92
raskin yang ada di Kecamatan Medan Tembung dengan Sampel Kelurahan Sidorejo Hilir dan Kelurahan Indrakasih yang dianggap dapat mewakili pendapat
masyarakat mengenai dampak program raskin.Informan-informan tersebut ialah Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial Kecamatan Medan Tembung, Kepala Seksi
Pembangunan Kelurahan Indrakasih dan Kepala Bagian Pembangunan Kelurahan Sidorejo Hilir. Setiap informan telah menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai
evaluasi kebijakan pemerintah terkait program raskin ini dimana jawaban dari informan akan diabstraksikan dan disimpulkan dengan indikator sebagai berikut
IV.2.1. Efektivitas
Efektivitas menjadi salah satu tolok ukur penilaian sebuah kebijakan guna melihat apakah hasil dari sebuah program sudah tercapai, belum tercapai atau
malah tidak membawa perubahan apa-apa.Berdasarkan hasil wawancara dari ketiga informan, masing-masing informan mengetahui tujuan dan target program
raskin ialah untuk membantu masyarakat miskin guna memenuhi kebutuhan pangan pokok serta mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin dalam hal
pembelian beras sehari-hari. Untuk membantu masyarakat sekaligus memaksimalkan program ini,
maka aparatur kelurahan melakukan sosialisasi komunikasi kepada masyarakat ketika raskin akan turun dan siap untuk dibagikan kepada masyarakat dengan cara
menginformasikan kepada tiap-tiap kepala lingkungan kepling mengenai waktu tibanya raskin dan kemudian meminta kepling untuk menginformasikan hal
tersebut kepada masyarakat miskin di lingkungannya. Masyarakat yang telah terdaftar sebagai penerima manfaat dan yang memiliki Kartu tebus raskin tiap
Universitas Sumatera Utara
93
bulannya akan datang ke kelurahan untuk menebus raskin. Berdasarkan wawancara dengan kasi pembangunan kelurahan sidorejo hilir, bapak Supiyanto
mengatakan bahwa sosialisasi juga dilakukan dengan cara menginformasikan kepada tiap-tiap kepala lingkungan kepling mengenai adanya program raskin
dan kemudian menugaskan kepling untuk mendata masyarakat miskin di lingkungannya. Jadi masyarakat memperoleh informasi yang cukup melalui
kepala lingkungan masing-masing dan tidak kerepotan mencari informasi ke kantor kelurahan.
Mengenai bentuk penyaluran raskin ke masyarakat, kabag kesos kecamatan medan tembung mengatakan bahwa penyaluran berjalan cukup baik.
Pertama-tama Tim Bulog datang ke kelurahan sebagai tempat Titik distribusi Raskin ke Masyarakat, lalu kemudian masyarakat datang ke Kelurahan dengan
membawa kartu tebus Raskin agar dapat membeli beras tersebut. Hal yang sama juga diutarakan oleh kasi pembangunan kelurahan yang mengatakan bahwa
bentuk penyaluran raskin dilakukan dengan langkah Tim Bulog menginformasikan ke kecamatan akan datangnya beras. Pihak kecamatan harus
memberikan data berapa banyak penenerima raskin di wilayahnya dan segera memberikan kartu tebus Raskin yang telah dikeluarkan oleh BPS kepada tiap-tiap
kelurahan. Kemudian selang beberapa waktu tim bulog datang ke kelurahan sebagai tempat Titik distribusi Raskin ke Masyarakat, lalu kemudian masyarakat
datang ke Kelurahan dengan membawa kartu tebus Raskin agar dapat membeli beras tersebut.
Dalam meningkatkan efektivitas program raskin, kecamatan Medan Tembung tidak kekurangan personil. Adapun pihak-pihak yang terlibat ialah
Universitas Sumatera Utara
94
camat sebagai penanggung jawab di kecamatan dan kepala bagian kesejahteraan social, sedangkan pelaksanaannya di kelurahan ialah lurah, kepala seksi
pembangunan, dan beberapa kepala lingkungan.Jadi ada pelayanan yang dekat untuk masyarakat.
Masalah koordinasi antar pihak yang terkait juga berjalan cukup baik dimana ada proses komunikasi top-down dan buttom-up antara pihak kecamatan-
kelurahan dan sebaliknya. Aparatur kelurahan sering melakukan koordinasi dan komunikasi dalam meminta informasi ke kantor camat perihal kapan saatnya
beras turun, karena kantor Bulog hanya menginformasikan datangnya beras ke kecamatan dan melakukan konfirmasi jumlah kartu tebus Raskin agar tidak
kurang dalam hal jumlah. Kemudian berbicara mengenai kualitas raskin standar bulog, pihak
kelurahan tidak bisa berbuat apa-apa jika ada keluhan masyarakat. Menurut ibu rosida kasipem Indrakasih menyatakan hal inilah yang merupakan salah satu
problem penting yang harusnya perlu mendapat perhatian pemerintah karena menurut keterangan banyak warga, raskin ini kurang bagus karena ketika beras
yang dimasak sudah dingin, maka teksturnya jadi keras dan sulit untuk dicerna, tidak hanya itu, beras juga cepat menghitam dan kurang bervitamin, maka sebagai
alternatifnya, masyarakat sering mencampur beras raskin dengan beras yang dibeli di warung yang harganya berkisar 9-10 ribu rupiah. Namun, hal ini tidak membuat
masyarakat enggan untuk menebus raskin karena bagi mereka raskin ini sangat membantu.
Universitas Sumatera Utara
95
Mengenai apakah adanya pungutan tambahan yang dilakukan pihak kelurahan di kecamatan medan tembung ini, memang ada perbedaan dari kedua
lokasi yang menjadi tempat penelitian peneliti. Pada kelurahan indrakasih yang menyatakan bahwa ada tambahan biaya yang dikenakan kepada masyarakat ketika
menebus raskin yakni sebesar Rp 2.000,00. Hal ini diperuntukkan bukan untuk kepentingan kelurahan, melainkan untuk biaya operasional seperti membayar
becak sewa, ketika raskin turun ke kelurahan. Hal ini dikarenakan karena letak kantor kelurahan yang agak masuk ke dalam gang, jadi truk Bulog tidak bisa
masuk. Kemudian untuk membayar upah masyarakat yang membantu membagikan raskin dan untuk biaya karung goni, apabila masyakarat lupa
membawa karung goni dan enggan untuk kembali ke rumah, maka pihak kelurahan menyediakan karung goni sebagai tempat beras. Sedangkan pada
kelurahan Sidorejo Hilir, berdasarkan wawancara dengan bapak supiyanto, beliau mengatakan sama sekali tidak ada pungutan tambahan. Harga raskin 15 kilo
sebesar Rp 24.000,00 itulah diterima dari masyarakat.Untuk masalah biaya operasional, kelurahan tidak ada memungut biaya karena aparatur kelurahan
menganggap pelaksanaan raskin sebagai kerja sosial sesuai dengan tugas mereka membantu masyarakat.
Dalam melaksanakan program raskin, terdapat sejumlah kendala yang ditemui yang berasal dari keluhan masyarakat dimana hal ini juga turut
mempengaruhi efektivitas program.Adapun beberapa kendalanya ialah pertama, raskin yang turun ke kelurahan sering mengalami keterlambatan. Untuk tahun
2014, raskin turun pada bulan ketiga, harga raskin per kilonya sebesar Rp 1600,00 dan tiap RTS harus menebus raskin 15 kilo per bulannya, sementara masyarakat
Universitas Sumatera Utara
96
tidak sanggup membeli apabila harus menebus 45 kilo sekaligus. Akibatnya banyak raskin kadang sampai lama ditebus karena tidak ada dana. Alternative dari
kelurahan ialah memberi waktu tenggang penebusan raskin, dan apabila sampai batas ditetapkan tidak juga ditebus, maka pihak kelurahan tidak bertanggung
jawab apabila beras akan menghitam. Hal ini harus dilakukan secara tegas karena pihak kelurahan juga tidak mau berlama-lama menahan raskin di kantor karena
akan sangat mengundang resiko. Mis: seringnya pihak wartawan datang untuk meliput pembagian raskin. Apabila masih belum ditebus warga maka media akan
mengira raskin tidak didistribusikan dengan baik. Kedua, data penerima tiap tahunnya berubah sehingga masyarakat sering protes apabila namanya tidak
terdaftar sebagai penerima manfaat, sementara yang melakukan survey data ke lapangan ialah pihak BPS dan kibatnya sering terjadi kecemburuan social.Sebagai
alternatifnya, pihak kelurahan menganjurkan masyarakat untuk membuat laporan langsung kepada BPS agar BPS segera menjelaskan pendataan yang mereka
lakukan.
IV.2.2. Kecukupan