cianten. Model perencanaan pemetikan yang dihasilkan dari program ini yakni untuk memaksimalkan hasil pucuk teh yang dipetik dari kebun.
Model optimasi yang dibuat sudah dapat mewakili permasalahan yang ada dengan membuat persamaan dengan penyelesaian program linier. Dalam pembuatan model perlu data dan nilai yang
sangat relevan dengan kondisi riil agar hasil optimasi penjadwalan dapat digunakan oleh kebun. Model kebutuhan tenaga kerja yang telah dibuat sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku diperusahaan. Akan tetapi hasil kebutuhan tenaga kerja tidak sesuai dengan dengan kondisi yang ada. Penyesuaian dapat dilakukan pada wajib petik atau hanca petik setiap pemetik.
Hasil penjadwalan belum dapat digunakan dalam penentuan pemetik. Penentuan kebutuhan penunjang dengan menggunakan EOQ-dasar dapat digunkan sebagai
acuan dalam pengadaan kayu bakar dan papersack. Model tersebut sudah sesuai dengan keadaan perusahaan. Perlu penyesuaan biaya pemesanan dan peyimpanan yang lebih relevan sehingga
dapat dihitung nilai ekonomisnya. Selain itu, kesimpulan lain dari penelitian ini adalah: 1. Perancangan penjadwalan pemetikan dan bahan baku di industri teh Kebun Cianten memiliki
peran yang penting dalam usaha pencapaian daya saing yang dilakukan dengan peningkatan mutu pucuk teh sehingga mutu bubuk teh yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan
memberikan kuantitas volume produksi yang optimal dengan biaya yang rendah dalam pencapaian keunggulan bersaing
2. Model yang estimasi produktivitas dibentuk oleh berbagai faktor antara lain sebagai berikut: faktor iklim seperti curah hujan dan hari hujan, umur pangkas, dan gilir petik
3. Estimasi produktivitas kebun teh sangat dipengaruhi faktor iklim dan perlakukan petik. Persamaan regresi yang menggambarkan hubungan tersebut adalah Y = - 756 - 4,40 X1 - 2,67
X2 + 1,31 X3 + 34,0 X4, dimana variabel respon y adalah produktifitas pucuk basah dan yang menjadi variabel prediktor adalah umur pangkas X1, gilir petik X2, curah hujan X3,
dan hari hujan X4. 4. Prakiraan iklim dilakukan dengan metode ARIMA, menghasilkan nilai ARIMA 2,0,2 untuk
prakiraan curah hujan dan ARIMA 1,0,3 untuk prakiraan hari hujan. 5. Jadwal pemetikan optimum yang diperoleh melalui optimasi program linier ialah jadwal harian
berupa luas areal tanaman teh yang dipetik pada bulan tertentu dengan gilir petik dan umur pangkas tertentu pada setiap afdeling. Pemetikan yang dilakukan berdasarkan jadwal tersebut
dapat menghasilkan pucuk teh dalam jumlah yang maksimum. 6. Berdasakan hasil optimasi tersebut jumlah estimasi pucuk basah yang dihasilkan pada tahun
2010 adalah 3.457.942,5 kg pucuk basah, hasil tersebut masih dibawah hasil produksi tahun sebelumnya.
7. Berdasarkan perhitungan untuk persediaan kayu bakar, pemesanan terhadap kayu bakar yakni 1019 m
3
, dengan frekuensi pembelian sebanyak 34 kali dalam setahun dalam daur pesan 10 hari. Untuk pemesanan papersack, pemesanan ekonomis yakni sebanyak 9498 buah kantong,
dengan pemesanan dilakukan sebanyak 2 kali dan daur pemesanan 183 hari.
68
7.2. SARAN