19
Before-After Kelompok sasaran
Comarative After Only Tidak Ya Ada
Keadaan Sasaran dan Bukan Sasaran
Outcome Comparative Before-
After Ya Ya
Ada Efek Program
Terhadap Sasaran
1.5.2.4. Pendekatan Terhadap Evaluasi
Menurut Dunn 1994 dalam Subarsono 2005 ada tiga jenis pendekatan terhadap evaluasi, yakni:
1. Evaluasi Semu: adalah pendekatan evaluasi yang menggunakan metode
dekriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan, tanpa menanyakan manfaat atau nilai dari
hasil kebijakan tersebut pada individu, kelompok, atau masyarakat 2.
Evaluasi Formal: adalah pendekatan evaluasi yang menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid
mengenai hasil-hasil kebijakan berdasarkan sasaran program kebijakan yang telah ditetapkan secara formal oleh pemuat kebijakan
3. Evaluasi Proses Keputusan: adalah pendekatan evaluasi yang
menggunakan mentode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipercaya dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara
eksplisit diinginkan oleh berbagai stakeholders.
Universitas Sumatera Utara
20
1.5.2.5. Model Evaluasi yang digunakan peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan evaluasi dampak yang bersifat non-ekonomis dengan lebih khusus lagi menggunakan model Single program
after-only.dalam model Single Program after-only ini penelliti hanya tertuju pada kelompok sasaran dalam program tersebut tanpa melihat kelompok eksternal.Kita
tidak bisa menelliti denngan menggunakan model Single program after-only jika program tersebut belum diimplementasikan.Adapun penelitian dengan Single
program after-only ini hanya melihat keadaan masyarakat sasaran setelah dilaksanakannya program tersebut tanpa kelompok kontrol.
1.5.2.6. Indikator Evaluasi
Menurut Subarsono, untuk menilai suatu kebijakan perlu dikembangkan beberapa indikator, karena penggunaan indicator yang tunggal akan
membahayakan. Dalam arti hasil penelitiannya dapat bias dari yang sesungguhnya. Indicator atau criteria evaluasi yang dikembangkan oleh Dunn
mencakup lima indicator sebagai berikut: a.
efektivitas: apakah hasil yang diinginkan telah tercapai? b.
Kecukupan: seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat memecahkan masalah?
c. Pemerataan: apakah biaya dan manfaat didistribusikan merata kepada
kelompok yang berbeda? d.
Responsivitas: apakah hasil kebijakan memuat preferensinilai kelompok dan dapat memuaskan mereka?
e. Ketepatan; apakah hasil yang dicapai bermanfaat?
Universitas Sumatera Utara
21
1.5.3. Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan.Kebutuhan tidak terlepas dari kehidupan
sehari-hari.selama hidup manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan, seperti makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan
dipengaruhi oleh kebudayaan, lingkungan, waktu, dan agama.Semakin tinggi tingkat kebudayaan suatu masyarakat, semakin tinggi banyak pula macam
kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki
lima tingkat kebutuhan hidup yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya Robbins: 2008.
11
1. Kebutuhan Fisiologis
Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut disusun dari yang paling rendah :
Contohnya seperti : Sandang pakaian, pangan makanan, papan rumah, dan kebutuhan biologis bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contohnya seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
3. Kebutuhan Sosial
Contohnya seperti : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
11
Robbins, Stephen P.; Judge, Timothy A. 2008.Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Universitas Sumatera Utara
22
4. Kebutuhan Penghargaan
Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Ekstrinsik dan Instrinsik. Sub kategori ekstrinsik meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan
banyak lagi lainnya, sedangkan sub kategori instrinsik sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau
penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya. 5.
Kebutuhan Aktualisasi Diri Ketika semua kebutuhan di atas terpenuhi, maka dan hanya maka adalah
kebutuhan untuk aktualisasi diri. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai orang yang perlu untuk menjadi dan melakukan apa yang orang itu
inginkan. Dalam artian mereka berasumsi “dilahirkan untuk melakukan hal berguna apa” bagi diri sendiri dan bagi banyak orang
Dari kelima kebutuhan yang telah dipaparkan di atas, adapun yang menjadi fokus penelitian ialah terletak pada kebutuhan paling dasar yaitu
kebutuhan fisiologis ataupun sering disebut dengan kebutuhan primer dimana penelitian ini melihat bagaimana dampak kebijakan pemerintah dalam usaha
pemenuhan kebutuhan di bidang pangan yang direalisasikan pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan melalui program RASKIN beras untuk
masyarakat miskin.
1.5.4. Beras Untuk Keluarga Miskin RASKIN 1.5.4.1. Pengertian RASKIN
Program RASKIN Program Penyaluran Beras Untuk Keluarga Miskin adalah sebuah program dari pemerintah sebagai upaya untuk mengurangi beban
Universitas Sumatera Utara
23
pengeluaran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan memberikan perlindungan sosial beras
murah dengan jumlah maksimal 15 kgRumah Tangga Miskinbulan dengan masing-masing seharga Rp 1600,00 per kg netto di titik distribusi. Program ini
mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab dari distribusi beras dari gudang sampai ke titik distribusi di kelurahan dipegang oleh Perum Bulog Badan
Urusan Logistik. Menurut Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Program
Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat berupa bantuan beras
bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah rumah tangga miskin dan rentan miskin.
Istilah-istilah yang digunakan dalam petunjuk teknis antara lain adalah: 1.
Tim koordinasi program RASKIN tingkat provinsi adalah tim koordinasi yang ditetapkan berdasarkan keputusan Gubernur dan terdiri dari unsur
opemerintah daerah provinsi Biro Sarana Perekonomian, Biro Bina Produksi, Bapperda, BPS Badan Pusat Statistik, Perum Bulog,
Kepolisisan, Kejaksaan serta stakeholders yang terkait. 2.
Tim Koordinasi Divisi Regional Divre provinsi adalah satuan kerja Perum Bulog Divre provinsi yang dibentuk Kadivre yang bertugas dan
bertanggung jawab mengkoordinasi dalam pelaksanaan program RASKIN di Sub Divre
Universitas Sumatera Utara
24
3. Satuan kerja RASKIN adalah satuan kerja perum Bulog Sub Divre ytang
dibentuk kepala Sub Divre yang bertugas dan bertanggung jawab mengangkut beras dari gudang Perum Bulog sampai dengan titik distribusi
dan menyerahkan kepada pelakana distribusi 4.
Pelaksana Distribusi adalah kelompok kerja di titik distribusi yang dibentuk berdasarkan musyawarah desakelurahan yang ditetapkan dengan
keputusan Kepala DesaLurah, terdiri dari aparat desakelurahan, Lembaga Masyarakat, dan unsur-unsur masyarakat yang bertugas dan berwenang
mendistribusikan RASKIN kepada penerima manfaat RASKIN 5.
Titik Distribusi adalah tempat atau lokasi penyerahan beras oleh Satuan Kerja RASKIN Sub Divre kepada pelaksana distribusi di desakelurahan
yang dapat dijangkau penerima RASKIN atau lokasi lain yang ditetapkan atas dasar kesepakatan secara tertulis antara pemerintah daerah dan Sub
Divre 6.
Rumah Tangga Miskin RTM adalah penerima manfaat Program RASKIN di desakelurahan sesuai hasil pendataan BPS dengtan kategori
sangat miskin, miskin, dan sebagian hampir miskin 7.
Musyawarah desakelurahan adalah forum komunikasi di tingkat desakelurahan untuk menetapkan RTM yang berhak menerima RASKIN
8. Beras Standar Kualitas Bulog adalah beras kualitas medium, kondisi baik,
dan tidak berhama 9.
Unit Pengaduan Masyarakat UPM adalah lembaga yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur di provinsi dan keputusan BupatiWalikota di
KabupatenKota yang berfungsi menerima dan menindaklanjuti pengaduan
Universitas Sumatera Utara
25
masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung termasuk media cetak dan elektronik
1.5.4.2. Tujuan dan Sasaran Program RASKIN 1. Tujuan
Tujuan program RASKIN adalah untuk mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Miskin melalui pemenuhan sebagian kebutuhan pangan pokok
dalam bentuk beras.
2. Sasaran
Sasaran dari program RASKIN ini ialah Rumah tangga yang dapat menerima beras Raskin, atau juga disebut Rumah Tangga Sasaran Penerima
Manfaat RTS-PM Program Raskin yaitu rumah tangga yang terdapat dalam Daftar Nama dan Alamat RTS-PM Program Raskin.
1.5.4.3. Penentuan Pagu
Pagu raskin Nasional dialokasikan ke provinsi di seluruh Indonesia oleh Tim Koordinasi Raskin pusat berdasarkan data RTS dari BPS.Adapun Pagu
Nasional Program Raskin mengalami perubahan dari sekitar 17,5 juta RTS-PM di tahun 2012 menjadi sekitar 15,3 juta RTS-PM untuk tahun 2013. Dengan
Universitas Sumatera Utara
26
demikian, alokasi pagu tingkat provinsi, kabupatenkota, kecamatan, dan desakelurahan juga mengalami perubahan dari tahun sebelumnya.sedangkan pagu
Raskin provinsi dialokasikan ke KabupatenKota oleh Tim Koordinasi Raskin Provinsi. Untuk pagu kecamatan kelurahandesa ditetapkan oleh tim koordinasi
rakin kabupatenkota dengan keputusan bupatiwalikota. Penetapan pagu raskin kecamatan dan kelurahandesa didasarkan pada pagu raskin kabupatenkota dan
data rimah tangga sasaran kecamatan dan kelurahandesa dari BPS.
1.5.4.4. Pengelolaan dan Pengorganisasian