63 Gambar 19. Tampilan SCHATZIE 1.0 untuk Model Persedian Bahan Penunjang Produksi
Tabel 7. Data untuk Model Persedian Bahan Baku
No. Bulan
Optimasi Produksi
Kayu Bakar Papersack
Koef Estimasi
BK Berat Kering
Koef Estimasi
1 Januari
287.573,6 100
2.876 4,6
62.516 50
1.042
2
Februari 244.588,4
100 2.446
4,6 53.171
50 886
3 Maret
245.569,1 100
2.456 4,6
53.385 50
890
4
April 333.045,9
100 3.330
4,6 72.401
50 1.207
5 Mei
341.474,6 100
3.415 4,6
74.234 50
1.237
6
Juni 269.824,5
100 2.698
4,6 58.658
50 978
7 Juli
226.283,1 100
2.263 4,6
49.192 50
820
8
Agustus 269.824,5
100 2.698
4,6 58.6568
50 978
9 September 288.816,6
100 2.888
4,6 62.786
50 1.046
10
Oktober 343.107,4
100 3.431
4,6 74.589
50 1.243
11 November 331.602,0
100 3.316
4,6 72.087
50 1.201
12
Desember 276.232,8
100 2.762
4,6 60.051
50 1.001
Jumlah 3.457.942,5
34.579 751.726
12.529
6.3. VALIDASI MODEL
Validasi berfungsi sebagai pembuktian bahwa aplikasi dari model terkomputerisasi, dalam penelitian ini adalah model paket program SCHATZIE 1.0, telah dapat merepresentasikan kondisi
sebenarnya dari model perencanaan yang ada di PTP Nusantara VIII Kebun Cianten. Pada tahapan validasi ini diharapkan tahapan operasional dari model program SCHATZIE 1.0 dapat
menghasilkan keluaran yang konsisten dan memuaskan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari perancangan model tersebut.
Teknik validasi yang digunakan terhadap model program SCHATZIE 1.0 adalah teknik face validity. Menurut Sargent 2007, face validity merupakan teknik validasi yang dilakukan
dengan menanyakan kepada pakar orang yang berkompeten mengenai ketepatan model dan perilaku model yang dirancang. Pakar yang melakukan validasi akan mengecek ketepatan konsep
64 logika dari model yang dirancang serta hubungan yang tepat dan rasional antara input dan output
yang digunakan pada model. Pakar menilai bahwa model yang dikembangkan cukup dapat merepresentasikan faktor-
faktor serta tahapan-tahapan yang dipertimbangkan dalam proses estimasi faktor iklim meskipun akurasi dari peramalan perlu ditingkatkan. Selain itu, model penentuan produktivitas kebun perlu
disesuaikan dengan faktor-faktor lainnya seperti pemberian pupuk, penyakit, intensitas matahari sehingga dapat merepresentasikan nilai produktivitas dari kebun tersebut. Penentuan optimasi
penjadwalan petikan masih terlalu jauh dengan kondisi yang ada di lapangan, penyelesaian optimasi masih terlalu sederhana. Pembuatan model kebutuhan tenaga pemetik belum dapat
menentukan kebutuhan tenaga kerja, hasil perhitungan dari model masi terlalu jauh dari ketersedianya tenaga pemetik yang ada di kebun. Model kebutuhan tenaga penunjang sudah dapat
dijadikan sebagai acuan dalam ketersediaan bahan.
6.4. HASIL MODEL PERENCANAAN BAHAN BAKU
Perencanaan yang dibuat dengan menggunakan paket program SCHATZIE 1.0 menghasilkan penjadwalan petikan selama setahun, yakni tahun 2010. Perencanaan tersebut
berdasarkan faktor iklim dan produktivitas tanaman. Selain itu, yang dihasilkan adalah perencanaan bahan penunjang produksi, kayu bakar dan papersack. Model optimasi program linier
menghasilkan jadwal pemetikan optimum untuk semua kebun pada tahun 2010. Jadwal yang diperoleh berupa luas areal petik yang menghasilkan produksi pucuk basah maksimum.
Hasil dari optimasi penjadwalan yang telah dilakukan adalah penjadwalan semua kebun menjadi pada gilir petik 10 hari, dengan menggunakan semua luas kebun yang tersedia. Misalnya
pada kebun Cianten 1 blok A nomor 1, pada kebun tersebut menggunakan gilir petik 10 hari selama bulan Januari sampai Desember dengan luas lahan pemetikan 11,88 ha, luas tersebut
merupakan luas areal yang tersedia di kebun Cianten 1 blok A nomor 1. Estimasi pemetikan basah dari pembuatan jadwal optimal sesuai dengan Tabel 6, dengan hasil estimasi pucuk teh selama
setahun pada 2010 adalah 3.457.942,5 kg pucuk basah. Hasil perencanaan penjadwalan petikan dapat dilihat pada Tabel 8. Dengan melakukan pemetikan sesuai dengan optimasi pemetikan maka
pucuk yang dihasilkan sesuai dengan yang terdapat pada Tabel 6. Hasil perencanaan untuk kayu bakar dan papersack, berdasarkan perhitungan untuk
persediaan kayu bakar, pemesanan terhadap kayu bakar yakni 1019 m
3
, dengan frekuensi pembelian sebanyak 34 kali dalam setahun dalam daur pesan 10 hari. Untuk pemesanan
papersack, pemesanan ekonomis yakni sebanyak 9498 buah kantong, dengan pemesanan dilakukan sebanyak 2 kali dan daur pemesanan 183 hari.
65 Tabel 8. Areal Petik Hasil Optimasi Penjadwalan
Kebun Luas
Pemetik Bulan
Gilir Petik Kebun
Luas Pemetik
Bulan Gilir Petik
CIN1.A.01 11,88
297 Jan - Des
10 CIN2.C.01
13 325
Jan - Des 10
CIN1.A.02 9,1
228 Jan - Des
10
CIN2.C.02
18 450
Jan - Des 10
CIN1.A.03 12,2
305 Jan - Des
10 CIN2.C.03
13,52 338
Jan - Des 10
CIN1.A.04
10 250
Jan – Des 10
CIN2.C.04 13,98
350 Jan - Des
10
CIN1.A.05 11,92
298 Jan – Des
10 CIN2.C.05
12,48 312
Jan - Des 10
CIN1.A.06 10,96
274 Jan – Des
10
CIN2.C.06 11,58
290 Jan - Des
10
CIN1.A.07 13,22
331 Jan – Des
10 CIN2.C.07
13 325
Jan - Des 10
CIN1.A.08 15,45
386 Jan – Des
10
CIN2.C.08 14,18
355 Jan - Des
10
CIN1.A.09 13,32
333 Jan – Des
10 CIN2.C.09
10 250
Jan - Des 10
CIN1.A.10 10,46
262 Jan – Des
10
CIN2.C.10 12,02
301 Jan - Des
10
CIN1.A.11 15,71
393 Jan – Des
10 CIN2.C.11
20,68 517
Jan - Des 10
CIN1.A.12 8,83
221 Jan – Des
10
CIN2.C.12
12 300
Jan - Des 10
CIN1.A.13 9,68
242 Jan – Des
10 CIN2.C.13
12,22 306
Jan - Des 10
CIN1.A.14 11,06
277 Jan – Des
10
CIN2.C.14 12,41
310 Jan - Des
10
CIN1.A.15 10,36
259 Jan – Des
10 CIN2.D.01
12,75 319
Jan - Des 10
CIN1.A.16
10 250
Jan – Des 10
CIN2.D.02 13,43
336 Jan - Des
10
CIN1.B.01 10,04
251 Jan – Des
10 CIN2.D.03
12,06 302
Jan - Des 10
CIN1.B.02 11,86
297 Jan – Des
10
CIN2.D.04
11 275
Jan - Des 10
CIN1.B.03 10,08
252 Jan – Des
10 CIN2.D.05
12,33 308
Jan - Des 10
CIN1.B.04 13,11
328 Jan – Des
10
CIN2.D.06 11,63
291 Jan - Des
10
CIN1.B.05 13,39
335 Jan – Des
10 CIN2.D.07
10,92 273
Jan - Des 10
CIN1.B.06 11,37
284 Jan – Des
10
CIN2.D.08 9,45
236 Jan - Des
10
CIN1.B.07 14,1
353 Jan – Des
10 CIN2.D.09
10,4 260
Jan - Des 10
CIN1.B.08 14,92
373 Jan – Des
10
CIN2.D.10 8,83
221 Jan - Des
10
CIN1.B.09 13,03
326 Jan – Des
10 CIN2.D.11
10,2 255
Jan - Des 10
CIN1.B.10
13 325
Jan – Des 10
CIN2.D.12 13,55
339 Jan - Des
10
CIN1.B.11 13,09
327 Jan – Des
10 CIN2.D.13
10,51 263
Jan - Des 10
CIN1.B.12 12,3
308 Jan – Des
10
CIN2.D.14 11,49
287 Jan - Des
10
CIN1.B.13 13,5
338 Jan – Des
10 CIN2.D.15
9,63 241
Jan - Des 10
CIN1.B.14 10,35
259 Jan – Des
10
CIN2.D.16 10,92
273 Jan - Des
10
CIN2.D.17 14,39
360 Jan - Des
10
6.5. IMPLIKSASI MANAJERIAL