101
Kemudian mengenai adakah masyarakat yang mengeluh terkait program raskin dan bagaimana alternative tindakan kelurahan, mereka menjawab bahwa
keluhan masyarakat hampir sama baik itu di kelurahan sidorejo hilir maupun indrakasih. Berdasarkan hasil wawancara penelitian, kebanyakan dari mereka
protes karena keterlambatan raskin yang turun ke titik distribusi karena takut tidak bisa menebus raskin apabila datang secara dadakan dalam jumlah banyak dan
kuota raskin yang dibagikan masih belum mampu mencukupi kebutuhan pangan mereka sementara kebutuhan sudah semakin kompleks sedangkan ekonomi
mereka tidak memadai.Maka alternative yang diberikan kelurahan memberikan tenggang waktu penebusan raskin lebih lama agar masyarakat dapat
mengusahakan uangnya.Tidak hanya itu, pihak kelurahan juga memberitahukan masyarakat penerima agar melakukan patungan kepada tetangga terdekat agar
segera bisa menebus raskin.Untuk masalah kuota raskin, pihak Kelurahan tidak bisa berbuat apa-apa karena kuota raskin memang sudah ditetapkan dari
pusat.Aparatur kelurahan hanya bisa menghimbau agar masyarakat jangan terlalu tergantung dengan raskin karena mereka sendiri juga tidak tahu kapan saatnya
raskin turun.Kadang mau 2 atau 3 bulan sekali.
IV.2.4. Responsivitas
Adapun yang menjadi tolok ukur keempat dalam mengevaluasi sebuah program ialah dengan melihat Responsivitas, yaitu apakah hasil kebijakan mampu
memuat preferensinilai kelompok sasaran dan dapat memuaskan mereka. Berdasarkan hasil wawancara mengenai Bagaimana pendataan yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
102
BPS terkait penerima manfaat raskin di kecamatan medan tembung, kabag kesos kecamatan mengatakan bahwa pihak BPS tidak pernah melakukan koordinasi
dengan pihak kecamatan apabila mereka ingin melakukan survey ke lapangan. BPS selalu melakukan pendataan secara mendadak dan tidak melakukan
komunikasi jika ingin melakukan survey. Akibatnya, masyarakat yang tidak tahu bahwa tim BPS turun ke lapangan dan melakukan wawancara kepada masyarakat
sering datang dan bertanya mengapa nama mereka tidak terdaftar sebagai penerima padahal mereka sudah diwawancarai. Karena itu, pihak kecamatan
hanya mengatakan bahwa yang membuat keputusan ialah BPS dan mereka tidak mengetahui apa indicator yang oleh BPS layak dikatakan sebagai orang kurang
mampu. Berdasarkan hasil wawancara dengan kasi pembangunan kelurahan sidorejo hilir dan indrakasih, jawaban yang didapat hampir serupa bahwa Pihak
kelurahan memang sudah memberikan data siapa-siapa saja masyarakat yang memang layak sebagai penerima manfaat.Data tersebut kemudian diberikan
kepada BPS untuk dikonfirmasi ulang.Namun, pendataan yang dilakukan BPS sering dilakukan secara tiba-tiba, dan tidak ada komunikasi kepada pihak
kelurahan sehingga ketika melakukan survey, banyak masyarakat yang tidak tahu atau sedang tidak berada di rumah.Akibatnya banyak masyarakat tidak terdaftar
lagi sebagai penerima manfaat padahal jika dilihat masyarakat tersebut memang layak untuk mendapat manfaat. Jika saja ada komunikasi, pihak kelurahan akan
menginformasikan kepada tiap kepala lingkungan terkait survey yang akan dilakukan BPS tersebut.
Kemudian mengenai bagaimana respon masyarakat terkait program raskin mengingat program ini merupakan program tahunan pemerintah, kasi
Universitas Sumatera Utara
103
pembangunan kelurahan sidorejo hilir dan indrakasih mengatakan hal yang sama bahwa Program raskin sesungguhnya mendapatkan respon yang positif dari
masyarakat karena memang program ini bersifat bantuan pemerintah terhadap kaum miskin, namun kembali terkait data penerima tadi, jumlah masyarakat
miskin tidak sedikit, sementara kuota penerima jumlahnya sangat terbatas, akibatnya sering menimbulkan kecemburuan social antar satu dengan yang lain.
Tetapi jika dilihat dari manfaatnya, masyarakat berharap agar program raskin dapat terus berjalan mengingat semakin tingginya harga bahan pangan pokok
beras di pasaran.Setidaknya ada pengurangan beban ke dapur untuk beberapa saat.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai adakah penyaluran raskin di kelurahan yang dilakukan berbeda unik dari kelurahan lainnya yang mampu
meningkatkan efektivitas program raskin, kasi pembangunan indrakasih selaku penanggung jawab program mengatakan tidak ada karena semua kegiatan
penyaluran dilakukan sesuai prosedur dan pihak kelurahan tidak mau ambil resiko diprotes oleh warga maupun kecamatan karena ada laporan pertanggungjawaban
yang harus diserahkan tiap tahun. Sedangkan untuk kelurahan sidorejo hilir, kasi pembangunan, bapak Supiyanto mengatakan ada, yaitu dengan cara ketika ada
masyarakat yang tidak menebus raskin sampai pada batas waktu yang ditentukan maka kelurahan akan menjualnya kepada masyarakat miskin lain yang tidak
terdaftar dengan harga yang sama pula karena tiap bulan ada saja masyarakat yang datang bertanya ke kantor lurah apakah ada raskin yang tidak ditebus dan
biasanya pasti ada raskin yang sisa. Pihak kelurahan sengaja memberikan langsung kepada masyarakat yang datang ke kantor lurah dan tidak mewakili
Universitas Sumatera Utara
104
kepling untuk menghindari berbagai dugaan negative yang datang ke masyarakat. Kemudian, dalam hal transfer dana raskin ke rekening Bulog kita lakukan tepat
waktu dengan cara menduluankan dana raskin dengan dana sendiri, jadi kalaupun ada raskin yang belum ditebus warga, pembayaran ke rekening bulog tidak
terhambat.
IV.2.5. Ketepatan